Kabupaten Agam, Sumatera Barat, mengalami galodo (banjir bandang) yang menghantam Nagari Salareh Aia Timur, Kecamatan Palembayan. Pada Kamis, 27 November 2025, sekitar pukul 11.00 WIB, banjir tersebut terjadi, menyebabkan longsor dan kerusakan parah di wilayah tersebut.
Saat itu, Andre Gusman, seorang pemuda dari Nagari Salareh Aia Timur, berbicara dengan Detikcom tentang pengaluhannya saat galodo menghantam. "Longsor itu sekitar jam 11.00, saya balik lagi keluar, kemudian saya lewat lagi ke dalam jam 14.00 masih aman. Saya balik lagi karena butuh tali untuk menggeser pohon yang tumbang," katanya.
Andre bersama Kapolsek Pelambayan bergerak cepat mengevakuasi warga ke tempat yang lebih aman. Saat itu, debit air sudah mencapai ketinggian puluhan meter dan menghanyutkan kayu gelondongan dan bebatuan. "Seperti ombak, bergulung seperti ombak di pantai. Jadi dia makin tinggi, makin tinggi bawa kayu gelondongan dan bebatuan," tuturnya.
Dalam beberapa jam berikutnya, debit air semakin meningkat dan menyebabkan jembatan yang menghubungkan Salareh Aia dan Salareh Aia Timur longsor. Andre memprediksi bahwa tebingan di bibir sungai setinggi 20 meter bakal longsor diterjang galodo. Ia bersama kapolsek melakukan pencarian para korban yang tersapu galodo.
Setelah beberapa jam, total berjumlah 7 orang yang meninggal dalam kecelakaan ini. Salah satunya adalah Aldi, ayah bayi Fathan, yang sempat diselamatkan tetapi meninggal dunia setelah mengeluhkan sakit di bagian dada.
Kapten Polisi Pelambayan Alwiz S menyatakan bahwa mereka terjebak dan harus menguburkan ketujuh jenazah pada Jumat siang.
Saat itu, Andre Gusman, seorang pemuda dari Nagari Salareh Aia Timur, berbicara dengan Detikcom tentang pengaluhannya saat galodo menghantam. "Longsor itu sekitar jam 11.00, saya balik lagi keluar, kemudian saya lewat lagi ke dalam jam 14.00 masih aman. Saya balik lagi karena butuh tali untuk menggeser pohon yang tumbang," katanya.
Andre bersama Kapolsek Pelambayan bergerak cepat mengevakuasi warga ke tempat yang lebih aman. Saat itu, debit air sudah mencapai ketinggian puluhan meter dan menghanyutkan kayu gelondongan dan bebatuan. "Seperti ombak, bergulung seperti ombak di pantai. Jadi dia makin tinggi, makin tinggi bawa kayu gelondongan dan bebatuan," tuturnya.
Dalam beberapa jam berikutnya, debit air semakin meningkat dan menyebabkan jembatan yang menghubungkan Salareh Aia dan Salareh Aia Timur longsor. Andre memprediksi bahwa tebingan di bibir sungai setinggi 20 meter bakal longsor diterjang galodo. Ia bersama kapolsek melakukan pencarian para korban yang tersapu galodo.
Setelah beberapa jam, total berjumlah 7 orang yang meninggal dalam kecelakaan ini. Salah satunya adalah Aldi, ayah bayi Fathan, yang sempat diselamatkan tetapi meninggal dunia setelah mengeluhkan sakit di bagian dada.
Kapten Polisi Pelambayan Alwiz S menyatakan bahwa mereka terjebak dan harus menguburkan ketujuh jenazah pada Jumat siang.