Kemlu Ungkap WNI Korban TPPO Online Scam Rata-rata Gen Z, Ada Lulusan S2

Korban Kasus TPPO Online Scam Banyaknya Gen Z di Indonesia, Juga Lulusan S2. Mereka Tawaran Gaji Besar untuk Pekerjaan Online Scam.

Jika Anda mempertimbangkan pekerjaan di luar negeri dengan iming-iming gaji tinggi, perlu ada kontrak kerja yang diteken sejak berada di Indonesia. Hal ini penting untuk menghindari kesalahpahaman atau masalah keimigrasian di negara tujuan.

Menurut Direktur Perlindungan WNI Kementerian Luar Negeri, Judha Nugraha, korban TPPO online scam adalah orang-orang yang berusia antara 18-35 tahun dan berpendidikan tinggi. Mereka sering kali ditawari pekerjaan sebagai customer service atau marketing dengan gaji USD 1.000 sampai 1.200.

Kasus-kasus ini sering kali dimulai dengan tawaran pekerjaan di luar negeri yang terkesan menjanjikan, sehingga korban jatuh dalam trap yang dilakukan oleh perusahaan online scam. Setelah mereka menerima kontrak kerja dan berangkat ke negara tujuan, perusahaan online scam akan meminta mereka untuk melakukan tugas-tugas lain yang tidak terkait dengan pekerjaan yang telah ditawarkan.

Direktur Perlindungan WNI Kementerian Luar Negeri, Judha Nugraha menyatakan, ada sekitar 10 ribu warga negara Indonesia yang terlibat dalam kasus online scam di 9 negara lain. Dari itu, sekitar 1.500 merupakan korban TPPO yang dipekerjakan untuk urusan online scam.

Jadi, jangan jatuh dalam trap yang dilakukan oleh perusahaan online scam dengan meminta Anda untuk bekerja sebagai customer service atau marketing tanpa ada kontrak kerja yang sah. Pastikan ada kontrak kerja yang diteken sejak berada di Indonesia dan pastikan proses imigrasi telah sesuai dengan prosedur yang benar.
 
Maksudnya sih, banyak korban kasus TPPO online scam gini di kalangan generasi Z dan lulusan S2... Mereka tergoda oleh janji gaji besar dan bekerja tanpa kontrak kerja yang sah... Makanya penting banget nanti ada kontrak yang diteken sejak kita di Indonesia, biar jadi jalan untuk menghindari kesalahpahaman atau masalah keimigrasian di luar negeri... Aku rasa makin serius lagi kasus ini, gak cuma korban yang terjebak, tapi juga perusahaan online scam yang bikin trap ini...
 
iya, saya pikir yang salah juga kalau harus menyatakan apa-apa, tapi aku rasa perusahaan online scam ini justru bisa dianggap sebagai peluang kerja yang bagus untuk mereka yang mau bekerja gajinya tinggi tanpa harus lulus S2. dan yang penting itu ada kontrak kerja yang sah, tapi siapa tahu kalau itu juga bisa menjadi cara bagi mereka yang suka bekerja online untuk mendapatkan penghasilan tambahan sambil tidak harus khawatir tentang imigrasi 😊
 
omong omongan yang banyak banget lagi tentang kasus online scam di Indonesia! 🙄 apa yang paling bikin korban jatuh dalam trap ini adalah tawaran gaji yang terkesan menjanjikan, padahal sebenarnya pekerjaan itu bukan apa-apa. lulusan S2 juga sering kali menjadi korban, kayaknya perlu lebih berhati-hati dalam memilih pekerjaan online. apa yang paling penting adalah ada kontrak kerja yang sah dan proses imigrasi yang sesuai dengan prosedur yang benar. kalau gak, bisa jadi kita akan jebakan di negara tujuan! 🚫
 
Saya tidak biasa memakai platform ini, tapi kalau harus bilang... jangan sampai kita semua jatuh dalam trap itu ya 😒. Saya pernah kenal siapa punya teman yang lulus S2 dan langsung bekerja online di luar negeri dengan gaji yang terkesan sangat menjanjikan. Tapi kemudian dia mengalami kesalahpahaman dengan perusahaan itu dan harus kembali ke Indonesia lagi 😳. Saya pikir ini bisa menyebar luas di kalangan para generasi Z kita, karena mereka malah lebih sering online dan suka bekerja di luar negeri 📊. Jadi, penting banget ada kontrak kerja yang sah sejak berada di Indonesia ya 😊.
 
Kalau korban kasus TPPO online scam banyak juga lulusan S2, itu artinya sistem pendidikan kita yang baik sudah bisa ditipu oleh perusahaan online scam. Mereka menawarkan gaji besar dan memilih target korban yang berpendidikan tinggi. Itu bukti bahwa perusahaan online scam sudah mampu menggali kerahasiaan dari korban. Saya pikir kita harus meningkatkan kesadaran masyarakat tentang bahaya online scam dan pentingnya memeriksa kontrak kerja sebelum berangkat ke luar negeri.
 
ini kasus nyata yang perlu diwaspadai, banyak orang nggak sadar bahwa pekerjaan online scam itu bukan mainan, mereka bisa kehilangan uang yang lama2 jadi sumber pendapatan utama.

itu juga masalah keamanan, karena setiap kali korban terlibat dalam kasus scam ini, mereka pasti akan diancam dan berbahaya bagi kehidupannya. tapi apa sih solusi dari hal ini? mungkin saja ada kontrak kerja yang sah sebelum mereka pergi ke luar negeri, jadi kalau mau bekerja online di luar negeri, ada langkah-langkah yang harus diambil terlebih dahulu. 🚨💡
 
oh iya, kasus online scam ini kayaknya terus terjadi banyak sekali ya! gens z dan lulusan s2 pun jadi korbannya, kayaknya harus lebih berhati-hati dalam memilih pekerjaan di luar negeri. gaji besar yang ditawarkan sebenarnya tidak apa-apa kalau tidak ada kontrak kerja yang sah 😐. kalah yang paling banyak adalah mereka yang already bekerja dan juga kehilangan uang atau masa depan. harus lebih hati-hati dalam memilih pekerjaan online, ya! 👍
 
Mereka yang gampang tergoda dengan tawaran gaji besar online, aku rasa perlu lebih berhati-hati. Kadang-kadang aja itu bukan pekerjaan yang asli. Aku yakin kalau kita punya kontrak kerja yang sah sejak Indonesia, tidak akan ada masalah keimigrasian. Tapi kapan seseorang mau teken kontrak tanpa tau apa yang harus dilakukannya? Itu cuma cara perusahaan online scam untuk menangkap korban. Mereka yang sudah lulus S2 dan berusia 18-35 tahun, jangan tergoda dengan tawaran gaji tinggi! 🚨💸
 
Gak bisa percaya kalau giliran ini, 10 ribu warga negara Indonesia terlibat dalam kasus online scam kan? Padahal mereka sih sudah lulus S2, ayo berhati-hati ya! Kenapa perusahaan online scam semakin banyak menawarkan pekerjaan dengan gaji tinggi dan meminta orang untuk bekerja tanpa kontrak kerja yang sah. Apa pun keuntungannya, harus ada kontrak yang jelas dulu kan?
 
kembali
Top