Kasus Penipuan Daring Menggunakan WNI Indonesia Ternyata Lebih Gila Daripada Kami Pikirkan!
Kemlu mengungkap bahwa jumlah warga negara Indonesia yang terlibat dalam kasus penipuan daring di luar negeri semakin meningkat. Menurut Direktur Perlindungan WNI, Judha Nugraha, sebanyak 10.000 WNI terjerat jaringan kejahatan tersebut di 10 negara, termasuk Kamboja.
Kasus ini tidak hanya berlangsung di Kamboja saja, tapi juga menyebar ke sembilan negara lain. Jadi, siapa yang salah? Siapa yang mengatakan bahwa WNI Indonesia tidak pernah menjadi korban penipuan daring? Tapi apa yang paling serupa adalah, siapa yang akan menyelamatkannya?
Menurut Judha, pemerintah terus berupaya memberikan perlindungan dan memulangkan warga negara yang menjadi korban. Namun, yang lebih penting lagi adalah melakukan langkah pencegahan agar kasus serupa tidak terus berulang.
Karena siapa yang akan menyelamatkan WNI Indonesia dari penipuan daring? Siapa yang akan melindungi mereka? Pemerintah atau komunitas sosial media?
Jadi, apa yang bisa dilakukan kita? Kita harus lebih waspada saat kita menggunakan teknologi informasi dan komunikasi. Jangan terjebak dalam jaringan kejahatan!
Kemlu mengungkap bahwa jumlah warga negara Indonesia yang terlibat dalam kasus penipuan daring di luar negeri semakin meningkat. Menurut Direktur Perlindungan WNI, Judha Nugraha, sebanyak 10.000 WNI terjerat jaringan kejahatan tersebut di 10 negara, termasuk Kamboja.
Kasus ini tidak hanya berlangsung di Kamboja saja, tapi juga menyebar ke sembilan negara lain. Jadi, siapa yang salah? Siapa yang mengatakan bahwa WNI Indonesia tidak pernah menjadi korban penipuan daring? Tapi apa yang paling serupa adalah, siapa yang akan menyelamatkannya?
Menurut Judha, pemerintah terus berupaya memberikan perlindungan dan memulangkan warga negara yang menjadi korban. Namun, yang lebih penting lagi adalah melakukan langkah pencegahan agar kasus serupa tidak terus berulang.
Karena siapa yang akan menyelamatkan WNI Indonesia dari penipuan daring? Siapa yang akan melindungi mereka? Pemerintah atau komunitas sosial media?
Jadi, apa yang bisa dilakukan kita? Kita harus lebih waspada saat kita menggunakan teknologi informasi dan komunikasi. Jangan terjebak dalam jaringan kejahatan!