Krisis Flu Babi di Dusun Datai, Riau: 5 Anak Meninggal Akibat Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)
Dusun Datai, Kecamatan Batang Gansal, Kabupaten Indragiri Hulu, Riau, menjadi salah satu daerah yang terkena dampak krisis flu babi di provinsi tersebut. Menurut Direktur Surveilans dan Karantina Kesehatan Kementerian Kesehatan, Sumarjaya, kasus-kasus ISPA di Dusun Datai meningkat drastis hingga 224 warga mengalami gangguan pernapasan yang membaik.
Pada saat ini, tercatat 5 anak meninggal akibat infeksi saluran pernapasan akut. Berdasarkan hasil laboratorium, kelima anak tersebut positif terjangkit Influenza A/H1pdm09 dan Haemophilus influenzae atau yang dikenal juga dengan flu babi.
"Kami menemukan rumah padat, ventilasi minim, nyamuk banyak, dan warga hidup dalam paparan asap kayu bakar setiap hari. Situasi seperti ini membuat penyakit pernapasan lebih mudah menular, terutama pada balita," kata Sumarjaya.
Penyebab utama dari krisis ISPA di Dusun Datai adalah kondisi lingkungan yang tidak memadai. Kelima anak meninggal akibat flu babi tersebut sebagian besar memiliki kondisi sanitasi yang buruk, ventilasi yang minim, dan aktivitas memasak dengan kayu bakar dilakukan di ruangan yang sama dengan tempat tidur.
Kemenkes bersama pemerintah daerah melakukan pengobatan massal kepada masyarakat untuk mengatasi krisis ini. Selain itu, Kemenkes juga memperkuat intervensi gizi dan memberikan perhatian khusus kepada balita dan ibu hamil melalui pemberian makanan tambahan (PMT), vitamin, dan pemantauan kesehatan.
Edukasi terkait etika batuk, penggunaan masker, dan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) juga diperluas untuk meningkatkan kesadaran masyarakat.
Dusun Datai, Kecamatan Batang Gansal, Kabupaten Indragiri Hulu, Riau, menjadi salah satu daerah yang terkena dampak krisis flu babi di provinsi tersebut. Menurut Direktur Surveilans dan Karantina Kesehatan Kementerian Kesehatan, Sumarjaya, kasus-kasus ISPA di Dusun Datai meningkat drastis hingga 224 warga mengalami gangguan pernapasan yang membaik.
Pada saat ini, tercatat 5 anak meninggal akibat infeksi saluran pernapasan akut. Berdasarkan hasil laboratorium, kelima anak tersebut positif terjangkit Influenza A/H1pdm09 dan Haemophilus influenzae atau yang dikenal juga dengan flu babi.
"Kami menemukan rumah padat, ventilasi minim, nyamuk banyak, dan warga hidup dalam paparan asap kayu bakar setiap hari. Situasi seperti ini membuat penyakit pernapasan lebih mudah menular, terutama pada balita," kata Sumarjaya.
Penyebab utama dari krisis ISPA di Dusun Datai adalah kondisi lingkungan yang tidak memadai. Kelima anak meninggal akibat flu babi tersebut sebagian besar memiliki kondisi sanitasi yang buruk, ventilasi yang minim, dan aktivitas memasak dengan kayu bakar dilakukan di ruangan yang sama dengan tempat tidur.
Kemenkes bersama pemerintah daerah melakukan pengobatan massal kepada masyarakat untuk mengatasi krisis ini. Selain itu, Kemenkes juga memperkuat intervensi gizi dan memberikan perhatian khusus kepada balita dan ibu hamil melalui pemberian makanan tambahan (PMT), vitamin, dan pemantauan kesehatan.
Edukasi terkait etika batuk, penggunaan masker, dan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) juga diperluas untuk meningkatkan kesadaran masyarakat.