DPR (Dewan Perwakilan Rakyat) menganggap terlalu lambat pemerintah dalam menindaklanjuti kasus perundungan seorang siswa di sebuah sekolah di Jakarta. Kasus ini melibatkan seorang mahasiswa yang dipukul dan disiksa oleh teman-temannya karena dugaan sebagai 'pesulap' yang menggugah rimba.
Ketika ditinjau dari perspektif hukum, para anggota DPR berpendapat bahwa sekolah tersebut tidak hanya perlu diadili secara hukum, tapi juga diberi sanksi tegas. Mereka berharap agar pemerintah dapat mengambil tindakan yang lebih serius dan cepat dalam menangani kasus ini.
"Kita tidak ingin sekolah tersebut menjadi contoh bagi kasus-kasus serupa di masa depan," kata salah satu anggota DPR. "Sekolah-s sekolah harus dijadikan sebagai model yang baik, bukan sebagai tempat perburuan."
DPR juga menilai bahwa pemerintah tidak melakukan cukup untuk menginvestigasi dan menindaklanjuti kasus ini sejak awal. Mereka berharap agar pemerintah dapat meningkatkan kesadaran dan kesiapan dalam menghadapi kasus-kasus serupa di masa depan.
"Sekarang sudah saatnya kita ambil tindakan yang lebih tegas," kata salah satu anggota DPR. "Sekolah-s sekolah harus dijadikan sebagai contoh bagi kita semua."
Ketika ditinjau dari perspektif hukum, para anggota DPR berpendapat bahwa sekolah tersebut tidak hanya perlu diadili secara hukum, tapi juga diberi sanksi tegas. Mereka berharap agar pemerintah dapat mengambil tindakan yang lebih serius dan cepat dalam menangani kasus ini.
"Kita tidak ingin sekolah tersebut menjadi contoh bagi kasus-kasus serupa di masa depan," kata salah satu anggota DPR. "Sekolah-s sekolah harus dijadikan sebagai model yang baik, bukan sebagai tempat perburuan."
DPR juga menilai bahwa pemerintah tidak melakukan cukup untuk menginvestigasi dan menindaklanjuti kasus ini sejak awal. Mereka berharap agar pemerintah dapat meningkatkan kesadaran dan kesiapan dalam menghadapi kasus-kasus serupa di masa depan.
"Sekarang sudah saatnya kita ambil tindakan yang lebih tegas," kata salah satu anggota DPR. "Sekolah-s sekolah harus dijadikan sebagai contoh bagi kita semua."