Kasus Kegiatan Seni Fiktif, Eks Kadisbud DKI Dituntut 12 Tahun Penjara

Korupsi Kasus Seni Fiktif, Eks Kadisbud Jakarta Dituntut 12 Tahun Penjara

Jakarta - Dalam kasus korupsi terkait kegiatan seni fiktif di dinas budaya DKI Jakarta, Jaksa Penuntut Umum (JPU) telah menuntut mantan Kepala Dinas Kebudayaan (Kadisbud) DKI Jakarta, Iwan Henry Wardhana, dengan pidana penjara selama 12 tahun.

Menurut jaksa, korupsi yang dilakukan oleh Iwan dan rekan-rekannya terdiri atas pelaksanaan dan pertanggungjawaban kegiatan yang dikerjakan Gatot sebagai pemilik event organizer Gerai Production (GR PRO), serta pelaksanaan dan pertanggungjawaban kegiatan Kepala Seksi Pergelaran Seni Budaya dan Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan Disbud DKI, M Fairza Maulana.

Pihak jaksa menyatakan bahwa Iwan dan rekan-rekannya telah melakukan pelanggaran ketentuan Pasal 2 ayat (1) juncto Pasal 18 ayat (1) huruf b Undang-undang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (UU Tipikor), serta Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP dan Pasal 64 ayat (1) KUHP.

Kasus ini melibatkan kasus milad komunitas Bang Japar, di mana Iwan meminta imbalan Rp50 juta sebagai dana operasional dinas dari Fairza untuk memfasilitasi kegiatan tersebut. Namun, sebenarnya anggaran yang dibutuhkan hanya Rp66,8 juta, sehingga ada selisih Rp186,3 juta.

Selain itu, Iwan juga mengarahkan Gatot untuk mengerjakan seluruh kegiatan PSBB Komunitas di Disbud DKI dengan kesepakatan bahwa Gatot akan memberikan kontribusi lebih besar lagi kepada Iwan. Dalam rapat pada Januari 2023, Iwan mengarahkan para Kepala Bidang dan Kepala Sudin Kebudayaan agar seluruh kegiatan PSBB Komunitas diserahkan kepada GR PRO milik Gatot.

Pihak jaksa menyatakan bahwa kelebihan anggaran yang digunakan adalah sebagai hasil dari kinerja fiktif Iwan dan rekan-rekannya, baik dalam bentuk honorarium bagi pelaku seni, pengeluaran alat kesenian yang tidak digunakan, maupun pembayaran untuk pemesanan katering di setiap gelaran acara.

Jaksa juga menuntut Iwan dan rekan-rekannya membayar denda sebesar Rp500 juta subsider 6 bulan, serta uang pengganti sebesar Rp20,57 miliar.
 
πŸ€” aku pikir kasus ini sedikit membingungkan, tapi kalau dilihat dari aspek hukum, aku setuju dengan jaksa penuntut umum. Iwan Henry Wardhana dan rekan-rekannya memang melakukan korupsi yang tidak bisa dihindari lagi. Tapi, aku ingin tahu bagaimana kebijakan dinas budaya DKI Jakarta sebelumnya mengatur agar kegiatan seni fiktif bisa dilakukan dengan cara yang lebih transparan dan akuntabel.

Aku pikir ada perlu diadopsi model pengelolaan dana yang lebih baik, seperti menggunakan sistem pengadaan yang lebih transparan atau menerapkan teknologi untuk mengawasi kegiatan. Aku juga ingin melihat bagaimana komunitas Bang Japar itu dirasa dengan penanggulangan korupsi ini.

Tapi aku tidak setuju bahwa Iwan harus dihukum 12 tahun penjara, aku rasa hukuman yang lebih ringan bisa menjadi pilihan. Aku ingin melihat Iwan mendapatkan hukuman yang sesuai dengan keberatannya dan juga menjadi contoh bagi mereka yang melakukan korupsi di masa depan. πŸ’―
 
ini nggak adem banget! korupsi itu harus dihukum dengan tegas, tapi apa yang dilakukan jaksa? hanya menuntut penjara saja, padahal itu tidak cukup! Iwan Henry Wardhana harus dibawa ke pengadilan dan dihukum denda yang sebesar-besarnya! serta uang subsider yang dia curi itu harus kembali kepada masyarakat. dan apa yang paling penting, kasus ini harus menjadi contoh bagi mereka yang ingin melakukan korupsi lagi di masa depan. kita harus memperjuangkan keadilan dan tegasnya! πŸ’ͺ
 
Tolong kita lihat kalau kasus ini benar-benar mengenai korupsi ya? Kalau benar, maka saya rasa ada kesan bahwa ada penyalahgunaan kekuasaan yang parah. Iwan Henry Wardhana sebagai mantan Kadisbud DKI Jakarta ternyata punya poin tekanan untuk meminta uang dari orang lain, bahkan jika tidak perlu dan tidak sesuai dengan kebijakan. Ini kalau terjadi di tempat kerja pasti sangatlah buruk, karena itu akan merusak kepercayaan publik dan dapat menghambat kemajuan pekerjaan. Saya rasa hukuman 12 tahun penjara ini cukup berat sekali, tapi saya juga rasa itu perlu dibuat agar orang yang melakukan tindakan korupsi seperti Iwan ini tidak akan bebas setelah ini.
 
πŸ€” Hmm, ini kayaknya kalau tidak ada pengawasan yang baik, korupsi juga bisa terjadi di mana-mana. Tapi, apa yang paling kaget saya adalah bagaimana Iwan bisa melakukan hal-hal seperti itu dengan begitu saja, bahkan dia masih berada di posisi Kadisbud DKI Jakarta. Itu kayaknya perlu ada pertanggungjawaban dari lembaga dan sistem yang ada di balik kegiatan tersebut. Misalnya, bagaimana sistem pengelolaan dana budaya bisa begitu lemah sehingga korupsi bisa terjadi? πŸ€·β€β™‚οΈ
 
πŸ€” Kasus korupsi ini memang buat penasaran... Bagaimana bisa korupsi yang hanya karena kegiatan seni fiktif bisa menimpa Iwan hingga 12 tahun penjara? Maksudnya tidak ada kasus nyata yang terjadi, apa lagi? πŸ€·β€β™‚οΈ

Dan apakah benar-benar Iwan dan rekan-rekannya tidak menggunakan uang pengganti untuk kegiatan yang sebenarnya? Tapi kalau benar, itu berarti korupsi yang dilakukan bukan karena kebutuhan nyata, tapi hanya karena kesenangan pribadi. πŸ€¦β€β™‚οΈ

Saya rasa ada perlu penjelajahan lebih lanjut tentang kasus ini untuk memastikan bahwa hak-hak semua pihak terjamin dan tidak ada penipuan yang dilakukan. πŸ“š
 
ini kasus korupsi yang lagi populer di kampus nih πŸ€” tapi apa sih yang terjadi? orangorang di dinas budaya DKI Jakarta nggak mau jujur dengan anggaran yang mereka gunakan, kayaknya ada penipuan yang bisa dihindari jika semua orang jujur dan transparan dalam pekerjaannya πŸ’Έ

dan yang terus membuat saya penasaran adalah siapa sih siatut utama korupsi ini? siapa sih Iwan Henry Wardhana ya? orangnya nggak aku ketahui apa-apa kecuali dia pernah jadi kadisbud DKI Jakarta πŸ€·β€β™‚οΈ

tapi yang penting adalah kasus ini harus diatasi dengan benar, agar korupsi tidak terjadi lagi di kampus atau tempat kerja lainnya πŸ˜…
 
ini kasus yang bikin perasaan konyol deh... kalau korupsi adalah karena kegiatan seni fiktif, itu berarti ada orang-orang yang memanfaatkan sistem untuk memperoleh uang dengan cara yang tidak masuk akal kayak gini... dan kalau itu bukannya menjadi contoh bagaimana sistem korupsi bekerja di Indonesia? tapi apa yang bisa dilakukan siapa?
 
πŸ€” Makasih banget pihak jaksa yang bilang kalau Iwan dan rekan-rekannya harus dibawa ke pengadilan karena korupsi kasus seni fiktif ini. Mereka tahu-tahu apa yang benar-benar terjadi di Disbud DKI Jakarta, kalau ada kesalahan bisa diberi kesempatan untuk belajar dari kesalahan itu aja, tapi jangan dibawa ke pengadilan 🚫.
 
ini kasus yang bikin saya penasaran, sih... korupsi di dalam dinas budaya Jakarta ini bikin saya pikir bagaimana kalau kita lakukan lebih transparan dan jujur dalam pengelolaan anggaran... mungkin itu bisa menjadi pelajaran bagi kita semua agar tidak terjebak dalam kecurangan. πŸ€”
 
ini kasusnya makin panas :D kayak permainan kartu kredit yang tidak ada balasan lagi, tapi akhirnya giliran Iwan Henry Wardhana jadi targetnya πŸ˜‚πŸ€£ kalau di tahun 90an kayaknya si Iwan akan dihormati dengan sekuat tenaga sebagai kadisbud ya... kalau kasus ini jalan sampai ke tahap ini mesti sudah ada yang terkena korupsi dulu, tapi malah si Iwan yang akhirnya diadilan πŸ€¦β€β™‚οΈ ayo bawakan kembali masa lalunya dengar siapa-siapa mau 😎
 
ini bikin kekecewa banget ya... kalau korupsi bisa dilakukan oleh orang yang terlibat di bidang budaya, itu artinya korupsi sudah sembarangan. tapi yang paling berbeda adalah kasus ini, yaitu Iwan dan rekan-rekannya menggunakan uang publik untuk kegiatan seni fiktif yang bikin sih nggak apa-apa. itulah yang bikin perubahan ini jadi penting sekali
 
Si pengamat DPR πŸ€”, kasus korupsi ini benar-benar membuat saya bingung. Mereka meminta Rp50 juta sebagai dana operasional dinas dari Fairza untuk memfasilitasi kegiatan, tapi sebenarnya anggaran yang dibutuhkan hanya Rp66,8 juta... selisihnya adalah Rp186,3 juta! 🀯 Itu benar-benar tidak masuk akal. Bagaimana caranya bisa terjadi ini? Dan siapa yang benar-benar meminta uang palsu seperti itu? πŸ˜’

Saya rasa perlu ada penanganan yang lebih ketat dari pihak berwenang untuk mencegah hal seperti ini terjadi lagi di masa depan. Sementara itu, saya harap Iwan dan rekan-rekannya dapat belajar dari kesalahan mereka dan memulai kembali dengan jujur dan transparan dalam bekerja. 🀞
 
wahhh kalau sih kaya aja mantan Kadisbud Jakarta udah kasih korupsi selama 12 tahun πŸ˜‚πŸ€£ siapa tahu bisa jadi bukti-buktinya lagi nanti apa? kayaknya si Iwan harus belajar dari kesalahan-kesalahannya nanti πŸ™
 
Aku rasa kasus ini jadi bikin bingung. Mula-mulanya aku pikir Iwan benar-benar korupsi, tapi kemudian aku baca lagi dan aku pikir mungkin ada yang salah penjelasannya. Aku tahu kalau sistem pengelolaan dana di dinas budaya Jakarta gak terlalu baik, tapi itu bukan berarti semua orang yang nanggap korupsi pasti benar-benar salah... πŸ€”
 
Iyan nyasar dulu sih, tapi aku rasa kasus ini serius banget. Aku ngeluhin bakat fiktif Iwan dan rekan-rekannya, tapi gini gini kalau korupsi juga terjadi, rasanya tidak adil sama sekali! πŸ€¦β€β™‚οΈ

Aku pikir korupsi di bidang budaya juga harus diwaspadai, karena kalau begitu semua kegiatan seni dan budaya bisa menjadi alat korupsi. Aku harap justru ada yang bisa mencegah hal ini dari terjadi, bukan hanya menuntut penjara! πŸ’”

Dan aku rasa bakat Iwan sendiri juga harus diuji, apakah dia benar-benar memiliki bakat atau hanya sekedar mencari keuntungan? πŸ€”
 
Makasih udah kabar ini tentang kasus korupsi yang dialami oleh Iwan Henry Wardhana dan rekan-rekannya di dinas budaya Jakarta. Semoga dia bisa belajar dari kesalahan-kesalahannya dan tidak akan terjadi hal seperti ini lagi di masa depan πŸ€”. Aku rasa ini memang salah satu contoh bagaimana korupsi dapat berdampak pada masyarakat secara keseluruhan, apalagi kalau sudah mencapai tingkat dinas tinggi seperti Iwan. Selain itu, aku juga ingin menekankan pentingnya kejujuran dan transparansi dalam pengelolaan sumber daya publik πŸ“Š.
 
πŸ€‘ Wah, ini kasus korupsi yang gampang banget! Iwan Henry Wardhana dan rekan-rekannya benar-benar ngeluar aja... πŸ’Έ 50 juta rupiah itu untuk apa? Sebagai imbalan apa? πŸ€” Kalau tidak ada kontrak formal, siapa yang bertanggung jawab? πŸ€·β€β™‚οΈ Dan ini kalau tidak salah, bisa jadi ada banyak kasus lain di baliknya... πŸ’­ Tapi, saya senang karena ada penuntutan hukum ini... kita harus lebih bijak dalam mengelola dana negara ya... πŸ™
 
πŸ€” ini aja kasus korupsi yang paling ngiler deh, siapa bisa beliau Iwan Henry Wardhana gitu? πŸ™„ kalo aku lihat dulu, ada banyak kekurangan di dalam rapat dan rapat itu apa kegunaanya kayaknya? πŸ€·β€β™‚οΈ toh apa salahnya kalau ada kesepakatan tapi hasilnya tidak sesuai dengan yang diinginkan? πŸ€‘

kalo korupsi ini terjadi di disbud, maka kudu ada penegakan hukum yang tepat. Kalo gini kita biarkan korupsi terus berlanjut, maka pasti akan lebih banyak korupsi lagi di masa depan. 🚨
 
πŸ™Œ oh iya kasus ini udah panjang banget sih, tapi aku rasa pas kalau Iwan dan teman-temannya harus tanggung jawab atas apa yang dilakukan mereka nih πŸ€”. Aku percaya bahwa kegiatan seni fiktif itu pasti tidak adil, karena mereka meminta imbalan yang lebih besar dari anggaran asli πŸ€‘. Dan aku juga pikir kalau Iwan dan teman-temannya harus membayar denda yang cukup besar, sehingga nanti orang lain tidak bisa berbuat sama seperti mereka lagi 🚫. Aku rasa ini adalah kesempatan bagi pemerintah untuk menunjukkan bahwa mereka benar-benar peduli dengan keadilan dan transparansi dalam pengelolaan anggaran πŸ“Š.
 
kembali
Top