Maret 2025, pasar saham Indonesia mencatatkan kinerja yang luar biasa, menembus Rp15.560 triliun. Pencapaian ini didorong oleh sentimen global yang membaik dan ketahanan ekonomi domestik yang meningkat.
Menurut Kepala Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencapai level puncak tertinggi sepanjang masa pada tanggal 23 Oktober 2025 dengan nilai 8.274,34. Peningkatan ini diiringi oleh likuiditas transaksi yang sangat kuat.
Laporan bulanan OJK juga menyebutkan bahwa Rata-Rata Nilai Transaksi Harian (RNTH) saham mencatatkan rekor baru sebesar Rp25,06 triliun pada Oktober 2025. Perlu diingat bahwa RNTH mencapai Rp16,62 triliun secara tahunan, yang lebih tinggi dibandingkan dengan pencapaian pada tahun 2024 sebesar Rp12,85 triliun.
Aktivitas beli investor asing juga menjadi faktor penentu pada penguatan pasar. Menurut laporan OJK, aktivitas beli investor asing mencatatkan net buy sebesar Rp12,96 triliun secara bulanan pada Oktober 2025. Namun, secara akumulasi sepanjang tahun, posisi mereka masih net sell sebesar Rp41,79 triliun.
Pasar obligasi domestik juga menunjukkan tren positif. Indeks Komposit Obligasi (ICBI) naik 2,02 persen secara bulanan menjadi level 438,03 dengan yield Surat Berharga Negara (SBN) rata-rata mengalami penurunan 25,68 bps atau 88,36 bps (yoy).
Investor non-resident membukakan net sell pada pasar SBN sebesar Rp27,56 triliun rupiah secara bulanan pada Oktober 2025 dan net buy sebesar Rp3,89 triliun rupiah secara tahunan.
Menurut Kepala Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencapai level puncak tertinggi sepanjang masa pada tanggal 23 Oktober 2025 dengan nilai 8.274,34. Peningkatan ini diiringi oleh likuiditas transaksi yang sangat kuat.
Laporan bulanan OJK juga menyebutkan bahwa Rata-Rata Nilai Transaksi Harian (RNTH) saham mencatatkan rekor baru sebesar Rp25,06 triliun pada Oktober 2025. Perlu diingat bahwa RNTH mencapai Rp16,62 triliun secara tahunan, yang lebih tinggi dibandingkan dengan pencapaian pada tahun 2024 sebesar Rp12,85 triliun.
Aktivitas beli investor asing juga menjadi faktor penentu pada penguatan pasar. Menurut laporan OJK, aktivitas beli investor asing mencatatkan net buy sebesar Rp12,96 triliun secara bulanan pada Oktober 2025. Namun, secara akumulasi sepanjang tahun, posisi mereka masih net sell sebesar Rp41,79 triliun.
Pasar obligasi domestik juga menunjukkan tren positif. Indeks Komposit Obligasi (ICBI) naik 2,02 persen secara bulanan menjadi level 438,03 dengan yield Surat Berharga Negara (SBN) rata-rata mengalami penurunan 25,68 bps atau 88,36 bps (yoy).
Investor non-resident membukakan net sell pada pasar SBN sebesar Rp27,56 triliun rupiah secara bulanan pada Oktober 2025 dan net buy sebesar Rp3,89 triliun rupiah secara tahunan.