Kakorlantas soal Fenomena Tutup Nopol Hindari E-TLE, Kedepankan Penanganan Preventif

Korlantas Polri Jelaskan Penegakan Hukum Lalu Lintas di Era Digital

Sebuah fenomena baru muncul di jalan-jalan, yaitu pengendara yang berusaha menutup pelat nomor untuk menghindari tilang elektronik. Namun, Korlantas Polri tidak tak terjamah dengan hal ini. "Kami masih bisa melakukan penegakan hukum jika dilakukan melanggar lalu lintas," kata Kepala Korps Lalu Lintas Polri Irjen Agus Suryonugroho.

Menurutnya, proses penegakan hukum ada tiga cara, yaitu melalui tilang elektronik, tilang manual, dan penegakan hukum melalui teguran. Namun, yang paling utama adalah e-TLE, yaitu sistem tilang elektronik yang memiliki efektivitas 95 persen.

"Kami lebih ingin mengedepankan upaya preventif melalui gerakan Polantas Menyapa," kata Irjen Agus. Dia menyebutkan bahwa penegakan hukum lalu lintas tidak perlu menimbulkan kekerasan, sehingga dia lebih ingin mendorong cara-cara lain untuk mengedukasi pengendara.

Ia juga memastikan bahwa e-TLE yang digunakan memiliki kinerja yang optimal. "Kami terus mengevaluasi penerapan tilang elektronik ini dan berbagai jenis e-TLE yang dikembangkan sesuai kebutuhan," kata Irjen Agus.

Saat ini, ada salah satu e-TLE handheld yang dapat dibawa oleh petugas Polantas yang telah tersertifikasi. Ini memungkinkan penegakan hukum di lokasi-lokasi yang sebelumnya sulit diawasi oleh sistem e-TLE lainnya.

"Kami tidak ingin menimbulkan kekerasan dalam penegakan hukum lalu lintas," kata Irjen Agus. "Maka dari itu, kami lebih ingin mendorong cara-cara lain untuk mengedukasi pengendara agar menjaga keselamatan di jalan."
 
aku punya wawasan tentang ini... kalau mereka bisa makin serius lagi dalam penegakan hukum lalu lintas pasti kehilangan banyak korban, tapi apa yang mereka lakukan sekarang? terus berusaha mengedukasi orang-orang. e-TLE yang dipakai nggak nyaman untuk digunakan, dan ada juga yang malah salah menggunakan. jadi apa yang bisa dilakukan yah, cari solusi yang lebih baik lagi...
 
hehe, ane bayangkan kalau kita gak punya tilang elektronik, gak ada yang mau ngejebun lagi πŸ˜‚. tapi serius aja, ini penting banget buat mencegah kecelakaan lalu lintas. e-TLE itu efektivitasnya 95 persen, makanya tidak bisa dipungkircan πŸ˜…. tapi yang penting adalah kami Polri jangan ingin menimbulkan kekerasan di penegakan hukum, kita lebih fokus pada preventif aja πŸ™. dan kalau e-TLE handheld itu baru, kayaknya akan membuat penegakan hukum semakin efektif πŸ’».
 
ini aja gak ada yang salah sih, tapi apa kira-kira mereka tidak akan memperhatikan hal ini πŸ€”. kalau semuanya terkontrol dengan e-TLE, apa makan kekerasan lagi? tapi sebenarnya aku rasa yang penting adalah kita perlu lebih peduli dengan keselamatan di jalan, bukan hanya terus menilang orang. dan kalau mereka bisa mengedukasi pengendara agar lebih hati-hati, itu juga akan lebih baik πŸ™. tapi mesti ada batasan sih, kalau tilang elektronik ini tidak masuk akal lagi, aku akan bingung πŸ˜‚
 
Hehe, ga percaya apa yang terjadi di jalan. Pengendara mau menutup pelat nomor nggak bisa dipungut tilang 🀣. Saya rasa Korlantas Polri udah siap-siap dengan situasi ini. E-TLE yang udah ada juga sudah cukup efektif, 95 persen aja sudah berhasil. Tapi kalau masih bingung, mereka punya cara lain yaitu gerakan Polantas Menyapa. Mereka lebih fokus pada preventif daripada kekerasan, aku setuju dengan itu.
 
Pertemuan ini memang menarik, kan? Makanya perlu kita lihat dari sudut pandang apa yang sebenarnya dilakukan Korlantas Polri. Yang penting adalah mereka punya sistem yang efektif untuk mengendalikan lalu lintas, ya. E-TLE itu benar-benar membantu, bisa dilakukan secara online dan offline, dan hampir semua diawasi oleh sistem tersebut. Maka dari itu, kita harus salut dengan inovasi seperti ini. Namun, juga perlu diingat bahwa ada beberapa cara lain untuk mengedukasi pengendara agar lebih berhati-hati saat berkendarai, seperti program-program yang dilakukan oleh Polantas Menyapa. Kita harus mendukung semua upaya tersebut agar kita bisa memiliki lalu lintas yang lebih aman dan efisien. 🀝
 
πŸ€” Kalau ternyata pengendara masih mau menutup pelat nomor aja utuhnya buat evading tilang elektronik, itu gampang aja dipahami. Tapi mungkin kalau mereka bisa paham betapa pentingnya keselamatan di jalan, aja sih tidak perlu cari cara aja untuk menghindari tilang. πŸš—πŸ’‘ Mungkin yang perlu dari sini adalah kita harus meningkatkan edukasi agar para pengendara lebih sadar akan bahaya lalu lintas dan bagaimana cara mencegahnya. Jadi, biar tilang elektronik bisa bekerja dengan baik, juga kita harus berkontribusi dengan menjadi pengendara yang bertanggung jawab di jalan. 😊
 
ini fenomena menutup pelat nomor karena takut tilang elektronik πŸ€¦β€β™‚οΈ rasanya penegakan hukum harus lebih fokus pada cara preventif, bukan hanya mengutak-atik pelat nomor. e-TLE itu nggak boleh rusak ya? πŸš—πŸ’¨
 
kamu tahu apa yang bikin aku marah sih, kalau pengendara coba menutup pelat nomor dengan biar tidak tilang... tapi gue rasa ini kayaknya salah strategi. apalagi e-TLE yang sudah 95 persen efektif, kayaknya gak usah ribet nggak, aja main e-TLE yang udh ada sini.
 
ini fenomena yang bikin aku penasaran, siapa tahu sih bagaimana caranya nih orang bisa menutup pelat nomor dengan rahasia πŸ’‘. tapi apa yang penting adalah Korlantas Polri tetap fokus menjaga keselamatan di jalan, bukan cari cara untuk menutup lubang kecil πŸ™. e-TLE itu lumayan bermanfaat, 95 persen efektivitas itu nggak bisa dipungkirkin πŸ˜…. aku harap Polantas bisa terus mengembangkan e-TLE dan memberikan edukasi yang lebih baik kepada pengendara kita πŸ’ͺ.
 
Hahahaha, sih kayaknya korlantas Polri gak mau kalah dengan trend ini πŸ˜‚! Pengendara yang berusaha menutup pelat nomor untuk menghindari tilang elektronik itu kan bisa menjadi opsi buat mereka yang rasa tidak nyaman dengan e-TLE. Tapi, saya pikir kalau korlantas Polri gak harus terlalu kaku, bisa jadi ada cara lain yang bisa diimplementasikan agar penegakan hukum lalu lintas tetap efektif tapi tidak menimbulkan kekerasan πŸ€”. Misalnya saja, bisa ada edukasi lebih lanjut tentang pentingnya keselamatan di jalan, atau bahkan ada program yang membantu pengendara untuk memahami cara menggunakan e-TLE dengan benar πŸ‘.
 
πŸ€” ya kalau udah ada tilang elektronik, kenapa gini masih ada yang berusaha menutup pelat nomor? itu bikin kerumunan dan bisa membahayakan diri sendiri. πŸš—β€β™€οΈ apa sih masalahnya kalau pengendara mau di tilang elektronik, sih? kayaknya harus ada solusi untuk menghindari tilang karena mungkin kabelnya capek atau suhu terlalu panas sehingga gak bisa baca nomor plat. πŸ€·β€β™‚οΈ
 
Pernah dengerin siapa sih yang udah coba menutup pelat nomor lalu lintas? Benar-benar ribet banget nih! πŸ€¦β€β™‚οΈ
Aku rasa gampangnya cara e-TLE bukan main-main, tapi apa kira-kira polisi mau ngajak kita edukasi tentang keselamatan lalu lintas?
Cara edukasi yang baik itu dengan cara yang konstruktif aja, jangan sampai kayaknya polisi jadi penghambat di jalan 🚨
Aku rasa penegakan hukum harus bisa diterima oleh semua pihak, jangan ada yang merasa terancam atau takut 😊
 
ini bikin saya pikir... kalau tilang elektronik sudah 95 persen efektif, apa artinya masih banyak yang melanggar lalu lintas? harusnya sistem e-TLE itu bisa lebih baik lagi untuk menghindari kekerasan. tapi aku senang dia memastikan bahwa penegakan hukum tidak perlu menimbulkan kekerasan. itulah yang penting juga, jangan terlalu keras atau terlalu lembut. seperti apa yang sebenarnya diinginkan oleh Polri? 😊
 
Kalau nggak ada tilang elektronik, apa lagi yang bakal dibuat si polisi? πŸ€”
Tilang elektronik udah bisa 95% efektif, apa kekurangan kalau ganti dengan cara lain aja?
Saya pikir yang penting adalah keselamatan di jalan, bukan papan tilang. Mereka harus fokus pada pendidikan aja, cari cara lain untuk mengajarkan kita tidak lama-langi gak jaga jalan πŸš—πŸ’¨
 
kembali
Top