Raja Ojol Uber Terpaksa Menyerah dari Pasar Asia Tenggara, Kini Fokus pada Bisnis Utama
Uber, raja aplikasi transportasi online yang pernah menguasai pasar di Asia Tenggara, akhirnya "menyerah" dan menjual operasionalnya ke Grab sejak 2018. Namun, bisnisnya tetap moncer dan relevan di pasar global.
Bisnis Uber terus berkembang dengan perkembangan tren, seperti penggunaan taksi otomatis tanpa sopir (robotaxi) di Amerika Serikat (AS). Namun, perusahaan ini masih mengalami tantangan dan hambatan. Pada pekan ini, Uber melaporkan gagal memenuhi ekspektasi laba operasional.
Menurut CEO Dara Khosrowshahi, program keanggotaan 'Uber One' membantu meningkatkan pendapatan kuartalan dan pemesanan kotor. Program ini juga membantu meningkatkan tingkat retention pelanggan dan pengeluaran. Namun, perusahaan ini masih mengalami masalah legal dan regulasi yang tidak diungkap lebih lanjut.
Saham Uber turun 8% pasca pengumuman tersebut, meskipun sepanjang tahun ini saham Uber tumbuh 60%. Para investor telah mengamati profitabilitas Uber dengan saksama seiring transisinya dari startup yang berkembang pesat menjadi perusahaan yang lebih matang dan berfokus pada pertumbuhan berkelanjutan.
Uber juga mengganti metrik EBITDA yang disesuaikan dengan laba yang disesuaikan mulai dari proyeksi kuartal pertama. CEO Dara Khosrowshahi menyatakan bahwa program keanggotaan 'Uber One' membantu meningkatkan pendapatan dan pemesanan kotor.
Uber, raja aplikasi transportasi online yang pernah menguasai pasar di Asia Tenggara, akhirnya "menyerah" dan menjual operasionalnya ke Grab sejak 2018. Namun, bisnisnya tetap moncer dan relevan di pasar global.
Bisnis Uber terus berkembang dengan perkembangan tren, seperti penggunaan taksi otomatis tanpa sopir (robotaxi) di Amerika Serikat (AS). Namun, perusahaan ini masih mengalami tantangan dan hambatan. Pada pekan ini, Uber melaporkan gagal memenuhi ekspektasi laba operasional.
Menurut CEO Dara Khosrowshahi, program keanggotaan 'Uber One' membantu meningkatkan pendapatan kuartalan dan pemesanan kotor. Program ini juga membantu meningkatkan tingkat retention pelanggan dan pengeluaran. Namun, perusahaan ini masih mengalami masalah legal dan regulasi yang tidak diungkap lebih lanjut.
Saham Uber turun 8% pasca pengumuman tersebut, meskipun sepanjang tahun ini saham Uber tumbuh 60%. Para investor telah mengamati profitabilitas Uber dengan saksama seiring transisinya dari startup yang berkembang pesat menjadi perusahaan yang lebih matang dan berfokus pada pertumbuhan berkelanjutan.
Uber juga mengganti metrik EBITDA yang disesuaikan dengan laba yang disesuaikan mulai dari proyeksi kuartal pertama. CEO Dara Khosrowshahi menyatakan bahwa program keanggotaan 'Uber One' membantu meningkatkan pendapatan dan pemesanan kotor.