Hari Sabtu, 18 Oktober 2025, jutaan orang berdatangan ke jalan-jalan di seluruh Amerika Serikat untuk menyuarakan penolakan terhadap pemerintahan presiden Donald Trump. Aksi protes "No Kings" ini melibatkan lebih dari 2.700 lokasi, mulai dari kota-kota besar hingga kota-kota kecil.
Para demonstran di antaranya yang menulis slogan-slogan seperti "Demokrasi bukan Monarki" dan "Konstitusi tidak opsional". Mereka memilih jalan-jalan untuk menyampaikan pesan bahwa Donald Trump bukanlah seorang raja, melawan apa yang mereka anggap sebagai meningkatnya otoritarianisme di AS.
Sementara itu, beberapa kota di AS telah mengalami kehadiran militer di lapangan, bertentangan dengan keinginan para pemimpin lokal. Trump telah berjanji untuk menindak tegas perbedaan pendapat sebagai bagian dari kampanye pembalasan yang sedang berlangsung.
Para kritikus memperingatkan bahwa beberapa langkah pemerintahannya inkonstitusional dan merupakan ancaman bagi demokrasi Amerika. Trump sendiri mengatakan tindakannya diperlukan untuk membangun kembali negara yang sedang krisis, namun para lawan politiknya melihat ini sebagai tindakan untuk menyebar luas otoritarianisme.
Aksi protes "No Kings" ini dihadiri hampir tujuh juta orang dan dianggap salah satu aksi protes terbesar dalam sejarah AS.
Para demonstran di antaranya yang menulis slogan-slogan seperti "Demokrasi bukan Monarki" dan "Konstitusi tidak opsional". Mereka memilih jalan-jalan untuk menyampaikan pesan bahwa Donald Trump bukanlah seorang raja, melawan apa yang mereka anggap sebagai meningkatnya otoritarianisme di AS.
Sementara itu, beberapa kota di AS telah mengalami kehadiran militer di lapangan, bertentangan dengan keinginan para pemimpin lokal. Trump telah berjanji untuk menindak tegas perbedaan pendapat sebagai bagian dari kampanye pembalasan yang sedang berlangsung.
Para kritikus memperingatkan bahwa beberapa langkah pemerintahannya inkonstitusional dan merupakan ancaman bagi demokrasi Amerika. Trump sendiri mengatakan tindakannya diperlukan untuk membangun kembali negara yang sedang krisis, namun para lawan politiknya melihat ini sebagai tindakan untuk menyebar luas otoritarianisme.
Aksi protes "No Kings" ini dihadiri hampir tujuh juta orang dan dianggap salah satu aksi protes terbesar dalam sejarah AS.