Dalam lingkungan rumahan padat di Kebon Jeruk, Jakarta Barat, seorang ibu rumah tangga bernama Lily Ulyani (64) telah mencoba mengubah cara berpikir tentang limbah. Ia memperkenalkan eco enzyme, cairan hasil fermentasi limbah organik yang dapat digunakan untuk perawatan luka hingga pembersih rumah, kepada tetangganya.
Lily mengenal eco enzyme melalui komunitas EE Nusantara, yang aktif mengedukasi masyarakat tentang pengolahan sisa buah dan sayur menjadi cairan serbaguna ramah lingkungan. Dari sana, ia belajar bahwa limbah dapur tak harus menjadi beban, karena ada cara untuk memanfaatkannya lagi.
Setelah mempelajari proses pembuatan eco enzyme, Lily mulai mempraktikkan di rumah. Tantangannya adalah pengumpulan sampah organik yang sesuai, dan ia bahkan gagal pada percobaan pertamanya karena tidak semua jenis sampah bisa dipakai.
Namun, Lily tidak menyerah. Ia terus berbagi cerita tentang manfaat eco enzyme kepada tetangganya, bahkan menyemprotkan cairan itu pada anak kecil yang terjatuh dari sepeda untuk mempercepat proses penyembuhan.
Rasa penasaran warga mulai tumbuh setelah melihat hasilnya. Beberapa bahkan mencoba membuat sendiri atau meminta kepada Lily. Ia memilih pendekatan paling sederhana, yaitu demonstrasi, untuk membantu mereka percaya akan manfaat eco enzyme.
Dengan cara ini, Lily telah menjadi contoh bagi warga sekitarnya untuk mengubah cara berpikir tentang limbah. Mereka mulai melihat bahwa limbah tidak hanya sebagai beban, tetapi juga sebagai sumber yang dapat dimanfaatkan lagi.
Lily mengenal eco enzyme melalui komunitas EE Nusantara, yang aktif mengedukasi masyarakat tentang pengolahan sisa buah dan sayur menjadi cairan serbaguna ramah lingkungan. Dari sana, ia belajar bahwa limbah dapur tak harus menjadi beban, karena ada cara untuk memanfaatkannya lagi.
Setelah mempelajari proses pembuatan eco enzyme, Lily mulai mempraktikkan di rumah. Tantangannya adalah pengumpulan sampah organik yang sesuai, dan ia bahkan gagal pada percobaan pertamanya karena tidak semua jenis sampah bisa dipakai.
Namun, Lily tidak menyerah. Ia terus berbagi cerita tentang manfaat eco enzyme kepada tetangganya, bahkan menyemprotkan cairan itu pada anak kecil yang terjatuh dari sepeda untuk mempercepat proses penyembuhan.
Rasa penasaran warga mulai tumbuh setelah melihat hasilnya. Beberapa bahkan mencoba membuat sendiri atau meminta kepada Lily. Ia memilih pendekatan paling sederhana, yaitu demonstrasi, untuk membantu mereka percaya akan manfaat eco enzyme.
Dengan cara ini, Lily telah menjadi contoh bagi warga sekitarnya untuk mengubah cara berpikir tentang limbah. Mereka mulai melihat bahwa limbah tidak hanya sebagai beban, tetapi juga sebagai sumber yang dapat dimanfaatkan lagi.