Komet antarbintang 3I/ATLAS yang tertangkap melintas di sistem tata surya pada 27 Agustus oleh teleskop Gemini Selatan di Chile, ternyata mengalami perubahan besar akibat paparan radiasi kosmik ekstrem selama miliaran tahun. Hasil penelitian terbaru menggunakan Teleskop Luar Angkasa James Webb (JWST) menunjukkan bahwa komet ini mengandung karbon dioksida yang sangat tinggi, yang berbentuk akibat paparan sinar kosmik selama sekitar tujuh miliar tahun.
Paparan radiasi ini mempengaruhi struktur es komet hingga kedalaman sekitar 15-20 meter. Peneliti utama, Romain Maggiolo dari Royal Belgian Institute for Space Aeronomy, menjelaskan bahwa proses ini sangat lambat, tetapi dalam rentang waktu miliaran tahun efeknya sangat kuat.
Hasil penelitian ini dianggap sebagai perubahan besar dalam cara ilmuwan mempelajari objek antarbintang. Komet seperti 3I/ATLAS sebagian besar terdiri atas material yang telah mengalami pemrosesan radiasi. Bentuk luar komet tersebut mencerminkan perjalanan panjangnya di ruang antarbintang.
Saat ini, 3I/ATLAS sedang berada di orbit mengelilingi matahari dan mencapai titik terdekatnya pada Rabu (29/10). Ketika mendekat ke bintang, suhu permukaannya meningkat dan menyebabkan es di komet berubah menjadi gas. Ilmuwan menduga gas yang dilepaskan sebelum titik perihelion berasal dari lapisan luar yang telah terpapar radiasi.
Penelitian ini merupakan pengembangan dari studi sebelumnya yang mengungkap bahwa 3I/ATLAS kaya akan CO₂. Tim Maggiolo awalnya meneliti komet 67P di orbit Jupiter dan Bumi, kemudian menyesuaikan model mereka untuk diterapkan pada 3I/ATLAS. Simulasi menunjukkan bahwa paparan radiasi selama satu miliar tahun cukup untuk membentuk lapisan luar yang padat akibat iradiasi.
"Maka dari itu, kita perlu memperhitungkan proses penuaan ini. Itu berarti lebih banyak tantangan bagi ilmuwan, tetapi komet ini tetap menarik untuk dipelajari," katanya.
Paparan radiasi ini mempengaruhi struktur es komet hingga kedalaman sekitar 15-20 meter. Peneliti utama, Romain Maggiolo dari Royal Belgian Institute for Space Aeronomy, menjelaskan bahwa proses ini sangat lambat, tetapi dalam rentang waktu miliaran tahun efeknya sangat kuat.
Hasil penelitian ini dianggap sebagai perubahan besar dalam cara ilmuwan mempelajari objek antarbintang. Komet seperti 3I/ATLAS sebagian besar terdiri atas material yang telah mengalami pemrosesan radiasi. Bentuk luar komet tersebut mencerminkan perjalanan panjangnya di ruang antarbintang.
Saat ini, 3I/ATLAS sedang berada di orbit mengelilingi matahari dan mencapai titik terdekatnya pada Rabu (29/10). Ketika mendekat ke bintang, suhu permukaannya meningkat dan menyebabkan es di komet berubah menjadi gas. Ilmuwan menduga gas yang dilepaskan sebelum titik perihelion berasal dari lapisan luar yang telah terpapar radiasi.
Penelitian ini merupakan pengembangan dari studi sebelumnya yang mengungkap bahwa 3I/ATLAS kaya akan CO₂. Tim Maggiolo awalnya meneliti komet 67P di orbit Jupiter dan Bumi, kemudian menyesuaikan model mereka untuk diterapkan pada 3I/ATLAS. Simulasi menunjukkan bahwa paparan radiasi selama satu miliar tahun cukup untuk membentuk lapisan luar yang padat akibat iradiasi.
"Maka dari itu, kita perlu memperhitungkan proses penuaan ini. Itu berarti lebih banyak tantangan bagi ilmuwan, tetapi komet ini tetap menarik untuk dipelajari," katanya.