Dalam upaya menjaga ketahanan energi di Indonesia Timur, Pertamina telah memperkuat infrastruktur distribusi energi melalui terminal BBM Baubau. Terminal ini merupakan salah satu terminal terbesar di wilayah tersebut dan memiliki kapasitas hingga 147 ribu KL. Dengan demikian, terminal ini dapat memberikan kontribusi signifikan dalam menjaga ketahanan energi di Sulawesi, Nusa Tenggara, dan Maluku.
Menurut Vice President Corporate Communication Pertamina, Muhammad Baron, Fuel Terminal Baubau memiliki peranan penting dalam menjaga ketahanan energi di Indonesia Timur. Terminal ini menyuplai lebih dari separuh kebutuhan energi di kawasan tersebut dan memiliki proporsi distribusi yang berbeda-beda untuk wilayah-wilayah tertentu.
Berdasarkan data yang dikutip oleh Baron, proporsi distribusi BBM di Fuel Terminal Baubau adalah sebagai berikut: 80% untuk wilayah Sulawesi, 15% untuk NTT dan NTB, serta 5% untuk wilayah Maluku dan Papua. Selain itu, terminal ini juga menyediakan berbagai produk BBM seperti Pertamax, Pertalite, Dexlite, Biosolar (B40), MFO hingga Kerosene atau minyak tanah.
Fasilitas lain yang disediakan oleh Fuel Terminal Baubau adalah 3 Jetty dengan kapasitas 35.000 DWT dan 6.500 DWT. Terminal ini juga dilengkapi laboratorium dengan peralatan pengujian lengkap untuk memastikan kualitas produk BBM yang disalurkan.
Pertamina juga telah menyediakan 70 Unit Mobil Tangki untuk menyuplai BBM ke SPBU, Pertashop, SPBU Kompak, serta memenuhi kebutuhan industri dan instansi penting. Selain itu, perusahaan ini juga terus menjaga keandalan pasokan energi di Indonesia Timur untuk mendorong pertumbuhan ekonomi wilayah dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Dalam mendistribusikan energi, Pertamina juga memastikan seluruh operasi berjalan dengan standar HSSE dan governance yang ketat. Direktur Utama PET, Bayu Prostiyono, menyampaikan bahwa prinsip safety dan sustainability menjadi fokus utama perusahaan dalam mendukung ketahanan energi nasional.
Menurut Vice President Corporate Communication Pertamina, Muhammad Baron, Fuel Terminal Baubau memiliki peranan penting dalam menjaga ketahanan energi di Indonesia Timur. Terminal ini menyuplai lebih dari separuh kebutuhan energi di kawasan tersebut dan memiliki proporsi distribusi yang berbeda-beda untuk wilayah-wilayah tertentu.
Berdasarkan data yang dikutip oleh Baron, proporsi distribusi BBM di Fuel Terminal Baubau adalah sebagai berikut: 80% untuk wilayah Sulawesi, 15% untuk NTT dan NTB, serta 5% untuk wilayah Maluku dan Papua. Selain itu, terminal ini juga menyediakan berbagai produk BBM seperti Pertamax, Pertalite, Dexlite, Biosolar (B40), MFO hingga Kerosene atau minyak tanah.
Fasilitas lain yang disediakan oleh Fuel Terminal Baubau adalah 3 Jetty dengan kapasitas 35.000 DWT dan 6.500 DWT. Terminal ini juga dilengkapi laboratorium dengan peralatan pengujian lengkap untuk memastikan kualitas produk BBM yang disalurkan.
Pertamina juga telah menyediakan 70 Unit Mobil Tangki untuk menyuplai BBM ke SPBU, Pertashop, SPBU Kompak, serta memenuhi kebutuhan industri dan instansi penting. Selain itu, perusahaan ini juga terus menjaga keandalan pasokan energi di Indonesia Timur untuk mendorong pertumbuhan ekonomi wilayah dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Dalam mendistribusikan energi, Pertamina juga memastikan seluruh operasi berjalan dengan standar HSSE dan governance yang ketat. Direktur Utama PET, Bayu Prostiyono, menyampaikan bahwa prinsip safety dan sustainability menjadi fokus utama perusahaan dalam mendukung ketahanan energi nasional.