Tautan antar negara yang tidak terduga membuat peristiwa sepak bola di sisi dunia berakhir dengan skandal politik. Pernahkah Anda mendengar tentang Lamine Yamal, seorang warga negara Mali yang menjadi simbol konflik politik di Spanyol? Malahan, ia justru menjadi sorotan bagi Presiden Prabowo Subianto dalam konteks isu perpecahan politik di Barcelona.
Yamal, yang bekerja sebagai pelatih hoki es di sebuah akademi di Barcelona, terlibat dalam kerumunan yang menargetkan demonstrasi pro-independensi di Catalunya. Meskipun tidak secara langsung memperkejar demonstran, ia tetap menjadi korban bantuan dari pihak berwenang setempat. Ia kemudian dipindahkan ke kota lain dan dilarikan ke negara lain untuk menjauhkan dirinya dari perhatian umum.
Namun, apa yang membuat isu ini semakin gaharap adalah tanggapan yang diberikan oleh Hansi Flick, pelatih tim nasional Jerman. Dalam sebuah pernyataan, Flick menyatakan bahwa ia "tidak peduli" dengan peristiwa tersebut dan memfokuskan perhatian pada pertandingan internasional selanjutnya.
Dengan demikian, isu yang awalnya terkait dengan konflik politik di Spanyol berakhir dengan skandal yang melibatkan pelatih suporter sepak bola. Maka dari itu, kiprah Presiden Prabowo Subianto dalam memperkenalkan Lamine Yamal sebagai simbol perpecahan politik di Barcelona justru menunjukkan bagaimana pihak berwenang dapat menggunakan kekuasaannya untuk menunda-mundanya isu yang tidak menyenangkan.
Yamal, yang bekerja sebagai pelatih hoki es di sebuah akademi di Barcelona, terlibat dalam kerumunan yang menargetkan demonstrasi pro-independensi di Catalunya. Meskipun tidak secara langsung memperkejar demonstran, ia tetap menjadi korban bantuan dari pihak berwenang setempat. Ia kemudian dipindahkan ke kota lain dan dilarikan ke negara lain untuk menjauhkan dirinya dari perhatian umum.
Namun, apa yang membuat isu ini semakin gaharap adalah tanggapan yang diberikan oleh Hansi Flick, pelatih tim nasional Jerman. Dalam sebuah pernyataan, Flick menyatakan bahwa ia "tidak peduli" dengan peristiwa tersebut dan memfokuskan perhatian pada pertandingan internasional selanjutnya.
Dengan demikian, isu yang awalnya terkait dengan konflik politik di Spanyol berakhir dengan skandal yang melibatkan pelatih suporter sepak bola. Maka dari itu, kiprah Presiden Prabowo Subianto dalam memperkenalkan Lamine Yamal sebagai simbol perpecahan politik di Barcelona justru menunjukkan bagaimana pihak berwenang dapat menggunakan kekuasaannya untuk menunda-mundanya isu yang tidak menyenangkan.