Kamis (20/11), Jakarta terancam kembali menjadi ruang demonstrasi ketika dua titik aksi akan berlangsung. Pertama, di Sentral Senayan I, dan kedua di Jalan Asia Afrika (Aliansi Perjuangan Keadilan Rakyat Tanimbar) serta kawasan Gambir. Polisi menyiagakan 1.082 personel untuk mengamankan aksi tersebut. Sementara itu, masyarakat diminta untuk menghindari kawasan Patung Kuda dan Medan Merdeka Utara.
Pertama kali, unjuk rasa di Sentral Senayan I adalah demo Aliansi Perjuangan Keadilan Rakyat Tanimbar yang ditentukan oleh rakyat Tanimbar. Menurut informasi yang dihimpun dari media lokal setempat, rakyat Tanimbar memperjuangkan nasib mereka terhadap pelaksanaan proyek Blok Masela yang dikelola Inpex. Rakyat Tanimbar menilai perusahaan itu telah mengabaikan hak-hak masyarakat adat.
Mereka meminta Inpex untuk menghormati dan menghargai masyarakat adat Tanimbar, memberi ganti rugi lahan secara adil sesuai aspirasi warga, serta memprioritaskan tenaga kerja lokal Maluku dan Tanimbar pada fase konstruksi dan operasi Blok Masela. Mereka juga menuntut Inpex untuk menjalankan program CSR yang transparan dan berpihak kepada warga, serta menolak segala bentuk kongkalikong antara Inpex dan oknum Pemda KKT.
Kedua, unjuk rasa di Gambir adalah demo ojek online/Forum Diskusi Transportasi Online Indonesia. Pengemudi ojel membawa aksi untuk mendesak negara mengkaji ulang kebijakan yang merugikan pengemudi ojel. Mereka menuntut evaluasi dan sesuaikan tarif untuk pengemudi ojek online roda dua, serta revisi tarif biaya operasional kendaraan (BOK) bagi pengemudi taksi online.
Mereka juga berharap dapat menyusun Undang-undang Transportasi Online yang lebih berpihak kepada pengemudi ojel.
Pertama kali, unjuk rasa di Sentral Senayan I adalah demo Aliansi Perjuangan Keadilan Rakyat Tanimbar yang ditentukan oleh rakyat Tanimbar. Menurut informasi yang dihimpun dari media lokal setempat, rakyat Tanimbar memperjuangkan nasib mereka terhadap pelaksanaan proyek Blok Masela yang dikelola Inpex. Rakyat Tanimbar menilai perusahaan itu telah mengabaikan hak-hak masyarakat adat.
Mereka meminta Inpex untuk menghormati dan menghargai masyarakat adat Tanimbar, memberi ganti rugi lahan secara adil sesuai aspirasi warga, serta memprioritaskan tenaga kerja lokal Maluku dan Tanimbar pada fase konstruksi dan operasi Blok Masela. Mereka juga menuntut Inpex untuk menjalankan program CSR yang transparan dan berpihak kepada warga, serta menolak segala bentuk kongkalikong antara Inpex dan oknum Pemda KKT.
Kedua, unjuk rasa di Gambir adalah demo ojek online/Forum Diskusi Transportasi Online Indonesia. Pengemudi ojel membawa aksi untuk mendesak negara mengkaji ulang kebijakan yang merugikan pengemudi ojel. Mereka menuntut evaluasi dan sesuaikan tarif untuk pengemudi ojek online roda dua, serta revisi tarif biaya operasional kendaraan (BOK) bagi pengemudi taksi online.
Mereka juga berharap dapat menyusun Undang-undang Transportasi Online yang lebih berpihak kepada pengemudi ojel.