Pemerintah Dipinta Segera Terbitkan Kebijakan Harga Gas Bumi Tertentu Untuk Industri Aluminium
Asosiasi Gabungan Industri Aluminium Indonesia (Galunesia) meminta pemerintah segera menerbitkan kebijakan harga gas bumi tertentu (HGBT) untuk sektor aluminium. Hal ini dianggap penting karena biaya energi yang masih tinggi terus membebani sektor aluminium nasional.
Struktur biaya produksi aluminium sangat dipengaruhi oleh harga gas, komponen energi ini menyumbang sekitar 20% hingga 30% dari total biaya produksi. Perubahan harga gas menjadi faktor yang sangat sensitif dan menentukan daya saing industri. Jika HGBT segera diberlakukan, akan sangat membantu efisiensi biaya industri aluminium.
Banyak asosiasi dan perusahaan besar telah mengajukan usulan HGBT kepada pemerintah dalam beberapa tahun terakhir. Dengan dukungan harga energi yang lebih terjangkau, industri aluminium diyakini mampu meningkatkan kapasitas produksi, mengembangkan investasi baru, serta memperluas kontribusinya terhadap perekonomian nasional.
Menurut Oktavianus Tarigan, kepala umum Galunesia, kebutuhan aluminium dipastikan meningkat seiring berkembangnya sektor-sektor pengguna seperti konstruksi, otomotif, transportasi, infrastruktur, dan produk kebutuhan masyarakat. Dengan efisiensi biaya di hulu, industri akan berdampak langsung pada keberlanjutan industri di hilir dan dirasakan oleh konsumen melalui harga produk turunan aluminium yang lebih kompetitif.
Asosiasi Gabungan Industri Aluminium Indonesia (Galunesia) meminta pemerintah segera menerbitkan kebijakan harga gas bumi tertentu (HGBT) untuk sektor aluminium. Hal ini dianggap penting karena biaya energi yang masih tinggi terus membebani sektor aluminium nasional.
Struktur biaya produksi aluminium sangat dipengaruhi oleh harga gas, komponen energi ini menyumbang sekitar 20% hingga 30% dari total biaya produksi. Perubahan harga gas menjadi faktor yang sangat sensitif dan menentukan daya saing industri. Jika HGBT segera diberlakukan, akan sangat membantu efisiensi biaya industri aluminium.
Banyak asosiasi dan perusahaan besar telah mengajukan usulan HGBT kepada pemerintah dalam beberapa tahun terakhir. Dengan dukungan harga energi yang lebih terjangkau, industri aluminium diyakini mampu meningkatkan kapasitas produksi, mengembangkan investasi baru, serta memperluas kontribusinya terhadap perekonomian nasional.
Menurut Oktavianus Tarigan, kepala umum Galunesia, kebutuhan aluminium dipastikan meningkat seiring berkembangnya sektor-sektor pengguna seperti konstruksi, otomotif, transportasi, infrastruktur, dan produk kebutuhan masyarakat. Dengan efisiensi biaya di hulu, industri akan berdampak langsung pada keberlanjutan industri di hilir dan dirasakan oleh konsumen melalui harga produk turunan aluminium yang lebih kompetitif.