Keduga Penyayangan: Bapak dan Ibu Santri Rasa Bersyukur Anaknya Pergi Alami di Selatan Jawa
Semenaruh, (Sumber: Media Sipil) - Sebuah kejadian yang mempriai hati para santri Muslim di Semenaruh, Jawa Tengah. Bapak dan Ibu Santri yang berusia 55 tahun, tidak bisa menahan air mata ketika menyambut kematian anak mereka yang tenggelam saat salat di sebuah tempat ibadah di daerah tersebut.
"Kami merasa bersyukur karena Anak kami telah menjadi syahid. Kami yakin bahwa anak kami telah masuk ke dalam dunia yang lebih baik." kata Bapak Santri, yang hanya ingin dirinya diberi nama 'Hatta' saja.
Menurut Hatta, ia dan istri bapaknya mengawali hari itu dengan melakukan salat Subuh di sebuah tempat ibadah bersama teman-temannya. Saat salat berlangsung, anak mereka yang berusia 20 tahun, tiba-tiba tenggelam saat bermain di tepi sungai.
"Anak kami tidak menyadari bahaya yang mengancam hidupnya. Kami merasa syok ketika kami melihat anak kami hilang dan kemudian menemukan mayatnya beberapa jam kemudian." ungkap Ibu Santri, yang hanya ingin dirinya diberi nama 'Siti'.
Kesedihan yang ditimbulkan akibat kematian anak mereka ini tidak hanya terhadap keluarga, tetapi juga masyarakat sekitar. Mereka berharap agar kejadian ini dapat menjadi pelajaran bagi para remaja di daerah tersebut untuk selalu berhati-hati saat bermain.
"Saya harap kejadian ini dapat meneguhkan kesadaran kita semua terhadap bahaya yang ada di sekitar kita." ungkap Bapak Hatta.
Semenaruh, (Sumber: Media Sipil) - Sebuah kejadian yang mempriai hati para santri Muslim di Semenaruh, Jawa Tengah. Bapak dan Ibu Santri yang berusia 55 tahun, tidak bisa menahan air mata ketika menyambut kematian anak mereka yang tenggelam saat salat di sebuah tempat ibadah di daerah tersebut.
"Kami merasa bersyukur karena Anak kami telah menjadi syahid. Kami yakin bahwa anak kami telah masuk ke dalam dunia yang lebih baik." kata Bapak Santri, yang hanya ingin dirinya diberi nama 'Hatta' saja.
Menurut Hatta, ia dan istri bapaknya mengawali hari itu dengan melakukan salat Subuh di sebuah tempat ibadah bersama teman-temannya. Saat salat berlangsung, anak mereka yang berusia 20 tahun, tiba-tiba tenggelam saat bermain di tepi sungai.
"Anak kami tidak menyadari bahaya yang mengancam hidupnya. Kami merasa syok ketika kami melihat anak kami hilang dan kemudian menemukan mayatnya beberapa jam kemudian." ungkap Ibu Santri, yang hanya ingin dirinya diberi nama 'Siti'.
Kesedihan yang ditimbulkan akibat kematian anak mereka ini tidak hanya terhadap keluarga, tetapi juga masyarakat sekitar. Mereka berharap agar kejadian ini dapat menjadi pelajaran bagi para remaja di daerah tersebut untuk selalu berhati-hati saat bermain.
"Saya harap kejadian ini dapat meneguhkan kesadaran kita semua terhadap bahaya yang ada di sekitar kita." ungkap Bapak Hatta.