IHSG Melanjutkan Penguatan dengan Sentimen Positif
IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) Bursa Efek Indonesia terbuka menguat sekitar 0,01 persen pada Selasa lalu, mencapai level 8.275,95. Kenaikan ini dipicu oleh sentimen positif dari para pelaku pasar, baik dari dalam negeri maupun mancanegara.
Sentimen positif yang mendukung penguatan IHSG terdiri atas beberapa faktor, seperti kinerja laporan keuangan emiten-emiten pada kuartal III 2025, peningkatan indeks di bursa Amerika Serikat (AS) Wall Street, berlanjutnya aksi beli investor asing, dan naiknya harga beberapa komoditas.
Selain itu, juga ada data ekonomi yang menunjukkan inflasi Indonesia periode Oktober 2025 tercatat sebesar 0,28 persen bulan ke bulan (mtm) atau 2,86 persen tahun ke tahun (yoy). Kemudian, indeks PMI Manufaktur meningkat ke level 51,2 pada Oktober 2025.
Namun, perlu diingat bahwa sentimen positif ini juga dipengaruhi oleh penurunan indeks manufaktur AS, yang turun ke level 48,7 pada Oktober 2025. Penurunan ini menandai delapan bulan berturut-turut sektor manufaktur AS berada dalam fase kontraksi.
Dengan demikian, pelaku pasar masih menantikan rilis data The Job Openings and Labor Turnover Survey (JOLTS) AS, yang menjadi penting karena data ketenagakerjaan sedang menjadi isu utama dan menjadi patokan sikap The Fed berikutnya.
IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) Bursa Efek Indonesia terbuka menguat sekitar 0,01 persen pada Selasa lalu, mencapai level 8.275,95. Kenaikan ini dipicu oleh sentimen positif dari para pelaku pasar, baik dari dalam negeri maupun mancanegara.
Sentimen positif yang mendukung penguatan IHSG terdiri atas beberapa faktor, seperti kinerja laporan keuangan emiten-emiten pada kuartal III 2025, peningkatan indeks di bursa Amerika Serikat (AS) Wall Street, berlanjutnya aksi beli investor asing, dan naiknya harga beberapa komoditas.
Selain itu, juga ada data ekonomi yang menunjukkan inflasi Indonesia periode Oktober 2025 tercatat sebesar 0,28 persen bulan ke bulan (mtm) atau 2,86 persen tahun ke tahun (yoy). Kemudian, indeks PMI Manufaktur meningkat ke level 51,2 pada Oktober 2025.
Namun, perlu diingat bahwa sentimen positif ini juga dipengaruhi oleh penurunan indeks manufaktur AS, yang turun ke level 48,7 pada Oktober 2025. Penurunan ini menandai delapan bulan berturut-turut sektor manufaktur AS berada dalam fase kontraksi.
Dengan demikian, pelaku pasar masih menantikan rilis data The Job Openings and Labor Turnover Survey (JOLTS) AS, yang menjadi penting karena data ketenagakerjaan sedang menjadi isu utama dan menjadi patokan sikap The Fed berikutnya.