Keterlibatan Politik dalam Konflik Dalam PBNU? Gus Yahya Tegaskan, Belum Ada Bukti Jelas
Konflik internal dalam Nahdlatul Ulama (PBNU) terus mencuat. Ketua Umum PBNU, Yusuf Gus Yamin alias Gus Yahya, menegaskan bahwa polemik ini tidak bisa langsung dikaitkan dengan kepentingan politik tertentu. Menurutnya, belum ada bukti yang jelas mengenai adanya aktor atau tujuan politik di balik dinamika tersebut.
Gus Yahya menyatakan bahwa setiap dinamika yang melibatkan perbedaan pandangan biasanya selalu ditarik ke ranah politik. Namun, dalam kasus ini, ia menegaskan belum ada hal yang dapat dibuktikan secara konkret. "Unsur politis itu orang bisa khawatir, tapi unsur politis apa? Dengan analisa seperti apa? Ini semuanya tidak jelas," kata Gus Yahya di konferensi pers.
Gus Yahya juga menekankan bahwa persoalan yang muncul lebih didorong oleh perbedaan pendapat dan persepsi, serta beredarnya informasi yang belum diklarifikasi secara menyeluruh. Ia menyebutkan bahwa informasi yang belum diuji kebenarannya berpotensi menjadi fitnah dan merugikan banyak pihak.
"Gus Yahya mengingatkan bahwa fitnah merupakan bentuk ketidakadilan yang dampaknya sangat berat bagi pihak yang menjadi korban. Karena itu, ia meminta seluruh pihak untuk menghentikan penyebaran rumor dan prasangka yang tidak berdasar," kata salah seorang sumber dari PBNU.
Dalam kesempatan yang sama, Gus Yahya juga mengklarifikasi hingga kini dirinya belum menerima surat resmi dalam bentuk apa pun terkait isu-isu internal yang beredar. Ia juga menekankan bahwa ia tetap setia pada amanah yang diberikan oleh Muktamar Ke-34 dan akan menjalankannya secara penuh.
Gus Yahya menyatakan tidak menerima surat resmi dalam bentuk apa pun terkait isu-isu internal yang beredar. Salah satu dokumen yang beredar mengenai risalah hasil rapat harian Syuriah pada Kamis (20/11) berisikan pesan yang meminta Gus Yahya mundur dari jabatannya.
Namun, dalam kesempatan yang sama, ia juga menyatakan bahwa ia tetap setia kepada ajaran Nahdlatul Ulama dan akan terus menjalankan tugasnya sebagai ketua umum PBNU.
Konflik internal dalam Nahdlatul Ulama (PBNU) terus mencuat. Ketua Umum PBNU, Yusuf Gus Yamin alias Gus Yahya, menegaskan bahwa polemik ini tidak bisa langsung dikaitkan dengan kepentingan politik tertentu. Menurutnya, belum ada bukti yang jelas mengenai adanya aktor atau tujuan politik di balik dinamika tersebut.
Gus Yahya menyatakan bahwa setiap dinamika yang melibatkan perbedaan pandangan biasanya selalu ditarik ke ranah politik. Namun, dalam kasus ini, ia menegaskan belum ada hal yang dapat dibuktikan secara konkret. "Unsur politis itu orang bisa khawatir, tapi unsur politis apa? Dengan analisa seperti apa? Ini semuanya tidak jelas," kata Gus Yahya di konferensi pers.
Gus Yahya juga menekankan bahwa persoalan yang muncul lebih didorong oleh perbedaan pendapat dan persepsi, serta beredarnya informasi yang belum diklarifikasi secara menyeluruh. Ia menyebutkan bahwa informasi yang belum diuji kebenarannya berpotensi menjadi fitnah dan merugikan banyak pihak.
"Gus Yahya mengingatkan bahwa fitnah merupakan bentuk ketidakadilan yang dampaknya sangat berat bagi pihak yang menjadi korban. Karena itu, ia meminta seluruh pihak untuk menghentikan penyebaran rumor dan prasangka yang tidak berdasar," kata salah seorang sumber dari PBNU.
Dalam kesempatan yang sama, Gus Yahya juga mengklarifikasi hingga kini dirinya belum menerima surat resmi dalam bentuk apa pun terkait isu-isu internal yang beredar. Ia juga menekankan bahwa ia tetap setia pada amanah yang diberikan oleh Muktamar Ke-34 dan akan menjalankannya secara penuh.
Gus Yahya menyatakan tidak menerima surat resmi dalam bentuk apa pun terkait isu-isu internal yang beredar. Salah satu dokumen yang beredar mengenai risalah hasil rapat harian Syuriah pada Kamis (20/11) berisikan pesan yang meminta Gus Yahya mundur dari jabatannya.
Namun, dalam kesempatan yang sama, ia juga menyatakan bahwa ia tetap setia kepada ajaran Nahdlatul Ulama dan akan terus menjalankan tugasnya sebagai ketua umum PBNU.