Guru Besar UGM Minta Siswa Tak Dibebani Deteksi MBG Busuk Lewat Hidung

Penggunaan MBG Tidak Selalu Berdasarkan Indra Penciuman Hanya Tidak Akan Membatasi Kinerja Guru di Lapangan

Sebuah kebijakan yang memungkinkan siswa untuk mengidentifikasi hidangan Makan Bergizi Gratis (MBG) hanya melalui indra penciuman hingga tidak akan membatasi kinerja guru di lapangan. Hal ini dilontarkan oleh Kepala Pusat Studi Pangan dan Gizi (PSPG) Universitas Gadjah Mada, Sri Raharjo.

Menurut Sri Raharjo, penggunaan MBG harus lebih matang untuk mengantisipasi terjadinya kasus keracunan di lapangan sekolah. Guru yang bertugas menyajikan makanan ini tidak hanya akan diberi tugas untuk memeriksa kualitas makanan saja, tetapi juga perlu memantau proses pengolahan dan penyajiannya hingga saat makanan dikonsumsi oleh siswa.

"Kita tidak boleh hanya asumsikan bahwa karena aroma yang tidak enak, itu pasti keracunan," ujarnya. "Jika kita masih terlalu bergantung pada indra penciuman manusia saja, kita akan kehilangan kesempatan untuk mengantisipasi berbagai potensi bahaya dari makanan."

Berdasarkan data, lauk pauk adalah salah satu menu yang paling berpotensi memicu keracunan. Pengolahannya memerlukan waktu dan panas yang cukup untuk mematikan bakteri pada bahan mentah. Namun, kekurangan waktu, alat, serta sumber daya manusia (SDM) dari pihak penyedia MBG dapat menghambat proses ini.

"Saya ingin menyarankan agar kapasitas dari setiap Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) diperhitungkan kembali," ucapnya. "Jika kita tidak bisa memenuhi target yang telah ditetapkan, maka kontrol terhadap makanan tidak sepenuhnya sesuai dengan aturan yang ditetapkan."
 
🤔 aku pikir kalau cara ini kurang tepat gini. kalau makanan MBG hanya bisa dikenali oleh indra penciuman, berarti banyak yang gagal. tapi yang paling parah lagi adalah kalau tidak ada pengawasan yang ketat maka bisa terjadi keracunan. aku rasa harus ada cara lain yang lebih cerdas dan efisien untuk mencegah hal ini. misalnya dengan menggunakan teknologi seperti detektor keracunan makanan yang bisa mendeteksi keracunan pada saat makanan masih dalam proses pengolahan 🧬💡
 
Maksudnya apa sih kalau guru di sekolah harus juga pengolahan makanan itu sendiri? Nah, aku pikir itu memang benar. Di desaku, kita masih banyak kasus keracunan karena makanan yang tidak enak. Jika guru sekolah hanya bisa mencium aroma makanan saja, itu belum cukup untuk melindungi anak-anak dari bahaya tersebut. Aku bayangkan jika guru harus juga memantau proses pengolahan dan penyajiannya itu, tapi aku rasa itu juga harus menjadi prioritas. Kita harus memastikan bahwa semua anak sekolah bisa makan dengan aman dan enak. Dan yang jadi, di desaku kita juga perlu meningkatkan kesadaran orang tua tentang pentingnya kebersihan makanan di rumah...
 
Aku pikir sih bahwa sistem ini masih kurang matang, tapi gampangnya cara pengamanan MBG ini. Kalau kita asumsikan semua makanan yang aroma tidak enak pasti keracunan itu nggak masuk akal, kan? Jadi, aku rasa kita butuh analisis lebih lanjut tentang hal ini. Mungkin ada beberapa sumber daya yang belum terpakai secara maksimal di sekolah-sekolah, seperti laboratorium atau alat yang bisa digunakan untuk menguji kualitas makanan sebelum dikonsumsi oleh siswa. Kalau kita punya semua itu, maka pasti kita bisa meningkatkan keselamatan dan kenyamanan bagi siswa. 🤔
 
Makanya gini, MBG itu harus diatur lebih matang ya... Jangan hanya asumsikan karena aroma yang tidak enak, itu pasti keracunan. Kalau kita jadi begitu, siapa yang tahu kayaknya ada kasus keracunan di sekolah lagi. Saya lihat, kondisi di lapangan smp sedang makin berat, gini harus juga diperhatikan.
 
Aku pikir ini gini deh... kalau memang ingin mencegah keracunan di sekolah, kita harus lebih matang lagi dulu. Jangan asumsi hanya karena makanan ngerem-betruk, itu pasti bukannya keracunan. Saya lihat kebijakan ini agak khas banget, seperti cuma fokus pada aroma aja, tapi apa dengan rasanya? Tapi, saya setuju juga kalau kita harus lebih teliti dalam menyiapkan makanan di sekolah, khususnya lauk pauk. Itu memang menu yang paling berpotensi membuat orang sakit 😐.
 
"ga percaya kalau penggunaan MBG bisa diteruskan begitu saja. apa ada yang dibawa ke lapangan untuk memastikan kualitas makanan? ini bukan hanya soal indra penciuman aja, tapi harus ada kontrol yang matang juga ya 🤔"
 
Maksud apa sih nih? Makanan Bergizi Gratis ini apa yang salah? Kenapa harusnya dipantau proses pengolahan dan penyajiannya sampai saat makanan dikonsumsi? Gimana kalau gini, kita bisa terus berharap bahwa karena aroma yang tidak enak itu pasti keracunan aja... Tapi, nanti apa kira-kira nih kalau ada siswa yang salah makan dan jadi sakit... Kita harusnya sih lebih cek cek nih...
 
🤔 mbak, aku rasa ini penting banget! kalau kita nggak teliti saat menyajikan makanan, apa pun lama-kutanya, itu bisa membahayakan keseluruhan mahasiswa. jadi, biar lebih aman, kita harus memantau seluruh prosesnya, bukan hanya asumsi dari indra penciuman aja. dan kalau mbg pengolahanannya memang memerlukan waktu dan alat yang cukup, maka kita harus ngatur kapasitas penyedia mbg terlebih dahulu dulu. jadi, siap-siap aja dulu! 😊
 
aku bingung banget dengan kebijakan ini 🤔. kalau mau mengantisipasi kasus keracunan di lapangan sekolah, gak bisa cuma asumsi aroma makanan tidak enak aja, kan? harus ada penelitian yang lebih matang dulu untuk melihat apa potensi bahaya dari makanan itu. dan lagi, kalau sudah mengetahui potensinya, gak boleh hanya meninggalkannya saja, harus ada tindakan yang lebih serius untuk mengantisipasi dan mencegah kasus keracunan itu 😕.
 
Gue pikir gini, kalau makanan di MBG harusnya diantisipasi dulu, bukan hanya dipercaya pada indra penciuman aja. Guru yang ngajar di SD harus bisa memantau proses pengolahan dan penyajiannya hingga saat konsumsi, kalau tidak gak bisa ngawasa sendiri siapa nanti yang mau makanin makanan itu 🤔. Kalau ngeracuni, toh kerugian lagi bagaiape. Mau biar target gini terpenuhi aja, harusnya kapasitas SPPG diperbarui dulu, jadi kalau perlu, ngajarin lebih banyak sih 💪
 
mbak, kalau mbg diberi kebebasan untuk dikonsumsi oleh siswa apa dia punya aroma tidak enak, tapi nggak ada keracunan. ini bikin arogansi di lapangan sekolah, gak perlu lagi memantau proses pengolahan makanan. aku rasa mbg harus dibuat dengan matang terlebih dahulu agar bisa mengantisipasi terjadinya kasus keracunan. jangan asumsikan karena aroma tidak enak itu pasti keracunan, kalau begitu kita nggak bisa mendeteksi keracunan sebelum waktu yang tepat
 
Makasih ya ga, aku pikir kalau pemerintah harus menangani hal ini lebih serius. Jangan hanya asumsi bahwa karena aroma yang tidak enak itu pasti keracunan, tapi kita harus cek proses pengolahan dan penyajian juga. Aku melihat kalau di beberapa sekolah nanti ada kasus keracunan, sih. Mereka harus menyiapkan lebih banyak alat dan sumber daya manusia. Saya rasa ini bukan soal guru yang tidak bisa melakukan tugasnya, tapi lebih soal pemerintah yang harus memberikan prioritas pada hal ini.
 
Kalau mau tahu benar-benar siapa pelaku utama di balik keracunan makanan, kalau bukan di tempat sumber, tapi di tempat konsumsi. Kita harus melihat dari sudut pandang pengguna, bukan hanya dari sudut pandang guru atau orang lain yang berada di posisi paling atas. Apalagi dengan banyak sekali informasi yang sudah ada tentang cara keracunan bisa terjadi.
 
Kalau mau benar-benar aman, gak perlu hanya asumsi karena aroma gak enak. Gua pikir lebih baik lagi jika ada pengawasan lanjut, seperti punya kamera untuk memantau proses penyajiannya dulu sebelum dicoba siswa. Dan kalau pihak sekolah punya sumber daya yang cukup, gak usah khawatir keracunan. Karena di lapangan sekolah, ada banyak hal yang bisa jadi bocor, kayaknya ada kesiapan dari semua pihak ya.
 
🤔 Aku pikir ini saran yang masuk akal banget, kenapa kita asumsikan gara-gara aroma tidak enak itu keracunan? Kenapa kita tidak coba lagi cara lain? 🤷‍♂️ Sebenarnya aku penasaran bagaimana cara mengantisipasi bahaya makanan yang berpotensi keracunan di lapangan sekolah. Mungkin harus ada pengawasan lebih teliti dari sisi pemerintah atau organisasi kesehatan. 📊
 
🤔 gimana ya kalau gusung MBG ini lebih berfokus pada keamanan & keselamatan gak? kayaknya kudu diantisipasi lemasa keracunan, jadi sih gusung juga harus bisa memantau proses pengolahan & penyajiannya, bukan hanya asumsi dari indra penciuman aja... 🤝
 
omg kan sih serius kalau gurunya harus tahu semua tentang pembuatan mbg dan rasanya! nggak cuma asumsi nih, tapi perlu diantisipasi juga sih kasus keracunan. aku rasa sapa sih yang mau bertanggung jawab untuk memantau proses pengolahan mbg? toh gurunya harus bisa juga? apa caranya sih? 🤔🍴
 
mbak, aku pikir ini kalau mau amankan kinerja guru di lapangan pun harus ada kerjasama yang baik antara guru dengan SPPG. gusur tuh penggunaan MBG harus lebih matang, tapi gak bisa cuma bergantung pada indra penciuman manusia aja. siapa tahu bakteri itu udah luntur dari makanan sambil ngomong, kayaknya gak mau ngeracuni anak-anak kan?
 
kembali
Top