Gibran mengajak G20 untuk mulai dialog ekonomi intelijen
Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka menekankan pentingnya dialog ekonomi intelijen di KTT G20 Afrika Selatan. Ekonomi intelijen adalah prinsip ekonomi yang menggunakan data dan analisis untuk mendukung pengambilan keputusan strategis.
Menurut Gibran, setiap negara berhak memiliki jalur pembangunan sendiri karena tidak ada model tunggal yang cocok untuk semua negara. Namun, perlu diingat bahwa tidak ada metode terbaik dan kerja sama harus memberdayakan, bukan mendikte.
Gibran juga menekankan pentingnya meningkatkan inklusi keuangan melalui sistem pembayaran digital. Sistem ini dapat meminimalkan ketidaksetaraan, namun juga menimbulkan peluang dan risiko, seperti perkembangan teknologi aset kripto dan token digital.
"Indonesia mengusulkan agar G20 memulai dialog tentang ekonomi intelijen," kata Gibran. Menurutnya, pertumbuhan global tidak hanya harus kuat tetapi juga adil dan inklusif. Dunia membutuhkan pembiayaan yang lebih mudah diakses, dapat diprediksi, dan setara.
Bagi negara-negara berkembang, hal ini dapat dilakukan melalui keringanan utang, pembiayaan inovatif, pembiayaan campuran, dan mekanisme transisi hijau. Pemerintah Indonesia telah mengalokasikan lebih dari setengah anggaran iklim nasional untuk mendukung UMKM hijau, asuransi pertanian, dan infrastruktur yang tangguh terhadap iklim.
Gibran juga memuji kepemimpinan Afrika Selatan dalam gelaran G20. Menurutnya, pertemuan G20 kali ini bisa dikatakan sebagai tonggak sejarah, karena dengan kepemimpinan Afrika Selatan di G20 membuktikan bahwa negara berkembang kini tidak hanya menjadi penonton saja dalam perekonomian global.
Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka menekankan pentingnya dialog ekonomi intelijen di KTT G20 Afrika Selatan. Ekonomi intelijen adalah prinsip ekonomi yang menggunakan data dan analisis untuk mendukung pengambilan keputusan strategis.
Menurut Gibran, setiap negara berhak memiliki jalur pembangunan sendiri karena tidak ada model tunggal yang cocok untuk semua negara. Namun, perlu diingat bahwa tidak ada metode terbaik dan kerja sama harus memberdayakan, bukan mendikte.
Gibran juga menekankan pentingnya meningkatkan inklusi keuangan melalui sistem pembayaran digital. Sistem ini dapat meminimalkan ketidaksetaraan, namun juga menimbulkan peluang dan risiko, seperti perkembangan teknologi aset kripto dan token digital.
"Indonesia mengusulkan agar G20 memulai dialog tentang ekonomi intelijen," kata Gibran. Menurutnya, pertumbuhan global tidak hanya harus kuat tetapi juga adil dan inklusif. Dunia membutuhkan pembiayaan yang lebih mudah diakses, dapat diprediksi, dan setara.
Bagi negara-negara berkembang, hal ini dapat dilakukan melalui keringanan utang, pembiayaan inovatif, pembiayaan campuran, dan mekanisme transisi hijau. Pemerintah Indonesia telah mengalokasikan lebih dari setengah anggaran iklim nasional untuk mendukung UMKM hijau, asuransi pertanian, dan infrastruktur yang tangguh terhadap iklim.
Gibran juga memuji kepemimpinan Afrika Selatan dalam gelaran G20. Menurutnya, pertemuan G20 kali ini bisa dikatakan sebagai tonggak sejarah, karena dengan kepemimpinan Afrika Selatan di G20 membuktikan bahwa negara berkembang kini tidak hanya menjadi penonton saja dalam perekonomian global.