Pemerintah yang dipimpin oleh Presiden Soeharto memang pernah mengajukan usulan agar beliau menjadi Pahlawan Nasional, namun sekarang kemudian terjadi situasi yang mengecewakan. Saat ini, Menteri Sosial Saifullah Yusuf melaporkan usulan untuk memberikan gelar pahlawan nasional kepada Soeharto, dan sudah diserahkan ke Dewan Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan.
Selain itu, ada juga yang mengatakan bahwa usulan ini sudah lama ada sejak dari Partai Golkar. Misalnya pada tahun 2009, setelah Soeharto meninggal, partai tersebut punya ide untuk memberikan gelar pahlawan nasional bagi beliau. Kemudian, muncul kembali tahun 2014 dan juga di tahun 2017, saat Pemilu dan Presiden yang kemudian berjuang melawan Soeharto.
Namun, ada koalisi yang mengatakan bahwa wacana ini sudah tidak mengejutkan. Dimas Bagus Arya dari KontraS menyatakan bahwa koalisinya sudah tahu lama bahwa pemberian gelar pahlawan nasional kepada Soeharto sudah ada sejak lama, bahkan ada juga yang memberikan saran agar Soeharto tidak dijadikan Pahlawan Nasional.
Selain itu, Dimas juga mengatakan bahwa Soeharto memiliki rekam jejak buruk dalam urusan kemanusiaan. Mulai dari proses malapetaka 65 sampai kemudian kekerasan negara pada tahun 1998, serta pelanggaran berat hak asasi manusia dan kejahatan terhadap kemanusiaan yang terjadi selama masa kepemimpinannya.
Hal ini tentu bertentangan dengan asas-asas kemanusiaan. Dimas juga menyebutkan bahwa Soeharto pernah didaulat sebagai pemimpin terkorup di dunia karena melakukan serangkaian korupsi yang memperkaya anak-cucu, keluarga, dan kroni-kroninya, serta merugikan bangsa Indonesia berat.
Selain itu, ada juga yang mengatakan bahwa usulan ini sudah lama ada sejak dari Partai Golkar. Misalnya pada tahun 2009, setelah Soeharto meninggal, partai tersebut punya ide untuk memberikan gelar pahlawan nasional bagi beliau. Kemudian, muncul kembali tahun 2014 dan juga di tahun 2017, saat Pemilu dan Presiden yang kemudian berjuang melawan Soeharto.
Namun, ada koalisi yang mengatakan bahwa wacana ini sudah tidak mengejutkan. Dimas Bagus Arya dari KontraS menyatakan bahwa koalisinya sudah tahu lama bahwa pemberian gelar pahlawan nasional kepada Soeharto sudah ada sejak lama, bahkan ada juga yang memberikan saran agar Soeharto tidak dijadikan Pahlawan Nasional.
Selain itu, Dimas juga mengatakan bahwa Soeharto memiliki rekam jejak buruk dalam urusan kemanusiaan. Mulai dari proses malapetaka 65 sampai kemudian kekerasan negara pada tahun 1998, serta pelanggaran berat hak asasi manusia dan kejahatan terhadap kemanusiaan yang terjadi selama masa kepemimpinannya.
Hal ini tentu bertentangan dengan asas-asas kemanusiaan. Dimas juga menyebutkan bahwa Soeharto pernah didaulat sebagai pemimpin terkorup di dunia karena melakukan serangkaian korupsi yang memperkaya anak-cucu, keluarga, dan kroni-kroninya, serta merugikan bangsa Indonesia berat.