Pihak Garuda Indonesia melangkah dengan lembut atas rencana penambahan armada yang ditawarkan oleh beberapa produsen pesawat internasional, menurut Duta Utama Garuda Indonesia Glenny H Kairupan. Rencana tersebut, sebenarnya telah ditandatangani sebelumnya dan termasuk dalam kontrak MoU untuk pembelian 4 pesawat. Pada awalnya, pihak Garuda berencana untuk menerima semua 4 pesawat tersebut. Namun, akhirnya setelah dipertimbangkan secara kembali, hingga saat ini baru satu dari empat pesawat yang sudah dibayarkan uang mukanya dan tiga sisannya ditunda.
Keputusan Garuda dalam menunda penambahan armada tersebut merupakan hasil dari strategi penguatan konsolidasi internal yang telah dilakukan sejak awal. Glenny menjelaskan bahwa ini adalah langkah hati-hati yang diambil oleh perusahaan selama ini, terutama saat pengucuran modal oleh Dana Penyalur Kembali Investasi (Danantara) untuk membantu Garuda Indonesia memulihkan kondisinya.
Wakil Direktur Utama Thomas Sugiarto Oentoro juga menambahkan bahwa rencana penambahan armada diperluas, dan sebagian dari itu akan ditunda sampai analisisnya akhir. Posisi baru Direktur Transformasi Neil Raymond Mills telah memperkenalkan evaluasi armada dan rute yang dilakukan dengan lebih ketat.
Dengan demikian, Garuda Indonesia terus fokus untuk melangsungkan perbaikan pesawat eksisting di dalam armadanya. Glenny juga menyebutkan bahwa proses pemulihan penuh ini memerlukan waktu dua tahun.
Keputusan Garuda dalam menunda penambahan armada tersebut merupakan hasil dari strategi penguatan konsolidasi internal yang telah dilakukan sejak awal. Glenny menjelaskan bahwa ini adalah langkah hati-hati yang diambil oleh perusahaan selama ini, terutama saat pengucuran modal oleh Dana Penyalur Kembali Investasi (Danantara) untuk membantu Garuda Indonesia memulihkan kondisinya.
Wakil Direktur Utama Thomas Sugiarto Oentoro juga menambahkan bahwa rencana penambahan armada diperluas, dan sebagian dari itu akan ditunda sampai analisisnya akhir. Posisi baru Direktur Transformasi Neil Raymond Mills telah memperkenalkan evaluasi armada dan rute yang dilakukan dengan lebih ketat.
Dengan demikian, Garuda Indonesia terus fokus untuk melangsungkan perbaikan pesawat eksisting di dalam armadanya. Glenny juga menyebutkan bahwa proses pemulihan penuh ini memerlukan waktu dua tahun.