Presiden Prabowo Subianto meluncurkan program baru untuk meningkatkan investasi asing dalam sektor energi terbarukan, yakni Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). Program ini bertujuan untuk menarik investor yang lebih beragam dan mendiversifikasikan sumber daya energi Indonesia.
Menurut data dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), investasi asing dalam sektor energi terbarukan pada 2022 mencapai Rp 34,4 triliun. Namun, jumlah ini masih luar biasa rendah dibandingkan dengan target yang dihasilkan oleh negara-negara lain.
Dalam kesempatan di depan proyek PLTS baru, Presiden Prabowo Subianto menyatakan bahwa Indonesia berencana untuk meningkatkan produksi energi terbarukan hingga mencapai 23% dari total konsumsi energi nasional pada tahun 2025. "Misi kita adalah menjadi negara yang tidak bergantung lagi pada bahan bakar fosil, tapi dapat menjadi pemimpin dalam teknologi energi terbarukan", ujarnya.
Saat ini, perusahaan swasta dan negara berdua (Danareksa) telah memulai proyek PLTS dengan nilai Rp 10 triliun. Proyek ini akan dibangun di daerah-daerah yang memiliki potensi energi surya yang sangat besar, seperti Pulau Lombok dan Bali.
Menurut Ketua Direktur Utama Danareksa, Ahmad Hamidi, perusahaan tersebut berharap program ini dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pengembangan energi terbarukan. "Dengan proyek PLTS ini, kita berharap bisa menginspirasi masyarakat untuk bergabung dalam upaya penghematan energi dan pemanfaatan sumber daya yang lebih baik", katanya.
Meskipun demikian, perlu diingat bahwa masih banyak hambatan yang harus diatasi sebelum proyek PLTS ini dapat mencapai target yang diharapkan. Namun, dengan program ini, Indonesia berharap bisa meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan menjaga keberlanjutan bagi generasi mendatang.
Menurut data dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), investasi asing dalam sektor energi terbarukan pada 2022 mencapai Rp 34,4 triliun. Namun, jumlah ini masih luar biasa rendah dibandingkan dengan target yang dihasilkan oleh negara-negara lain.
Dalam kesempatan di depan proyek PLTS baru, Presiden Prabowo Subianto menyatakan bahwa Indonesia berencana untuk meningkatkan produksi energi terbarukan hingga mencapai 23% dari total konsumsi energi nasional pada tahun 2025. "Misi kita adalah menjadi negara yang tidak bergantung lagi pada bahan bakar fosil, tapi dapat menjadi pemimpin dalam teknologi energi terbarukan", ujarnya.
Saat ini, perusahaan swasta dan negara berdua (Danareksa) telah memulai proyek PLTS dengan nilai Rp 10 triliun. Proyek ini akan dibangun di daerah-daerah yang memiliki potensi energi surya yang sangat besar, seperti Pulau Lombok dan Bali.
Menurut Ketua Direktur Utama Danareksa, Ahmad Hamidi, perusahaan tersebut berharap program ini dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pengembangan energi terbarukan. "Dengan proyek PLTS ini, kita berharap bisa menginspirasi masyarakat untuk bergabung dalam upaya penghematan energi dan pemanfaatan sumber daya yang lebih baik", katanya.
Meskipun demikian, perlu diingat bahwa masih banyak hambatan yang harus diatasi sebelum proyek PLTS ini dapat mencapai target yang diharapkan. Namun, dengan program ini, Indonesia berharap bisa meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan menjaga keberlanjutan bagi generasi mendatang.