"Kuyank", Film Horor Urban Legend Kalimantan, Menghadirkan Misteri di Layar Lebar
Gelaran Jogja Asian Film Festival 2025 telah menjadi ajang pertunjukan film horor urban legend terkenal dan melekat di masyarakat Kalimantan, yaitu "Kuyank". Film ini, diproduksi dengan skala besar, akan menghiasi layar bioskop tanah air pada awal tahun depan.
Menurut sutradara film, Johansyah Jumberan, cerita "Kuyank" tak hanya menyajikan teror, tetapi juga menghadirkan pendekatan budaya yang kuat melalui riset mendalam. Film ini mengisahkan tentang ilmu kuyank yang ada di masyarakat Kalimantan dan menyimpan cerita emosional tentang perjuangan seorang perempuan mempertahankan keutuhan rumah tangganya di tengah tekanan adat, budaya, keluarga, serta ancaman gaib.
Proses "shooting" film dilakukan 100% di berbagai lokasi di Kalimantan. Selain itu, dialog dalam film ini 50% menggunakan Bahasa Banjar, bahasa daerah yang banyak digunakan masyarakat Kalimantan. Keterlibatan talenta lokal Kalimantan juga menjadi kekuatan film ini, mulai dari para aktor hingga kreator lokal.
Film "Kuyank" didukung oleh para aktris ternama dan diharapkan akan mengangkat kekayaan budaya Kalimantan ke panggung internasional. Pemutaran film di JAFF ke-20 menjadi penanda langkah penting bagi film ini sebagai karya yang mengangkat kekayaan budaya Kalimantan.
Dengan sinopsis yang menarik, "Kuyank" mengisahkan cinta terlarang yang perlahan berubah menjadi kengerian. Film ini akan dirilis secara nasional mulai 29 Januari 2026 di seluruh bioskop Indonesia dan menjadi salah satu yang paling dinantikan setelah kesuksesan besar "Semesta Saranjana: Kota Gaib" yang meraih 1,2 juta penonton di Indonesia.
Gelaran Jogja Asian Film Festival 2025 telah menjadi ajang pertunjukan film horor urban legend terkenal dan melekat di masyarakat Kalimantan, yaitu "Kuyank". Film ini, diproduksi dengan skala besar, akan menghiasi layar bioskop tanah air pada awal tahun depan.
Menurut sutradara film, Johansyah Jumberan, cerita "Kuyank" tak hanya menyajikan teror, tetapi juga menghadirkan pendekatan budaya yang kuat melalui riset mendalam. Film ini mengisahkan tentang ilmu kuyank yang ada di masyarakat Kalimantan dan menyimpan cerita emosional tentang perjuangan seorang perempuan mempertahankan keutuhan rumah tangganya di tengah tekanan adat, budaya, keluarga, serta ancaman gaib.
Proses "shooting" film dilakukan 100% di berbagai lokasi di Kalimantan. Selain itu, dialog dalam film ini 50% menggunakan Bahasa Banjar, bahasa daerah yang banyak digunakan masyarakat Kalimantan. Keterlibatan talenta lokal Kalimantan juga menjadi kekuatan film ini, mulai dari para aktor hingga kreator lokal.
Film "Kuyank" didukung oleh para aktris ternama dan diharapkan akan mengangkat kekayaan budaya Kalimantan ke panggung internasional. Pemutaran film di JAFF ke-20 menjadi penanda langkah penting bagi film ini sebagai karya yang mengangkat kekayaan budaya Kalimantan.
Dengan sinopsis yang menarik, "Kuyank" mengisahkan cinta terlarang yang perlahan berubah menjadi kengerian. Film ini akan dirilis secara nasional mulai 29 Januari 2026 di seluruh bioskop Indonesia dan menjadi salah satu yang paling dinantikan setelah kesuksesan besar "Semesta Saranjana: Kota Gaib" yang meraih 1,2 juta penonton di Indonesia.