Pemalsuan Dokumen Pemain Malaysia Dijadikan Tunggul FIFA
FIFA telah memutuskan untuk melakukan penyelidikan resmi terhadap Persatuan Bola Sepak Malaysia (FAM) mengenai kasus pemalsuan dokumen tujuh pemain naturalisasi. Tujuan dari investigasi ini adalah untuk menemukan individu yang bertanggung jawab atas pemalsuan dokumen, menilai kecukupan dan efektivitas mekanisme kepatuhan dan tata kelola internal FAM, serta menentukan apakah ada sanksi disiplin tambahan yang diperlukan terhadap pejabat FAM.
Kasus ini mulai muncul ketika tujuh pemain Malaysia, seperti Gabriel Palmero dan João Figueiredo, mendapat sanksi berupa larangan bermain selama 12 bulan dan denda sebesar 2000 Franc Swiss atau setara Rp42 juta. Sementara itu, FAM juga dijatuhi denda sebesar 350 ribu Franc Swiss atau setara Rp7,2 miliar karena penggunaan dokumen palsu untuk memfasilitasi partisipasi mereka di Kualifikasi Piala Asia 2027.
Penyelidikan FIFA menemukan bahwa tujuh pemain tersebut menggunakan dokumen palsu untuk mendapatkan kewarganegaraan Malaysia. Bukti ini terungkap dalam penyelidikan, termasuk salinan akta kelahiran kakek-nenek mereka yang menunjukkan bahwa mereka bukan lahir di Malaysia.
FIFA juga berencana melaporkan kasus ini kepada otoritas di Brasil, Argentina, Belanda, Spanyol, dan Malaysia untuk dilakukan penyelidikan dan proses pidana yang tepat. Mereka percaya bahwa hal ini sangat penting agar penyelidikan dan proses pidana dapat dilakukan dengan efektif.
FAM dilihat tidak memiliki dasar kuat untuk mengajukan banding ke Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS). Oleh karena itu, FIFA telah memerintahkan sekretariatnya untuk melakukan investigasi terhadap aktivitas FAM.
FIFA telah memutuskan untuk melakukan penyelidikan resmi terhadap Persatuan Bola Sepak Malaysia (FAM) mengenai kasus pemalsuan dokumen tujuh pemain naturalisasi. Tujuan dari investigasi ini adalah untuk menemukan individu yang bertanggung jawab atas pemalsuan dokumen, menilai kecukupan dan efektivitas mekanisme kepatuhan dan tata kelola internal FAM, serta menentukan apakah ada sanksi disiplin tambahan yang diperlukan terhadap pejabat FAM.
Kasus ini mulai muncul ketika tujuh pemain Malaysia, seperti Gabriel Palmero dan João Figueiredo, mendapat sanksi berupa larangan bermain selama 12 bulan dan denda sebesar 2000 Franc Swiss atau setara Rp42 juta. Sementara itu, FAM juga dijatuhi denda sebesar 350 ribu Franc Swiss atau setara Rp7,2 miliar karena penggunaan dokumen palsu untuk memfasilitasi partisipasi mereka di Kualifikasi Piala Asia 2027.
Penyelidikan FIFA menemukan bahwa tujuh pemain tersebut menggunakan dokumen palsu untuk mendapatkan kewarganegaraan Malaysia. Bukti ini terungkap dalam penyelidikan, termasuk salinan akta kelahiran kakek-nenek mereka yang menunjukkan bahwa mereka bukan lahir di Malaysia.
FIFA juga berencana melaporkan kasus ini kepada otoritas di Brasil, Argentina, Belanda, Spanyol, dan Malaysia untuk dilakukan penyelidikan dan proses pidana yang tepat. Mereka percaya bahwa hal ini sangat penting agar penyelidikan dan proses pidana dapat dilakukan dengan efektif.
FAM dilihat tidak memiliki dasar kuat untuk mengajukan banding ke Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS). Oleh karena itu, FIFA telah memerintahkan sekretariatnya untuk melakukan investigasi terhadap aktivitas FAM.