Pada Rabu (12/11), Kombes Henik Maryanto dari Dansat Brimob Polda Metro Jaya mengungkapkan bahwa bom yang meledak di masjid SMAN 72 Kelapa Gading, Jakarta Utara itu diduga dikendalikan menggunakan remote. Bom tersebut meledak pada Jumat (7/11) lalu.
Berdasarkan beberapa barang bukti, terduga pelaku menggunakan 4 buah baterai AAAA kemudian initiator-nya adalah electric mass, kemudian explosive-nya mengandung potassium chloride. Posisi pelaku saat meledakkan bom tersebut tidak berada di dalam masjid.
Menurut Henik, remote yang digunakan pelaku untuk meledakkan bom di masjid tidak ditemukan di dalam masjid. Di lokasi ditemukan sisa material ledakan bom. "Kemudian switching-nya menggunakan receiver yang dikendalikan dengan remote, namun remote tidak kita temukan di dalam masjid. Casing-nya itu jeriken plastik 1 liter, kemudian strap mill paku," tutur dia.
Dari olah TKP (Tindakan Penyelidikan) yang dilaksanakan, baik di TKP 1, TKP 2 maupun rumah anak yang berkonflik dengan hukum, didapatkan hasil bahwa di TKP 1 terdapat residu bahan peledak dengan kekuatan rendah atau low explosive. Kemudian pada TKP 2 maupun bahan yang didapat dari bom yang belum meledak kita analisa di laboratorium forensik kita mendapatkan hasil bahan peledak yang memiliki kekuatan rendah atau low explosive.
Sementara itu, satu bom lainnya ditemukan di kawasan taman baca sekolah. Bom ini dikemas kaleng minuman dengan sumbu bakar. Dengan kata lain, bahwa bahan di TKP 1 di mesjid atau di TKP 2 di samping bank sampah itu ada kesesuaian dengan bahan-bahan yang ada di rumah anak yang berkonflik dengan hukum.
Total ada tujuh bom yang ditemukan di TKP. Dia mengatakan pihaknya langsung melakukan penjinakan beberapa bom yang masih aktif. Ada dua bom yang meledak di masjid. Bom itu diketahui dari adanya kawah ledakan.
Densus 88 memastikan insiden ledakan SMAN 72, Kelapa Gading, Jakarta Utara, yang dilakukan pelaku berinisial ABH tidak terkait tindak pidana terorisme. Tindakan itu murni kriminal umum. "Densus 88 melakukan cek terkait dengan jaringan teror baik itu global, regional maupun domestik, sampai dengan saat ini tidak ditemukan adanya aktivitas terorisme yang dilakukan ABH, jadi murni tindakan yang dilakukan adalah tindakan kriminal umum," kata PPID Densus 88 Anti Teror Polri.
Pelaku terinspirasi dari pelaku-pelaku penembakan di luar negeri. Bahkan siswa ABH ini menuliskan nama-nama pelaku penembakan di luar negeri pada senjata mainan yang dibawa saat beraksi.
Berdasarkan beberapa barang bukti, terduga pelaku menggunakan 4 buah baterai AAAA kemudian initiator-nya adalah electric mass, kemudian explosive-nya mengandung potassium chloride. Posisi pelaku saat meledakkan bom tersebut tidak berada di dalam masjid.
Menurut Henik, remote yang digunakan pelaku untuk meledakkan bom di masjid tidak ditemukan di dalam masjid. Di lokasi ditemukan sisa material ledakan bom. "Kemudian switching-nya menggunakan receiver yang dikendalikan dengan remote, namun remote tidak kita temukan di dalam masjid. Casing-nya itu jeriken plastik 1 liter, kemudian strap mill paku," tutur dia.
Dari olah TKP (Tindakan Penyelidikan) yang dilaksanakan, baik di TKP 1, TKP 2 maupun rumah anak yang berkonflik dengan hukum, didapatkan hasil bahwa di TKP 1 terdapat residu bahan peledak dengan kekuatan rendah atau low explosive. Kemudian pada TKP 2 maupun bahan yang didapat dari bom yang belum meledak kita analisa di laboratorium forensik kita mendapatkan hasil bahan peledak yang memiliki kekuatan rendah atau low explosive.
Sementara itu, satu bom lainnya ditemukan di kawasan taman baca sekolah. Bom ini dikemas kaleng minuman dengan sumbu bakar. Dengan kata lain, bahwa bahan di TKP 1 di mesjid atau di TKP 2 di samping bank sampah itu ada kesesuaian dengan bahan-bahan yang ada di rumah anak yang berkonflik dengan hukum.
Total ada tujuh bom yang ditemukan di TKP. Dia mengatakan pihaknya langsung melakukan penjinakan beberapa bom yang masih aktif. Ada dua bom yang meledak di masjid. Bom itu diketahui dari adanya kawah ledakan.
Densus 88 memastikan insiden ledakan SMAN 72, Kelapa Gading, Jakarta Utara, yang dilakukan pelaku berinisial ABH tidak terkait tindak pidana terorisme. Tindakan itu murni kriminal umum. "Densus 88 melakukan cek terkait dengan jaringan teror baik itu global, regional maupun domestik, sampai dengan saat ini tidak ditemukan adanya aktivitas terorisme yang dilakukan ABH, jadi murni tindakan yang dilakukan adalah tindakan kriminal umum," kata PPID Densus 88 Anti Teror Polri.
Pelaku terinspirasi dari pelaku-pelaku penembakan di luar negeri. Bahkan siswa ABH ini menuliskan nama-nama pelaku penembakan di luar negeri pada senjata mainan yang dibawa saat beraksi.