Dunia Shock! 2 Negara Kaya Raya Kini Banjir Pengangguran

Selandia Baru menghadapi masalah pengangguran yang memanas. Menurut data, tingkat pengangguran pada kuartal III-2025 mencapai 5,3%, tinggi sejak Desember 2016. Data dari Stats NZ menunjukkan bahwa jumlah pengangguran tercatat sebanyak 160.000 orang, dengan 22.700 orang mengalami pengangguran jangka panjang.

Tingkat underutilisation atau kapasitas tenaga kerja yang belum sepenuhnya terserap naik menjadi 12,9%, mencerminkan pekerja paruh waktu dan mereka yang berada di angkatan kerja potensial namun belum aktif bekerja. Pekerja paruh waktu meningkat hingga 138.000 orang, dengan sekitar dua pertiga dari kelompok ini adalah perempuan.

Tidak hanya itu, tekanan di pasar tenaga kerja juga tercermin pada peningkatan jumlah pemuda yang tidak bekerja, tidak bersekolah, dan tidak mengikuti pelatihan (NEET). Tingkat NEET naik menjadi 13,8%, meningkat 1,4 poin persentase dari tahun sebelumnya.

Arab Saudi juga merasakan tekanan serupa di pasar tenaga kerja. Menurut data GASTAT, tingkat pengangguran total di Arab Saudi naik menjadi 3,2% pada kuartal II-2025, meningkat dari 2,8% pada kuartal sebelumnya.

Indonesia juga mencatat kenaikan tipis untuk tingkat pengangguran pada Agustus 2025. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Indonesia mencapai 4,85%, naik dari 4,76% pada Februari 2025.
 
Selandia Baru ini deh, keterangan pengangguran jadi makin tinggi, 5,3% gitu! Nanti apakah mereka bakal mengambil tindakan? Mereka perlu fokus menyesuaikan ekonomi dengan kondisi pasar yang terus berubah. Kalau tidak, nanti makin sulit bagai mereka untuk kelola kebijakan ekonomi.
 
Selandia Baru banget aja masalah pengangguran ya, seringkali aku lihat di netizen-nya. Masih apa lagi yang bisa ditawarkan untuk para pekerja? πŸ€”πŸŒŽ
 
Pesan ini buat kita semua, pasaran kerja Indonesia masih banyak yang ada masalah, ya? πŸ€”πŸ“Š Tingkat pengangguran kita masih di atas angka 4,8%, itu lumayan tinggi banget! 🚨 Dan yang paling serius lagi, kita masih banyak yang tidak bekerja sama dengan pelatihan, kayak NEET. πŸ˜• Mereka berpotensi menjadi pekerja yang bagus nanti, tapi karena belum mengejar peluangnya, kabarnya gak bagus. πŸ‘Ž Dan nggak cuma itu, kita juga harus memikirkan tentang perempuan muda yang banyak lagi di pasar kerja ini. Kita harus berharap dan berbagi ilmu agar bisa membantu mereka mencari karier yang tepat! πŸ’ͺ🌱
 
Selandia Baru ini, kayaknya sudah terlambat banget untuk mengatasi masalah pengangguran yang melanda negara itu. 5,3% tingkat pengangguran itu, lumayan tinggi kan? Saya rasa pemerintah NZ harus segera tindak cepat untuk menyelesaikan masalah ini, kayaknya perlu dilakukan strategi untuk meningkatkan produktivitas dan pendapatan rakyat, sehingga orang-orang mau bekerja dan tidak terpaku dengan pengangguran.

Saya juga penasaran, siapa yang akan menjadi korban dari tekanan pasar tenaga kerja ini? Apakah itu mereka yang sudah lama tidak bekerja, atau mereka yang baru saja lulus sekolah? Saya harap pemerintah NZ bisa memberikan solusi yang tepat dan cepat untuk mengatasi masalah ini, biar negara tidak terluka terus-menerus.
 
Pekerja paruh waktu nggak ngerti apa itu stabil hidup, sih... πŸ€” Mau kerja fulltime, tapi gak ada pekerjaan yang tepat. Dan NEET di Selandia Baru, ari juga kayak itu, kan? Tidak punya tujuan hidup, tidak punya harapan... πŸ€·β€β™‚οΈ
 
Pengangguran di Selandia Baru terlalu banyak nih, kayaknya mereka harus kembali menanam tembakau dulu aja πŸ˜‚. Merekapanya tingkat underutilisation naik begitu saja, tapi siapa tahu kayaknya sudah ada pengecualian dan sisa-sisanya masih aktif cari pekerjaan. Tapi 138.000 pekerja paruh waktu itu terlalu banyak nih, harusnya mereka yang lagi bersekolah atau belajar agak lama juga bisa menikmati waktu sampingan nanti aja. Dan NEET naik begitu pula, kayaknya perlu ada program yang tepat untuk membantu mereka jadi produktif. Tapi Selandia Baru terlalu fokus pada teknologi dan apa-apa juga tidak ikut dengan ketidakseimbangan ini πŸ€·β€β™‚οΈ.
 
Selandia Baru kayaknya lagi mengalami masalah pengangguran yang membandel 😬. Aku pikir ini karena ekonomi mereka sedang tidak stabil dan banyak perusahaan yang tidak memiliki uang untuk melahirkan kebutuhan kerja baru πŸ€”. Dan sepertinya juga ada tekanan di pasar tenaga kerja yang membuat banyak pemuda menjadi NEET, ya itu membandel πŸ˜•. Saya harap pemerintah Selandia Baru bisa menemukan solusi untuk mengatasi masalah ini secepatnya πŸ’ͺ.
 
Pengangguran di Selandia Baru memang makin panas, bro πŸ˜…. Mau tahu apa sumbernya? Sepertinya banyak orang yang kehilangan pekerjaan karena perubahan teknologi dan industri. Nah, ini bukan mainan, bro! Jika tingkat pengangguran terus meningkat, pasti aksi dari pemerintah harus cepat dan tepat. Mau tidak mau, kita harus punya rencana untuk menghadapi masalah ini, seperti pelatihan kerja baru atau program bantuan bagi yang kehilangan pekerjaan. Tapi, apa jadi-jadinya jika kita terus bergerak tanpa tahu arah? πŸ€”
 
πŸ˜• Masih banyak orang Indonesia yang kesulitan menemukan pekerjaan yang stabil ya... Semua itu bikin aku merasa sedih banget. πŸ˜” Dulu aku denger kata bahwa Selandia Baru ini memiliki sistem ekonomi yang bagus, tapi ternyata ada masalah pengangguran juga di sana πŸ€·β€β™‚οΈ. Itu jadi contoh bagaimana ekonomi tidak selalu stabil, ya... πŸ€¦β€β™‚οΈ
 
Gak percaya sih kalau Selandia Baru pengangguran begitu memanas! 🀯 Mereka harus cari solusi cepat dan tepat untuk menghadapi masalah ini. Ngomong-ngomong, aku rasa kita Indonesia juga harus waspada dengan tingkat pengangguran yang naik. Kita harus konsisten dalam pelatihan dan pendidikan agar kita bisa meningkatkan produktivitas dan kompetensi kerja. Dan gak boleh lupa jaga pekerja paruh waktu, ya! Mereka juga perlu mendapatkan perlindungan yang sama seperti pekerja penuh waktu. Aku rasa ini kunci untuk mengatasi masalah pengangguran di Indonesia.
 
Pengangguran di Selandia Baru dan Arab Saudi memang semakin masif... 🀯 Bagaimana nih? Kita harus berpikir tentang cara mengatasi masalah ini. Mungkin kita perlu meninjau kembali kebijakan ekonomi mereka, atau bahkan mempertimbangkan untuk meningkatkan upah dan hak-hak pekerja. Dan kita juga tidak boleh lupa, perempuan di sana harus mendapatkan kesempatan yang lebih banyak dalam hal pekerjaan... 🌟
 
Lagaknya pasar kerja di Selandia Baru kayak begitu bocor 😱. Aku pikir mereka harus cari cara agar pekerjaan tidak terlalu banyak keluar ke luar negeri, kayak kayak giliran Indonesia yang harus menerima korban kerja paruh waktu yang meningkat πŸ’Ό. Dan aku rasa pemerintah harus serius dalam memberikan pelatihan dan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan pasar kerja di Selandia Baru, tidak cuma fokus pada pendidikan formal saja πŸ“šπŸ’».
 
Selandia Baru ini memang kesulitan, bro πŸ€”. Masa pengangguran naik sepekan 5,3% ya gak bisa dihambat! 😱 Dan masih banyak yang belum terlibat di dunia kerja, bro. Mereka yang berada di angkatan kerja potensial tapi nggak aktif bekerja, itu kalau aku buat contoh. πŸ€·β€β™‚οΈ Kita perlu ada solusi yang tepat, bro. Mungkin kita bisa belajar dari Arab Saudi, mereka juga mencoba untuk menyelesaikan masalah pengangguran dengan cara yang tepat. 🀝
 
πŸ˜’ Selandia Baru ini kayaknya punya masalah pengangguran yang serius ya, tapi apa sih kebijakan ekonomi mereka? πŸ€” Mereka nggak lama-langa bikin program kerja untuk para NEET (tidak bekerja, tidak bersekolah, dan tidak mengikuti pelatihan) itu. Dan sekarang ada 13,8% dari pemuda Selandia Baru yang masuk dalam kategori ini 🚨. Mau dibilang siapa aja, perlu diantisipasi dulu ya! πŸ’‘
 
Luar jaringan ini, kalau Selandia Baru seperti gila juga, pengangguran begitu tinggi kayak di sini πŸ˜‚. Aku pikir itu karena banyak orang yang mau bekerja tapi tidak ada pekerjaan kayaknya. Kemudian tambah lagi karena banyak perusahaan yang kurang mau membayar gaji, jadi kaya orang lain juga terpaksa nggak bekerja πŸ€‘. Yang bikin beda dengan kita Indonesia, kita masih banyak yang bisa buat kerjaannya sendiri kayak farmer, pedagang, atau apa aja kayaknya πŸŒ³πŸƒβ€β™€οΈ.
 
Selandia Baru ini kayaknya sedang melewati kesulitan besar pengangguran! 😱 5,3% itu tinggi banget, bahkan lebih tinggi dari kita Indonesia di kuartal III-2024 🀯. Aku pikir ini karena banyak sekali perusahaan yang tidak mau mengambil risiko dan mempekerjakan orang baru. Mereka lebih suka terus menggunakan tenaga kerja mereka yang sudah ada, bukan? πŸ€”

Dan aku juga curiga, kayaknya perbedaan antara underutilisation dan pengangguran jangka panjang ini. Aku pikir banyak sekali orang yang tidak aktif bekerja lagi, tapi belum secara resmi berhenti bekerja. Mereka masih menerima upah, tapi hanya bekerja paruh waktu atau bahkan tidak bekerja sama sekali! πŸ€·β€β™‚οΈ

Aku rasa ini juga terkait dengan perkembangan teknologi yang makin pesat. Banyak perusahaan yang mulai menggunakan sistem otomatisasi dan robot untuk menggantikan tenaga kerja manusia. Ini memang membuat kita tidak butuh lagi, tapi bagaimana kalau kita bukan bisa beradaptasi? πŸ€–
 
Selandia Baru jadi yang paling mengalami masalah pengangguran, itu sangat trusah πŸ€•. Sejak Desember 2016 sudah terangkait tinggi, padahal mereka masih punya banyak sumber daya alam, tapi masih justru menghadapi kesulitan. Saya pikir ini bukan keadaan yang bisa diterima, apalagi saat ini ada banyak pekerja paruh waktu tapi tidak terasurasi. Dan Arab Saudi juga sama-sama mengalami masalah ini, padahal mereka punya banyak uang πŸ€‘. Indonesia juga jadi kena sasaran, tingkat pengangguran naik tipis sekitar 4,85%, tapi masih jauh dari ideal. Saya harap goresan ini bisa diatasi, tapi saat ini terasa cukup khawatir 😟
 
Masakasih bros, aku benar-benar kesal banget dengerin news ini! Selandia Baru yang sekarang sedang menghadapi masalah pengangguran yang memanas, tapi apa kata kita? Kita yang punya pekerjaan banyak-banyak, tapi masih banyak orang yang tidak bisa bekerja karena tidak ada pekerjaan yang sesuai. Itu memang bukan cerita yang menyenangkan bros!

Dan kamu tahu siapa yang paling terkena dampaknya? Pemuda-penduduk muda yang belum memiliki kesempatan untuk bekerja, belajar, dan berkembang. Mereka yang termasuk dalam kategori NEET (Not in Education, Employment, or Training). Itu memang tragis bros!

Dan giliran Indonesia juga! Kita masih memiliki tingkat pengangguran yang sedang naik, tapi tidak sebesar Selandia Baru. Tapi itu tidak berarti kita bisa relaks, bros! Kita harus terus berusaha untuk menciptakan lapangan kerja yang lebih banyak dan lebih baik.

Aku harap pemerintah dan lembaga-lembaga yang terkait bisa bekerja sama untuk mencari solusi yang tepat. Jangan biarkan pemuda-penduduk muda kita terjebak dalam kesulitan ini bros!
 
Kurangnya inovasi dan kreativitas di Selandia Baru membuat banyak muda-mudi terjebak dalam pengangguran jangka panjang πŸ€•. Perlu diingat bahwa tekanan serupa juga menghantui generasi Arab Saudi, jadi tidak bisa dipungut kehebatan mereka 😊. Nah kalau Indonesia punya masalah pengangguran, itu karena kita kurang berinvestasi pada pendidikan dan pelatihan πŸ“šπŸ’Ό. Jika mau berubah, Selandia Baru pasti juga mau belajar dari kesalahan kita πŸ€”.
 
kembali
Top