Duduk Perkara Heboh Pungli Fotografer di GBK dan Tebet Eco Park Hingga Komunitas FOI Minta Maaf

Pemilik fotografi di Jakarta mengeluh bahwa beberapa fotografer 'diusir' oleh penghuni ruang publik, seperti Taman Buku GBK dan Tebet Eco Park. Mereka menuntut agar para fotografer tersebut mengakui kesalahan mereka.

Sumber: Liputan6.com
 
Aku pikir hal ini keren banget! Sebenarnya, aku sudah pernah bertemu dengan beberapa fotografer yang masuk ke taman-taman tersebut dan aku suka melihat hasil foto-foto mereka. Tapi, aku juga tahu kalau ada foto yang tidak diizinkan atau foto yang mengganggu orang lain di taman. Jika penghuni ruang publik itu meminta photografer untuk berhenti, aku rasa itu wajar banget!

Aku setuju bahwa photografer harus mengakui kesalahan mereka. Kalau ada kesalahan, maka kenapa kita tidak mau menerima kritik? Aku pikir ini adalah kesempatan bagus untuk belajar dan menjadi lebih baik. Photografer yang terus melanggar bisa jadi membangkrak reputasinya sendiri. Dan aku rasa banyak photografer lain juga akan merasa malu kalau mereka tahu ada teman-temannya yang melanggar aturan. 😊
 
Saya pikir ini malas sekali! Jika kamu ingin jalan kaki di tebet, kamu harus siap untuk fotoin aja, kan? Tapi sekarang fotografer punya alasan untuk mengeluh kalau orang lain melihat foto mereka. Saya tidak percaya kalau penghuni ruang publik yang awalnya malas mengambil foto sekarang mau diusir hanya karena ada fotografer. Apa sih yang salah dengan seseorang yang ingin merekam momen indah? Kalau fotografer jujur tentang kesalahannya, saya pikir cukup. Tapi kalau tidak, toh aku pikir penghuni ruang publik harus lebih tegas. Kita harus bisa menghargai hobi orang lain sekaligus memilih untuk tidak terganggu. Aku sudah bosan duduk di rumah karena takut fotografer mau me-photocopy aku juga!
 
Gak bisa percaya, kan? Fotografi yang bikin foto-foto indah itu diusir dari tempat-tempat umum. Saya rasa itu ganguan bagi fotografer bukan? Mereka yang suka menangkap momen-momen indah, tapi apa yang terjadi kalau mereka ingin mengabadikannya?

Saya tahu ada beberapa foto-foto yang diambil tanpa izin, tapi apakah itu masalahnya? Fotografi itu kayaknya bagian dari budaya kita, kan? Saya tidak ingat pernah ada situasi seperti ini sebelumnya. Tapi mungkin saja ada cerita belakang yang kita tidak tahu, kayaknya kita harus lebih banyak tahu lagi.

Saya rasa solusi bukan diusir fotografer, tapi ada cara lain untuk mengatur agar semua orang bisa nyaman. Mungkin ada aturan-aturan yang perlu disusun, seperti siapa yang berhak mengambil foto di tempat-tempat umum dan bagaimana cara mengakui kesalahan jika terjadi. Jadi, mari kita cari solusi yang lebih baik dari usir fotografer ya 🤔💻
 
Maksudnya siapa tahu ada yang salahnya? Photografer itu sibuk-sibik aja, ambil foto di tempat-tempat yang public ya. Jangan salah paham deh, fotografi itu bisa jadi bagian dari kreatifitas kita. Kita tidak mau photography ini dihentikan hanya karena ada kesalahan kecil aja.

Aku rasa yang penting bukan foto mereka, tapi caranya kayak gini. Photografer harus lebih waspada dan tahu aturannya. Tapi jika ada yang salah, pasti ada pelajaran ditekankan. Kita orang banyak juga bisa belajar dari kesalahan orang lain.
 
Aku rasa ini keren banget! Fotografi yang asal dari Jakarta sekarang bisa jadi 'idiot' dan diusir orang lain? Kalau demikin, aku bayangkan apa nih yang terjadi ketika fotografer asal luar Jakarta datang ke sini... Aku rasa ini bisa jadi kesempatan bagi fotografer lokal untuk meningkatkan kemampuan mereka. Tapi, aku rasa ada satu hal yang perlu diperhatikan, yaitu apakah penghuni ruang publik itu benar-benar tidak peduli dengan fotografi di sana? Aku bayangkan kalau ada fotografer yang mengambil foto di Taman Buku GBK dan ternyata ada penghuninya yang 'nggak suka'... Aku rasa seharusnya ada cara untuk menyelesaikan masalah ini dengan lebih aman. Misalnya, ada peraturan yang jelas tentang fotografi di ruang publik, atau ada cara untuk mengatasi kesalahan dari fotografer itu. Aku rasa ini bisa jadi salah satu tren baru di Jakarta... 📸👍
 
Gue rasa paham sama para fotografer di Jakarta. Gue sendiri sering snap foto di Taman Buku GBK dan gue suka banget dengan konservasi yang diselenggarakan di sana. Tapi, kadang juga ada fotografer yang nggak sabar-sabar aja, padahal fotonya udah nggak asing lagi 😂. Gue rasa para fotografer itu harus lebih sabar dan menghormati konservasi, bukan diusir orang lain! 🙅‍♂️ Tapi, gue juga paham kalau fotografer itu perlu ada batasan agar foto mereka tidak dianggap sebagai aktivitas yang berbahaya. Gue rasa para fotografer harus lebih bijak dalam memilih tempat dan waktu snap foto. 💡
 
hehe, siapa sih yang tahu foto di Taman Buku GBK itu milik siapa? tapi kayaknya fotografer itu bingung banget ngeluh tentang kapan aja foto yang dibawa harus diakui. kalau malah ada orang yang mengusir mereka, toh phototaker itu jadi korban? kayaknya harus coba cari nafsu untuk buat foto yang bagus dulu, gak perlu pusing ke mana sih kesalahan aja. dan apakah phototaker itu juga tahu bahwa ada orang lain yang mau berbagi foto di ruang publik?
 
Aku pikir itu gampang banget buat para fotografer jangan ngeremehkan orang yang di foto. Kadang-kadang aku juga foto orang tanpa izin, tapi aku pikir itu bagian dari proses seni ya... Aku rasa kalau mereka harus mengakui kesalahan, tapi sebenarnya banyak faktor yang bisa bikin orang marah seperti itu. Misalnya, si fotografer tidak jelas siapa di foto atau siapa yang meminta foto itu. Aku pikir itu bukan kegagalan fotografer, tapi kekurangan communication skill-nya. Jadi, aku rasa mereka harus belajar berkomunikasi dengan baik sebelum ngeremehkan orang lain.
 
Gue pikir ini masalah karena gue sendiri suka ambil foto di tempat-tempat umum, kayak Taman Buku GBK. Namun, beberapa kali aku punya kejadian di mana orang lain mau menghukumku karena aku ngambil foto mereka tanpa izin.

Tapi, apa yang terjadi kalau fotografer mau ambil foto dengan izin? Maka gue pikir ada masalah. Kalau ada masalah, kenapa harus diusir? Seharusnya ada aturan yang jelas dan dipahami oleh semua pihak.

Gue rasa ini kira-kira seperti permainan "panah dan luncur" dimana siapa yang terjebak, apa punya kesalahan... tapi gue tidak nyaman dengan situasi ini. Gue suka ambil foto, tapi kalau harus diusir...
 
kaya aja nih kawan, fotografer mau foto di luar biasa lah, tapi kalau ngeluhin bisa dibilang lelucon. tolong coba lihat dari sudut pandang penghuni ruang publik ya, mereka mungkin cuma ingin menikmati suasana tanpa gangguan. tapi fotografer ini apa sih yang mau foto secepat kilat? kalau punya kesalahan itu aja diterima, tapi jangan diusir ya bro. tolong coba jaga keseimbangan yah... 🤷‍♂️
 
hebat banget! fotografer di jakarta kayaknya harus bisa beradaptasi dengan lingkungan yang ada, kan? kalau nggak mau berubah, aku rasa bukan main dengan orang lain. tapi serius, aku punya teman yang suka snap foto di tebet eco park dan aku yakin dia tidak pernah mengganggu siapa pun. tapi kayaknya ada potongan wawancara di liputan6.com yang bikin aku penasaran, apa benar sih bahwa fotografer itu nggak mau menerima kesalahan mereka?
 
Aku pikir ini sangat tidak adil, bro 💔. Fotografer itu hanya ambil gambar sambil di jalan, apa punya salah? Mereka tidak pakai pakaian yang terlalu bikin paparan di mata orang lain, kan? Kita harus lebih sabar dan menghargai mereka yang mau berbagi keindahan alam via foto, bukan menuduh mereka siapa-siapa. Aku rasa banyak fotografer Indonesia yang luar biasa berbakat, tapi tidak ada kesempatan untuk mereka diunggah ke media sosial. Mungkin gubahan atasan yang salah, atau ada tekanan dari pihak lain, tapi ini benar-benar kekecewa bro 😕.
 
Saya pikir ini kalau udah seperti itu, kita harus bisa bertanggung jawab dulu sebelum meminta orang lain memaafikan. Fotografer yang salah pasti bisa ngeluh, tapi kayaknya juga harus bisa mengakui kesalahannya sendiri aja. Misalnya kalo mereka sengaja mengganggu banyak orang atau bikin acara rusnah... itu tidak adil kalau orang lain harus memaafikan mereka tanpa ada penjelasan.

Tapi aku rasa perlu diingat bahwa fotografi adalah hobi, dan banyak yang berbagi foto-photonya di media sosial. Jadi, siapa tahu kayaknya semua itu hanya kesalahan kecil aja. Yang penting adalah orang tersebut belajar dari kesalahannya dan tidak terus melakukan hal yang sama lagi.
 
kembali
Top