Djuyamto Akui Pakai Uang Suap untuk Donasi Proyek Kantor MWNU

Mantan hakim Pengadilan Tipikor Jakarta Pusat, Djuyamto, mengakui telah menerima uang hasil suap untuk donasi proyek kantor salah satu Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (NU). Alasannya adalah sebagai bentuk penebusan atas kesalahan yang telah diperbuatnya.

Pada persidangan kasus dugaan suap terhadap putusan lepas perkara korupsi pemberian fasilitas ekspor minyak sawit mentah (CPO) yang menjeratnya sebagai terdakwa, Djuyamto menjelaskan bahwa ia merasa perlu memberikan sesuatu untuk tanah kelahirannya. Meskipun telah merasa bersalah sejak awal, Djuyamto memutuskan untuk menerima uang hasil suap tersebut.

"Dalam niat saya, tujuan saya seperti itu," kata Djuyamto. "Agar kesalahan saya kemudian tidak menjadi kesalahan yang lebih fatal lagi, maka saya gunakan uang yang saya peroleh dari kesalahan untuk hal-hal yang kemanfaatan sosial."

Djuyamto menegaskan bahwa organisasi NU sama sekali tidak salah karena tak mengetahui sumber dana tersebut. Hal itu, katanya, murni kesalahan yang sudah dia perbuat.

"NU-nya tidak salah, cara saya yang salah. Cara saya berkhidmat, cara saya berbakti, cara saya mengabdi untuk kepentingan sosial dan budaya. Saya mengakui salah," kata Djuyamto.

Dalam perkara ini, terdakwa adalah mantan Ketua Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan sekaligus mantan Wakil Ketua PN Jakarta Pusat, Muhammad Arif Nuryanta; mantan panitera muda perdata PN Jakarta Utara, Wahyu Gunawan; serta tiga hakim yakni Djuyamto, Agam Syarief Baharudin, dan Ali Muhtarom.
 
Gak percaya banget sama Djuyamto ya... Seperti ada yang salah gilaan, tapi ternyata dia hanya ingin menebus kesalahannya dengan cara yang agak konyol aja. Aku rasa Dia justru luar biasa deh, bisa menawarkan diri sendiri seperti itu... Tapi aku still percaya pada NU-nya, mereka tidak salah, hanya Djuyamto saja yang salah. Dan aku paham dia ingin menebus kesalahannya dengan cara yang positif, tapi gak usah nggak kayak aja, Dia bisa banget kayak ini πŸ˜‚πŸ€£
 
Gue pikir ini salah dari beliau... kalau uang hasil suap itu berarti kesalahan yang sudah diperbuat oleh beliau apa? dan kenapa dia harus menerima uang hasil suap itu? kalau uang itu bukan untuk penebusan kesalahan, tapi lagi-lagi ada kesalahannya juga. gue pikir ini salah dari beliau dalam prosesnya...
 
Gue pikir ini sangat konyol sekali! Siapapun mau buat korupsi, tapi akhirnya harus berpikir seperti ini... uang dari korupsi itu untuk kebaikan sosial? Maksud gue, kalau aku salah, aku salah, tapi nggak perlu ada cerita-cerita gitu.
 
Tentu saja gini kisahnya, mantan hakim yang jadi korupsi punya niat baik aja, tapi masih terkena tangan hukum. Aku rasa dia bilang kalau kesalahannya itu murni kesalahan pribadinya aja, bukan kesalahan dari NU. Tapi sayangnya, di Indonesia ini, korupsi sudah menjadi kenyataan yang nyata. Dan aku rasa masih banyak lagi orang yang seperti Djuyamto, yang punya niat baik tapi tetap terkena hukum. Kita harus lebih waspada dan tidak terlalu mudah percaya diri, ya πŸ€”πŸ‘Ž
 
Udah kayaknya masalah kesalahan itu jadi kenyataan. Makanya aku pikir apa yang penting adalah bagaimana kita menghadapinya dengan bijak. Djuyamto itu bilang dia merasa perlu memberikan sesuatu untuk tanah kelahirannya, tapi aku pikir itu caranya yang salah sih. Kita harus lebih fokus pada kebaikan dan tidak terlalu memikirkan hal apa pun yang bisa kita gunakan untuk "menebus" kesalahan kita.

Dan aku rasa aku sedih banget dengan situasi ini. Membuat kita sadar bahwa kita semua bisa salah, tapi itu gak berarti kita harus menyerah atau melakukan sesuatu yang sama lagi. Kita harus belajar dari kesalahan kita dan jadi lebih bijak di masa depan.

Dan aku juga penasaran apa yang akan kejadian selanjutnya dengan kasus ini. Tapi yang penting adalah kita bisa belajar dari kesalahan orang lain dan menjadi lebih baik sendiri.
 
Hmm, apa yang terjadi dengar kabar ini? πŸ€” Mantan hakim itu memilih menerima uang hasil suap untuk donasi proyek kantor NU, tapi dia bilang karena kesalahan yang sudah di perbuatnya sendiri, kan? πŸ™„ Saya pikir itu cara cari umur, bukan penebusan atas kesalahan. Tapi, aku juga pikir kalau dia memang mau mengakui salahnya, itu baik juga, karena kita harus belajar dari kesalahan. Tapi, NU-nya apa yang salah? Mereka tidak salah hanya karena tidak mengetahui sumber dana, kan? πŸ€·β€β™‚οΈ Saya suka dengan cara berkhidmat dan berbakti dari Djuyamto, tapi saya masih ragu-ragu tentang ini... πŸ€”
 
Gue paham bahwa Djuyamto ingin mengabdi untuk kepentingan sosial, tapi gue masih ragu-ragu. Apakah uang hasil suap itu boleh menjadi bentuk penebusan? Gue rasa itu tidak rasional. Di samping itu, bagaimana dengan kesalahan-kesalahannya yang sebelumnya sudah dibenarkan oleh organisasi NU sendiri? Gue masih ingin tahu lebih banyak tentang bagaimana kasus ini terjadi dan siapa yang benar-benar bertanggung jawab atas kesalahan tersebut.
 
gampang banget sih, korupsi itu kabur di mana-mana 🀯. tapi yang penting adalah koruptor itu harus tanggung jawabnya. djuyamto ya gampang nyesel, tapi mungkin sudah waktunya dia untuk jujur dan buat kebaikan. NU-nya juga tidak salah, malah mereka yang melakukan kesalahan. kita semua harus waspada dan tidak biarkan hal ini terjadi lagi 😊.
 
Saya rasa kalau Djuyamto mau ngakui kesalahannya itu gampangnya, tapi apa yang aku rasakan adalah bingung banget. Kalau dia bilang ingin penebusan atas kesalahan-kesalahannya itu, tapi kemudian dia menerima uang hasil suap? Apa artinya itu? Boleh dikatakan bahwa Djuyamto ini punya integritas yang rendah, tapi apa yang dia lakukan sekarang? Dia mau mengakui kesalahannya itu, tapi masih bisa mengejar kebaikan sosial dengan uang hasil suap? Saya rasa ini masalah yang lebih kompleks banget.
 
kaya pengorbanan yang dia lakukan πŸ™, tapi siapa bilang bahwa uang hasil suap itu bisa jadi "penebusan" atas kesalahan-kesalahan yang sudah terjadi? πŸ€‘ mungkin dia hanya ingin menghindari masalah yang lebih besar dengan menawarkan uang kepada NU, tapi sepertinya dia tetap tidak menyadari efeknya sendiri πŸ˜’. dan apa kaya hasil dari kesalahan itu sih? hanya memperbaiki reputasi dirinya aja, kayaknya belum cukup πŸ€·β€β™‚οΈ
 
Wah, kalau begitu mantan hakimnya mau menerima uang hasil suap itu karena merasa bersalah karena kesalahan yang diperbuatnya. Tapi gak paham sih, bagaimana bisa kita percaya dia? Kalau dia sudah tahu ada kecurian, tapi tetap saja minta donasi dari NU. Padahal ini dia yang perlu bertanggung jawab atas kesalahan itu! πŸ€”

Dan apa yang dibicarakan di sini, siapa yang mengatur ini? Organisasi NU gak salah karena tak mengetahui sumber dana, tapi dia sendiri yang salah, ya? Dan aku rasa ini adalah contoh besar bahwa kita harus bertanggung jawab atas kesalahan kita. Jika tidak, ini akan terus berlanjut dan menghancurkan kepercayaan masyarakat terhadap lembaga-lembaga ini! 🚫

Dan yang paling bikin kekecewa adalah kalau korupsi ini bisa terjadi di kalangan hakim. Mereka adalah orang-orang yang harus menjaga integritas dan kesucian, tapi malah menjadi contoh kasar bagi kita semua! 😑
 
Maaf kalau saya bilang terlalu banyak, tapi aku jujur kaget banget dengan kasus ini 🀯. Mantan hakimnya menerima uang hasil suap untuk donasi proyek kantor NU, tapi apa yang terasa salah adalah dia sendiri aja? πŸ˜• Maksudnya dia ingin menyelesaikan kesalahan-kesalahannya dengan cara yang bisa diakui oleh orang lain, kayaknya dia malah membuat masalah lagi. Saya pikir itu seperti mencari jalan keluar dari kesalahan dengan cara yang tidak masuk akal, bukan? πŸ€”
 
kira-kira kayaknya dia salah karena terlalu ingin memaafkan dirinya sendiri aja 😊. tapi apa yang paling penting adalah korupsi itu masih terjadi dan kita harus hati-hati saat melihat kasus seperti ini πŸ€”. aku pikir NU juga harus lebih teliti dalam memilih orang yang akan bergabung dengan mereka, karena kesalahannya bisa berdampak pada seluruh organisasi 🀝. dan apa lagi, korupsi itu sangat tidak pantas terjadi di pengadilan yang harus menjaga integritas hukum 🚫.
 
Gue pikir kalau ini masalah kalat! Mantan hakim yang korup, lalu menerima uang hasil suap dari NU... itu kalau dihakimi sendiri juga gak bisa dipandang jernih. Tapi apa yang paling gue tidak percaya adalah kalau Djuyamto bilang itu dia menerima uang untuk 'penebusan' kesalahannya... siapa yang mau membayar biaya kesalahan sendiri? Kalau ini sebenarnya korupsi, bukan penyesalan diri. dan kalau NU benar-benar tidak tahu sumber dana itu, maka gue pikir ini masalah sistem yang harus diubah. Kita perlu membuat sistem yang jujur dan transparan, jadi kalau ada kesalahan, kita dapat menangkapnya dengan cepat. Tapi, apa yang bisa kita lakukan sekarang? πŸ€”
 
Aku pikir aku bisa melihat sesuatu yang positif dari kejadian ini 🌞. Jika mantan hakim itu mau menerima uang hasil suap untuk donasi proyek kantor NU, maka itu berarti ia mau menggunakan kesalahan-kesalahan lalu menjadi kebaikan bagi masyarakat 🀝. Dan aku juga rasa organisasi NU tidak salah karena tak mengetahui sumber dana tersebut, karena itu adalah kesalahan yang sudah dia buat sendiri 😊. Aku senang melihat bahwa Djuyamto mau menggunakan uang hasil suap untuk hal-hal yang kemanfaatan sosial, itu berarti ia mau mengubah kesalahan-kesalahan lalu menjadi sesuatu yang positif πŸ’–.
 
πŸ€¦β€β™‚οΈ Kenapa lagi kasus suap yang membuat kita Indonesia kecewa? πŸ™„ Mantan hakim DJuyamto punya niat baik tapi hasilnya gak berapa kayak πŸ˜…. Dia minta ampun dari NU karena salah doang, tapi uang hasil suap itu masih masuk dalam akunnya aja πŸ€‘. Bisa jadi dia hanya berbudi baik untuk dirinya sendiri aja πŸ˜’. Saya rasa kebaikan harus dibuktikan dengan tindakan yang sebenarnya, bukan hanya dengan berbicara soal kesalahan dan penebusan πŸ’”.
 
Kasus ini jadi gede banget... Aku pikir pengadilan di sini nggak bisa nyaman lagi. Mantan hakim yang jujur bercerita tentang kesalahan-kesalahannya sendiri, tapi aku masih ragu siapa yang benar dan siapa yang salah. Nuhu, aku rasa dia yang tidak mau bertanggung jawab atas kesalahannya itu, tapi di sisi lain, aku juga paham betapa sulitnya dia menghadapi kesalahan-kesalahannya sendiri.

Aku pikir ini kasus yang bisa memberi pelajaran tentang pentingnya integritas dan tanggung jawab dalam pengadilan. Aku harap semua pihak yang terlibat di sini bisa belajar dari kesalahan-kesalahannya dan tidak lupa bahwa kehormatan dan integritas adalah hal yang sangat berharga.
 
Siapapun yang berkecimpung di dunia hukum, kenapa banyak korupsi lagi... πŸ€¦β€β™‚οΈ. Kalau salah itu ganti uang, tapi siapa bilang bahwa itu bisa menghilangkan kesalahan itu? Mereka punya tanggung jawab untuk mengatasi kesalahan itu dengan cara yang benar, bukan hanya dengan berbelanja-beliannya. Dan apa yang bikin aku penasaran lagi adalah siapa nih yang memikirkan tentang keadilan dan kebenaran di balik kerusakan ini...?
 
kembali
Top