Ledakan Gedung Farmasi di Kawasan Tangsel Hancurkan Rumah Warga, Anak Tersangka Terluka
Sebuah ledakan menerus terjadi dalam waktu singkat di sebuah gedung farmasi di Jalan Jombang Raya, Pondok Aren, Tangerang Selatan (Tangsel), Banten, malahan menghancurkan rumah warga yang tinggal di sana. Warga mendengar suara ledakan keras yang sangat kuat sehingga membuat kawasan tersebut menjadi gelap karena debu dan puing-puing.
Lily, pemilik bengkel ban yang juga tinggal di tempat, mengatakan bahwa saat dia mandi, terdengar suara ledakan secara tiba-tiba. Saat itu, gedung farmasi yang berdekatan dengan rumahnya menjadi korban ledakan tersebut. Walaupun Lily tidak yakin siapa yang menimbulkan ledakan tersebut tetapi dia takut melihat apakah ada korban sehingga segera keluar untuk mencari anaknya.
Lily hanya memikirkan anaknya berusia 2 tahun saat menemukan tangis anaknya di tengah-tengah gelap dan debu. Walaupun rumahnya hancur, Lily kemudian melihat ke arah suara tangisan anaknya dan langsung mencari.
Bagian belakang rumah tinggal Lily seketika hancur ketika dia melakukan pencarian anaknya, tetapi malah menyebabkan kaki Lily terluka. Pada saat itu, paku pun menjadi hambatan dalam mencapai keberadaan anaknya.
"Aku angkat dia di sini. Apa dia terpental apa dia terpelanting. Kayaknya telungkup karena gelap kan dengan debu yang tebal. Iya ini muka lecet, kepalanya benjol," ujar Lily
Lily mengatakan bahwa saat melihat ke arah suara anaknya, ia akhirnya menemukan anaknya yang terluka.
Dengan berduka dan penderitaan, Lily meminta pemilik gedung atau usaha farmasi tersebut untuk bertanggung jawab atas ledakan tersebut.
Sebuah ledakan menerus terjadi dalam waktu singkat di sebuah gedung farmasi di Jalan Jombang Raya, Pondok Aren, Tangerang Selatan (Tangsel), Banten, malahan menghancurkan rumah warga yang tinggal di sana. Warga mendengar suara ledakan keras yang sangat kuat sehingga membuat kawasan tersebut menjadi gelap karena debu dan puing-puing.
Lily, pemilik bengkel ban yang juga tinggal di tempat, mengatakan bahwa saat dia mandi, terdengar suara ledakan secara tiba-tiba. Saat itu, gedung farmasi yang berdekatan dengan rumahnya menjadi korban ledakan tersebut. Walaupun Lily tidak yakin siapa yang menimbulkan ledakan tersebut tetapi dia takut melihat apakah ada korban sehingga segera keluar untuk mencari anaknya.
Lily hanya memikirkan anaknya berusia 2 tahun saat menemukan tangis anaknya di tengah-tengah gelap dan debu. Walaupun rumahnya hancur, Lily kemudian melihat ke arah suara tangisan anaknya dan langsung mencari.
Bagian belakang rumah tinggal Lily seketika hancur ketika dia melakukan pencarian anaknya, tetapi malah menyebabkan kaki Lily terluka. Pada saat itu, paku pun menjadi hambatan dalam mencapai keberadaan anaknya.
"Aku angkat dia di sini. Apa dia terpental apa dia terpelanting. Kayaknya telungkup karena gelap kan dengan debu yang tebal. Iya ini muka lecet, kepalanya benjol," ujar Lily
Lily mengatakan bahwa saat melihat ke arah suara anaknya, ia akhirnya menemukan anaknya yang terluka.
Dengan berduka dan penderitaan, Lily meminta pemilik gedung atau usaha farmasi tersebut untuk bertanggung jawab atas ledakan tersebut.