Dedi Mulyadi Terbitkan Surat Edaran Larang Guru Beri Hukuman Fisik pada Siswa

Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi kembali mengeluarkan surat edaran untuk larangan guru memberikan hukuman fisik pada siswa di sekolah. Hal ini dilakukan untuk mencegah penggunaan kekerasan dalam pendidikan.

Surat edaran tersebut menegaskan bahwa sanksi pada siswa harus berorientasi pembelajaran, bukan dengan menggunakan hukuman fisik. Dedi Mulyadi mengatakan bahwa hukuman fisik dapat menyebabkan masalah baru dan tidak efektif dalam penyelesaian masalah anak-anak.

Gubernur Jawa Barat juga menekankan pentingnya pendekatan disiplin yang edukatif dan berkarakter pada siswa. Ia mengatakan bahwa penyelesaian masalah anak-anak harus dilakukan dengan cara edukatif, bukan menyakiti mereka.

Surat edaran tersebut juga diterima oleh Sekretaris Daerah Jawa Barat Herman Suryatman, yang menegaskan bahwa larangan hukuman fisik ini akan membentuk karakter anak di era digital ketika pengaruh media sosial semakin kuat.

Kasus viral guru SMP Negeri 2 Jalancagak, Subang, yang dilaporkan ke polisi oleh orang tua siswa, menyebabkan Dedi Mulyadi mengeluarkan surat edaran tersebut. Kasus tersebut berakhir damai melalui musyawarah.

Gubernur Jawa Barat juga memanggil semua pihak terkait dalam kasus tersebut dan berakhir pada kesepakatan untuk menyelesaikan masalah tersebut secara kekeluargaan. Ia meminta orang tua ZR, siswa yang terkena kekerasan, untuk membuat perjanjian kesanggupan mendidik anaknya dengan baik.
 
Paham banget ya? Kalau mau belajar dari kasus itu, kita harus ingat bahwa tidak boleh pakai cara keras dan kaku pada anak-anak. Anak-anak itu butuh kasih sayang dan dukungan untuk tumbuh kembang. Jangan lupa, mereka juga manusia yang bisa merasa sakit dan sedih, jadi kita harus berusaha membuat mereka merasa nyaman dan aman. Kalau kita mau belajar dari kesalahan seseorang, kita harus siap berubah menjadi orang yang lebih baik diri sendiri 😊.
 
Guru SMP Negeri 2 Jalancagak Subang itu kayak apa nih... kasus viral tapi masih damai, kan? Aku rasa yang penting lagi ini sih edukasi dan disiplin anak-anak, nggak kekerasan ya... kalau punya masalah harus dibicarakan dengan cara yang tenang dan jujur. Kita harus makin waspada terhadap penggunaan teknologi juga, kalau tidak kita bakal kehilangan generasi muda kita...
 
Kasus ini kayaknya ga bukan tentang pendidikan ya, tapi tentang cara berkomunikasi orang tua dan guru. Kalau gurunya nyanyi lewat HP, kenapa dia tidak boleh ngomong dulu sebelum marah? Kekerasan itu kayaknya bukan pilihan, tapi ada cara lain yang lebih baik, kayaknya kita bicarakan tentang itu aja πŸ€”
 
πŸ˜ŠπŸ“š Guru harus peduli dulu aja sih, bukan paksa aja πŸ˜•. Hukuman fisik itu nggak efektif, itu bikin masalah baru 🀯. Anak-anak membutuhkan edukasi dan kasih sayang yang benar-benar 😊. Kita harus membuat karakter anak menjadi baik, jangan paksa aja πŸ‘. Media sosial punya peran ya, kita harus mengatur dengan bijak πŸ“±. Kasus-kasus seperti ini harus dibicarakan dengan hati-hati dan akhirnya ditemukan solusi yang baik πŸ’‘. Guru harus menjadi contoh yang baik 🀝. Saya setuju banget dengan keputusan Gubernur Dedi Mulyadi 😊.
 
Saya rasa kalau kita harus mengatasi masalah anak-anak di sekolah dengan cara yang lebih bijak, bukan hanya dengan hukuman fisik. Gubernur Dedi Mulyadi benar-benar pintar banget! πŸ€“

Aku pikir jika kita fokus pada pendekatan disiplin yang edukatif dan berkarakter pada siswa, maka mereka akan menjadi anak-anak yang lebih baik di masa depan. Saya juga setuju bahwa larangan hukuman fisik ini sangat penting, terutama saat era digital yang semakin kuat mempengaruhi anak-anak kita.

Saya rasa kasus viral guru SMP Negeri 2 Jalancagak itu benar-benar membuat kita semua berpikir tentang cara yang lebih baik untuk menghadapi masalah anak-anak di sekolah. Semoga gubernur Dedi Mulyadi bisa menjadi contoh bagi kita semua untuk menjadi orang tua dan pendidik yang lebih bijak. πŸ™
 
Guru harus fokus pada pembelajaran deh, biar anak-anak bisa lebih mandiri dan tidak bergantung pada hukuman fisik. Apalagi dengan media sosial yang begitu berpengaruh, anak-anak itu sudah cukup banyak diserang secara online... πŸ€¦β€β™‚οΈ

Membiasakan perilaku yang baik dan menyenangkan untuk anak-anak itu lebih efektif dari hukuman fisik, kayaknya lebih enak buat mereka. Dan kalau ada masalah, bisa solusi cari together dengan orang tua dan guru, jangan pakai kekerasan aja... πŸ’¬

Aku setuju dengerin surat edaran ini, biar tidak ada kasus seperti yang terjadi di SMP Negeri 2 Jalancagak. Kekerasan itu bukan solusi, tapi bawa masalah jangka panjang ya... πŸ€”
 
Pikirannya buat aku yang suka pendidikan juga menyesal banget deh! Kekerasan apa pun harus dihindari, tapi aku juga paham kalau sanksi harus ada sih. Misalnya kalau anak itu lupa membawa buku, dia harus menerima bahwa ia salah dan harus belajar dari kesalahan itu. Tapi, aku tidak paham kenapa mereka harus mengutuk saja? Mungkin karena kita semua masih sedang mencari cara yang tepat untuk mengatasi masalah anak-anak ini. Aku harap surat edaran Dedi Mulyadi bisa membantu, tapi juga harap kita semua bisa berdiskusi lebih banyak lagi untuk mencari solusi yang lebih baik! πŸ’‘πŸ“š
 
Aku pikir ini super baik banget! Aku senang banget Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mau mengambil tindakan seperti ini. Kamu tahu, aku suka ngobrol dengar kalau seringkali guru memang pakai hukuman fisik karena mereka bingung bagaimana caranya membuat siswa belajar yang benar-benar penting. Tapi sekarang, aku pikir ini jadi bagian dari pendidikan yang lebih baik, yaitu menggunakan pendekatan disiplin yang edukatif dan berkarakter. Ini akan membantu anak-anak menjadi lebih baik dan tidak terburu-buru dalam memilih apa yang benar dan salah. Aku senang juga karena orang tua dan pihak sekolah bisa jadi bekerja sama untuk menyelesaikan masalah itu secara kekeluargaan, bukan dengan cara hukum. Semoga kalau ada kasus lagi, kita semua bisa bantu dan memberi dukungan pada keluarga anak-anak yang sedang mengalami kesulitan. πŸ™πŸΌπŸŽ‰
 
Hahahaha, kayaknya gurunya harus punya pikiran yang jernih banget sih! Aku rasa mereka harus fokus pada cara mengajar yang benar-benar efektif bukan caranya sendiri yang bikin murid merasa sakit-sakitan. Sama sekali nggak perlu hukuman fisik, kan? Murid justru akan lebih fokus dan tidak merasa takut ketika guru mereka baik dan peduli.
 
Hehe, aku pikir kalau gembira banget denger kabar itu! Guru SMP yang berkeras dulu ternyata sudah mau berubah, dan ini aku senang banget 😊. Aku pikir dulu kalau hukuman fisik itu bukan solusi yang baik, tapi sekarang aku lihat ada perubahan.

Aku rasa Dedi Mulyadi benar-benar bijak dalam mengambil keputusan ini. Hukuman fisik tidak hanya menyakitkan anak-anak, tapi juga bisa membuat mereka menjadi anak-anak yang merendah diri dan tidak percaya diri. Aku senang melihat bahwa pemerintah Jawa Barat sedang fokus pada pendidikan yang lebih baik, bukan sekedar mengatur guru untuk berhenti menekan.

Aku juga setuju dengan Herman Suryatman, Sekretaris Daerah Jawa Barat, bahwa ini penting banget dalam era digital ini. Anak-anak sekarang sudah terlalu banyak dipengaruhi oleh media sosial, jadi kita perlu membuat mereka menjadi anak-anak yang lebih baik, bukan sekadar mengontrol mereka. Hehe, aku rasa Dedi Mulyadi dan Herman Suryatman benar-benar bijak dalam menciptakan lingkungan pendidikan yang lebih baik! πŸ’‘
 
Wow 🀯, aku pikir kalau kasus seperti itu pasti berakhir dengan orang tua bisa bertemu dengan guru dan mencoba cara lain buat mengatasi masalah anaknya. Dan sekarang gubernur Jawa Barat juga jadi bagian dalam hal ini, membuat surat edaran yang benar-benar penting. Aku rasa pengaruh media sosial memang bisa berpengaruh besar pada perilaku anak-anak kita di era digital ini πŸ˜•.
 
Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi memang benar, hukuman fisik pada anak-anak di sekolah tidak efektif dan bahkan bisa menyebabkan masalah baru. Saya senang melihat bahwa gubernur tersebut mulai mengambil tindakan untuk mencegah penggunaan kekerasan dalam pendidikan.

Penting sekali bagi kita, sebagai masyarakat Indonesia, untuk memperhatikan pentingnya pendekatan disiplin yang edukatif dan berkarakter pada siswa. Ini adalah solusi yang lebih baik dari hukuman fisik. Kami juga harus mengakui bahwa era digital ini sangat berpengaruh terhadap anak-anak kita, sehingga perlu kita untuk menyesuaikan pendekatan dalam pendidikan.

Saya juga senang melihat bahwa kasus viral guru SMP Negeri 2 Jalancagak akhirnya berakhir dengan kesepakatan kekeluargaan. Ini adalah contoh bagus bahwa dengan cara yang lebih baik, seperti musyawarah dan kesepakatan kekeluarga, kita dapat menyelesaikan masalah anak-anak yang terkena kekerasan.
 
Saya kayaknya kurang percaya kalau ada guru yang benar-benar tidak bisa mengendalikan murid-muridnya. Tapi aja, aku paham kalau ada kasus viral seperti itu, pasti harus diatasi juga. Akan tapi, aku rasa gubernur Jawa Barat memang kaget nggak aja kalau ada guru yang lupa kaneka pelajaran dan ganti dengan hukuman fisik. Saya bayangkan kalau jadi anak, aku pun tidak ingin dihukum seperti itu. Tapi aku yakin kalau di sekolah pasti ada aturan dan prosedur yang harus di ikuti agar semuanya berjalan lancar.
 
aku rasa surat edaran ini kayak gak ada makna sih... kalau gak hukuman fisik, apa jadi? anak-anak di sekolah akan terus melanggar aturan aja... tapi aku setuju banget dgn pendapat Gubernur Jawa Barat tentang pendekatan disiplin yang edukatif dan berkarakter. itulah cara yang benar untuk mengajarkan anak-anak nilai-nilai penting di sekolah
 
😊 aku pikir ini sangat penting banget! kalau kita lupa bahwa pendidikan harus fokus pada edukasi, bukan sekedar menghukum anak-anak... hukuman fisik jadi tidak efektif, dan bisa malah membuat mereka semakin marah 😀. tapi juga, aku setuju dengan Dedi Mulyadi, kita harus menciptakan karakter yang baik di kalangan anak-anak. itu penting banget dalam era digital ini! πŸ“Š
 
Gubernur Jawa Barat ini benar-benar bijak banget sih 🀩. Meningkatkan disiplin edukatif bukan hanya tentang mengurangi hukuman fisik tapi juga tentang membangun karakter yang baik pada anak-anak sangat penting di era digital saat ini. Misalnya, kita harus belajar bagaimana untuk berkomunikasi dengan baik, mengelola perasaan kita sendiri dan tidak terlalu dipengaruhi oleh media sosial πŸ˜’. Jangan hanya sekedar menghilangkan hukuman fisik tapi juga harus ada peningkatan disiplin dan pendidikan yang efektif agar anak-anak dapat menjadi generasi yang baik 🌱.
 
Gubernur Dedi Mulyadi kembali mengeluarkan surat edaran tentang larangan hukuman fisik di sekolah πŸ“š. Aku pikir ini sudah cukup banyak, tapi aku masih inget saat-saatku di sekolah, kenapa kita membutuhkan hukuman fisik? Aku pikir itu hanya cara sederhana untuk mengatasi masalah anak-anak yang tidak mau belajar... tapi sekarang aku sadar bahwa itu salah cara. Hukuman fisik bukanlah solusi yang efektif dan edukatif πŸ€”. Mereka harus mencari cara lain yang lebih baik, seperti pendekatan disiplin yang edukatif dan berkarakter pada siswa. Aku setuju dengan Gubernur Dedi Mulyadi bahwa penyelesaian masalah anak-anak harus dilakukan dengan cara edukatif, bukan menyakiti mereka πŸ˜”.
 
Paham banget sih kalau gubernur Jawa Barat lagi mengeluarkan surat edaran tentang larangan hukuman fisik di sekolah. Saya pikir ini udah benar-benar kerenakan banyak kasus yang viral karena kekerasan di sekolah, dan kita semua tidak ingin anak-anak kita terluka lagi deh πŸ˜”. Tapi, siapa tahu ada sesuatu yang tidak sepenuhnya jelas tentang alasan Dedi Mulyadi mengeluarkan surat edaran ini... mungkin ada sesuatu yang tertutup di balik cerita ini yang tidak kita ketahui semua πŸ€”.
 
Dalam situasi seperti ini, aku pikir penting banget juga ngikutin suara Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi. Aku rasa kalau kita fokus pada pendekatan disiplin yang edukatif dan berkarakter di sekolah, kita bisa mencegah masalah kekerasan. Tapi aku pikir perlu juga ngajak semua pihak, termasuk guru, orang tua, dan anak-anak sendiri untuk ngobrol dengan baik dan mencari solusi bersama. Karena, kalau kita hanya ngajak satu sisi saja, mungkin tidak bisa mencapai kesepakatan yang seimbang. Aku setuju dengan pendapatnya bahwa hukuman fisik bukanlah cara yang efektif untuk menyelesaikan masalah anak-anak. Dan aku juga senang banget kalau kasus tersebut berakhir damai melalui musyawarah! πŸ€πŸ’–
 
kembali
Top