Kepemimpinan Gubernur Dedi Mulyadi terhadap pengurangan anggaran pendapatan dan belanja Provinsi Jawa Barat (Jabar) di balik pengurangan Transfer ke Daerah (TKD). Pengurangan TKD dari pemerintah pusat ini telah memaksa pembuat anggaran di Jabar untuk menyesuaikan pos-pos mereka.
"Kami akan mengurangi belanja barang dan jasa, perjalanan dinas, serta listrik. Sisakan 10-20 persen total APBD," kata Dedi saat di Gedung Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Jakarta Pusat, Rabu (22/10/2025). Belanja alat tulis kantor (ATK) juga akan mengalami pengurangan.
Meski demikian, Gubernur Dedi menjamin bahwa pelayanan publik di Jabar tidak akan terganggu. Sebaliknya, ia berjanji untuk meningkatkan alokasi anggaran untuk pelayanan publik. "Anggaran pelayanan publik kami tidak akan potong. Kami akan naikin dua kali lipat," katanya.
Pembuat anggaran di Jabar juga mempersiapkan diri untuk menghadapi perencanaan APBD 2026 setelah pengurangan TKD dari pemerintah pusat. Mereka berencana untuk membahas strategi penyusunan APBD tersebut dengan para kepala daerah lainnya. "Kalau bupati wali kota kan sama-sama merekonsiliasikan perencanaan [APBD] 2026. Kan ada dana transfer daerah yang berkurang, sehingga kami formulasi strateginya, akan kami sampaikan ke Pak Mendagri," katanya.
Gubernur Dedi juga mengatakan bahwa Pemprov Jabar tidak memiliki masalah dengan pengurangan TKD dari pemerintah pusat. Meski demikian, ia berharap perubahan ini dapat dijadikan momentum untuk mengubah paradigma pengelolaan keuangan daerah menjadi lebih irit.
"Kami akan mengurangi belanja barang dan jasa, perjalanan dinas, serta listrik. Sisakan 10-20 persen total APBD," kata Dedi saat di Gedung Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Jakarta Pusat, Rabu (22/10/2025). Belanja alat tulis kantor (ATK) juga akan mengalami pengurangan.
Meski demikian, Gubernur Dedi menjamin bahwa pelayanan publik di Jabar tidak akan terganggu. Sebaliknya, ia berjanji untuk meningkatkan alokasi anggaran untuk pelayanan publik. "Anggaran pelayanan publik kami tidak akan potong. Kami akan naikin dua kali lipat," katanya.
Pembuat anggaran di Jabar juga mempersiapkan diri untuk menghadapi perencanaan APBD 2026 setelah pengurangan TKD dari pemerintah pusat. Mereka berencana untuk membahas strategi penyusunan APBD tersebut dengan para kepala daerah lainnya. "Kalau bupati wali kota kan sama-sama merekonsiliasikan perencanaan [APBD] 2026. Kan ada dana transfer daerah yang berkurang, sehingga kami formulasi strateginya, akan kami sampaikan ke Pak Mendagri," katanya.
Gubernur Dedi juga mengatakan bahwa Pemprov Jabar tidak memiliki masalah dengan pengurangan TKD dari pemerintah pusat. Meski demikian, ia berharap perubahan ini dapat dijadikan momentum untuk mengubah paradigma pengelolaan keuangan daerah menjadi lebih irit.