Rusia dan Ukraina semakin dekat untuk mencapai kesepakatan damai, namun masih ada dua isu krusial yang perlu diselesaikan. Utusan Khusus Presiden AS Donald Trump untuk Ukraina, Keith Kellogg, mengungkapkan bahwa proses menuju kesepakatan damai berada di tahap akhir dan hanya menyisakan dua isu krusial: masa depan wilayah Donbas dan status Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Zaporizhzhia.
Menurut Kellogg, jika kedua isu ini dapat diselesaikan, maka hal-hal lainnya akan berjalan cukup baik. Ia mengatakan bahwa tingkat korban di kedua pihak adalah "mengerikan" dan perang ini belum pernah terjadi sejak Perang Dunia II dalam konteks Eropa.
Rusia saat ini menguasai sekitar 19,2% wilayah Ukraina, termasuk Krimea serta sebagian besar Donetsk, Luhansk, Kherson, dan Zaporizhzhia. Status wilayah, terutama Donbas, menjadi titik paling sensitif dalam rancangan proposal perdamaian AS yang bocor bulan lalu dan memicu kekhawatiran Kyiv maupun Eropa.
Selain soal wilayah, status PLTN Zaporizhzhia juga menjadi inti negosiasi. Dalam proposal awal AS, PLTN terbesar di Eropa itu akan kembali dioperasikan di bawah pengawasan Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA), dengan listrik didistribusikan merata antara Rusia dan Ukraina.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan ia telah melakukan pembicaraan "panjang dan substansial" dengan utusan khusus Trump, Steve Witkoff, serta menantu Trump, Jared Kushner. Kremlin menyatakan Kushner diperkirakan akan mengambil peran utama dalam penyusunan kesepakatan akhir.
Dengan demikian, terlihat bahwa Rusia dan Ukraina semakin dekat untuk mencapai kesepakatan damai, namun masih ada dua isu krusial yang perlu diselesaikan. Apakah kedua pihak dapat menemukan solusi yang seimbang dan mengurangi konflik, maka tidak akan hanya membahayakan satu negara saja, tapi juga membahayakan dunia secara keseluruhan.
Menurut Kellogg, jika kedua isu ini dapat diselesaikan, maka hal-hal lainnya akan berjalan cukup baik. Ia mengatakan bahwa tingkat korban di kedua pihak adalah "mengerikan" dan perang ini belum pernah terjadi sejak Perang Dunia II dalam konteks Eropa.
Rusia saat ini menguasai sekitar 19,2% wilayah Ukraina, termasuk Krimea serta sebagian besar Donetsk, Luhansk, Kherson, dan Zaporizhzhia. Status wilayah, terutama Donbas, menjadi titik paling sensitif dalam rancangan proposal perdamaian AS yang bocor bulan lalu dan memicu kekhawatiran Kyiv maupun Eropa.
Selain soal wilayah, status PLTN Zaporizhzhia juga menjadi inti negosiasi. Dalam proposal awal AS, PLTN terbesar di Eropa itu akan kembali dioperasikan di bawah pengawasan Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA), dengan listrik didistribusikan merata antara Rusia dan Ukraina.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan ia telah melakukan pembicaraan "panjang dan substansial" dengan utusan khusus Trump, Steve Witkoff, serta menantu Trump, Jared Kushner. Kremlin menyatakan Kushner diperkirakan akan mengambil peran utama dalam penyusunan kesepakatan akhir.
Dengan demikian, terlihat bahwa Rusia dan Ukraina semakin dekat untuk mencapai kesepakatan damai, namun masih ada dua isu krusial yang perlu diselesaikan. Apakah kedua pihak dapat menemukan solusi yang seimbang dan mengurangi konflik, maka tidak akan hanya membahayakan satu negara saja, tapi juga membahayakan dunia secara keseluruhan.