BENCANA HIDROMETEOROLOGI MENJADI FENOMEN YANG TAK SAMA DI INDONESIA, BERTUAH BERDAMPAK TERHEBAT
Dalam beberapa bulan terakhir, Indonesia mengalami bencana hidrometeorologi yang sangat parah. Bencana banjir dan longsor telah menjadi kejadian yang tidak jarang terjadi di negara ini. Menurut data resmi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Indonesia telah mengalami 2.998 bencana hingga Desember 2025, termasuk banjir, longsor, dan cuaca ekstrem.
Berdasarkan laporan Pusdalops PB BPBD Provinsi Lampung, banjir di kota Bandar Lampung pada Februari 2025 telah menyebabkan 3 korban jiwa dan 30.395 jiwa terpaksa mengungsi. Sementara itu, banjir di Jakarta dan Jabodetabek pada Maret 2025 telah menyebabkan 9 korban jiwa dan lebih dari 90.000 jiwa terpaksa mengungsi.
Bencana hidrometeorologi ini diperparah oleh pemanasan global yang memicu naiknya intensitas hujan dalam waktu singkat. Selain itu, adanya fenomena La Nina juga berperan dalam meningkatkan curah hujan di Indonesia. Suhu permukaan laut yang hangat juga meningkatkan pembentukan awan hujan di wilayah tropis seperti Indonesia.
Faktor-faktor lain seperti deforestasi, aktivitas tambang, dan perubahan fungsi lahan juga berperan dalam membuat banjir menjadi bencana masif yang dapat merenggut banyak nyawa. Berikut adalah daftar beberapa lokasi yang terkena dampak dari bencana hidrometeorologi ini:
* Bandar Lampung, Lampung
* Jakarta dan Jabodetabek
* Bali dan sekitarnya
* Provinsi Sumatra Utara, Sumatra Barat, dan Aceh
Dalam keseluruhan, bencana hidrometeorologi di Indonesia pada 2025 telah menyebabkan korban jiwa yang banyak, kerusakan properti, dan pengungsi. Oleh karena itu, sangat penting bagi pemerintah dan masyarakat untuk bekerja sama dalam mencegah dan menangani bencana hidrometeorologi ini.
Dalam beberapa bulan terakhir, Indonesia mengalami bencana hidrometeorologi yang sangat parah. Bencana banjir dan longsor telah menjadi kejadian yang tidak jarang terjadi di negara ini. Menurut data resmi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Indonesia telah mengalami 2.998 bencana hingga Desember 2025, termasuk banjir, longsor, dan cuaca ekstrem.
Berdasarkan laporan Pusdalops PB BPBD Provinsi Lampung, banjir di kota Bandar Lampung pada Februari 2025 telah menyebabkan 3 korban jiwa dan 30.395 jiwa terpaksa mengungsi. Sementara itu, banjir di Jakarta dan Jabodetabek pada Maret 2025 telah menyebabkan 9 korban jiwa dan lebih dari 90.000 jiwa terpaksa mengungsi.
Bencana hidrometeorologi ini diperparah oleh pemanasan global yang memicu naiknya intensitas hujan dalam waktu singkat. Selain itu, adanya fenomena La Nina juga berperan dalam meningkatkan curah hujan di Indonesia. Suhu permukaan laut yang hangat juga meningkatkan pembentukan awan hujan di wilayah tropis seperti Indonesia.
Faktor-faktor lain seperti deforestasi, aktivitas tambang, dan perubahan fungsi lahan juga berperan dalam membuat banjir menjadi bencana masif yang dapat merenggut banyak nyawa. Berikut adalah daftar beberapa lokasi yang terkena dampak dari bencana hidrometeorologi ini:
* Bandar Lampung, Lampung
* Jakarta dan Jabodetabek
* Bali dan sekitarnya
* Provinsi Sumatra Utara, Sumatra Barat, dan Aceh
Dalam keseluruhan, bencana hidrometeorologi di Indonesia pada 2025 telah menyebabkan korban jiwa yang banyak, kerusakan properti, dan pengungsi. Oleh karena itu, sangat penting bagi pemerintah dan masyarakat untuk bekerja sama dalam mencegah dan menangani bencana hidrometeorologi ini.