Bisnis bola sepak di Indonesia menghadapi masalah sistem. Menurut Juan Florit Zapata, direktur sepak bola LaLiga, tidak cukup memiliki kekuatan dan budaya sepak bola untuk dapat melahirkan pemain bola yang berkualitas. Karena itu, perlu membangun sistem kompetisi yang terstruktur dan konsisten sejak awal paling awal, sehingga pemuda Indonesia bisa mendapatkan pelatihan yang tepat dan bermain di lapangan yang banyak.
Berdasarkan pengamatan Lapita, ada 5 aspek penting yang harus diprioritaskan dalam membangun sistem sepak bola yang solid. Pertama, budaya sepak bola; kedua, infrastruktur; ketiga, metode pelatihan; keempat, filosofi bermain; dan kelima, kompetisi. Karena itu, perlu ada peningkatan kemampuan pemuda dengan memulai dari usia 7-8 tahun.
Bisanya di Indonesia, pemuda hanya berlatih dan bermain secara terpisah. Sebaliknya, model LaLiga menekankan pentingnya pelatihan dan pertandingan yang saling terkait satu sama lain. Pertandingan adalah bagian dari proses pelatihan, sehingga pemuda bisa mengembangkan keterampilan teknis serta kemampuan pengambil keputusan dan mentalitas.
Florit juga membenarkan bahwa Indonesia memiliki kesempatan untuk melihat bola sepak menjadi salah satu cabang olahraga yang paling populer di tanah air, tetapi ini masih belum terlaksana. Menurutnya, perlu ada peningkatan kemampuan para pelatih dan profesional sepak bola di Indonesia.
Bisnis bola sepak di Indonesia sekarang sedang menghadapi krisis. Maka dari itu, jika diinginkan untuk melihat tim nasional Indonesia berlari di lapangan bersama-sama dengan pemain-pemain yang berkualitas tinggi, perlu ada peningkatan kemampuan para pelatih dan profesional sepak bola serta membangun sistem kompetisi yang terstruktur.
Berdasarkan pengamatan Lapita, ada 5 aspek penting yang harus diprioritaskan dalam membangun sistem sepak bola yang solid. Pertama, budaya sepak bola; kedua, infrastruktur; ketiga, metode pelatihan; keempat, filosofi bermain; dan kelima, kompetisi. Karena itu, perlu ada peningkatan kemampuan pemuda dengan memulai dari usia 7-8 tahun.
Bisanya di Indonesia, pemuda hanya berlatih dan bermain secara terpisah. Sebaliknya, model LaLiga menekankan pentingnya pelatihan dan pertandingan yang saling terkait satu sama lain. Pertandingan adalah bagian dari proses pelatihan, sehingga pemuda bisa mengembangkan keterampilan teknis serta kemampuan pengambil keputusan dan mentalitas.
Florit juga membenarkan bahwa Indonesia memiliki kesempatan untuk melihat bola sepak menjadi salah satu cabang olahraga yang paling populer di tanah air, tetapi ini masih belum terlaksana. Menurutnya, perlu ada peningkatan kemampuan para pelatih dan profesional sepak bola di Indonesia.
Bisnis bola sepak di Indonesia sekarang sedang menghadapi krisis. Maka dari itu, jika diinginkan untuk melihat tim nasional Indonesia berlari di lapangan bersama-sama dengan pemain-pemain yang berkualitas tinggi, perlu ada peningkatan kemampuan para pelatih dan profesional sepak bola serta membangun sistem kompetisi yang terstruktur.