China Membangun Senjata Baru untuk Menguasai Dunia, Tak Lihat Masalah TikTok
Sebagai salah satu raksasa teknologi di dunia, China sekarang memiliki senjata baru yang dapat menguasai dunia. Tak lagi melalui TikTok, namun melalui chatbot AI barunya bernama Cici. Dengan kehadirannya, ByteDance dapat memanfaatkan kemampuan AI untuk meningkatkan penggunaan di seluruh dunia.
Cici telah menjadi aplikasi yang paling banyak diunduh di beberapa negara, seperti Meksiko dan Inggris. Di Asia Tenggara, Cici juga telah mencapai peringkat 20 teratas dalam tiga bulan berturut-turut. Namun, hal ini tidak memanggil bahwa Cici adalah aplikasi yang baru atau memiliki nama penerbit yang jelas.
ByteDance tetap berupaya untuk meningkatkan kesadaran akan kehadirannya dengan iklan yang sangat luas. Di Meksiko, ada lebih dari 400 iklan yang dijalankan selama Oktober untuk menyoroti kemampuan Cici. Kampanye ini juga terlihat di Inggris dan Fillipina. Bahkan, kreator TikTok juga terlihat mengeluarkan konten #ciciai yang disponsori.
Cici merupakan versi internasional dari Doubau yang juga milik ByteDance. Aplikasi itu sangat mendominasi pasar AI China, namun bedanya adalah Cici menggunakan teknologi AI barat, yakni GPT dari OpenAI dan Gemini milik Google. Hal ini menunjukkan bagaimana China dapat memanfaatkan kemampuan AI untuk meningkatkan penggunaan di seluruh dunia.
Ekspansi besar-besaran Cici ini bisa jadi cerminan bagaimana China menguasai dunia melalui AI. Menurut Dermot McGrath, seorang investor, perusahaan AI asal negara itu punya posisi lebih baik saat membuat produk yang ingin digunakan orang.
"Baik Google atau OpenAI belum menguasai keterlibatan yang didorong dopamin seperti dibangun ByteDance untuk TikTok," jelasnya.
Sebagai salah satu raksasa teknologi di dunia, China sekarang memiliki senjata baru yang dapat menguasai dunia. Tak lagi melalui TikTok, namun melalui chatbot AI barunya bernama Cici. Dengan kehadirannya, ByteDance dapat memanfaatkan kemampuan AI untuk meningkatkan penggunaan di seluruh dunia.
Cici telah menjadi aplikasi yang paling banyak diunduh di beberapa negara, seperti Meksiko dan Inggris. Di Asia Tenggara, Cici juga telah mencapai peringkat 20 teratas dalam tiga bulan berturut-turut. Namun, hal ini tidak memanggil bahwa Cici adalah aplikasi yang baru atau memiliki nama penerbit yang jelas.
ByteDance tetap berupaya untuk meningkatkan kesadaran akan kehadirannya dengan iklan yang sangat luas. Di Meksiko, ada lebih dari 400 iklan yang dijalankan selama Oktober untuk menyoroti kemampuan Cici. Kampanye ini juga terlihat di Inggris dan Fillipina. Bahkan, kreator TikTok juga terlihat mengeluarkan konten #ciciai yang disponsori.
Cici merupakan versi internasional dari Doubau yang juga milik ByteDance. Aplikasi itu sangat mendominasi pasar AI China, namun bedanya adalah Cici menggunakan teknologi AI barat, yakni GPT dari OpenAI dan Gemini milik Google. Hal ini menunjukkan bagaimana China dapat memanfaatkan kemampuan AI untuk meningkatkan penggunaan di seluruh dunia.
Ekspansi besar-besaran Cici ini bisa jadi cerminan bagaimana China menguasai dunia melalui AI. Menurut Dermot McGrath, seorang investor, perusahaan AI asal negara itu punya posisi lebih baik saat membuat produk yang ingin digunakan orang.
"Baik Google atau OpenAI belum menguasai keterlibatan yang didorong dopamin seperti dibangun ByteDance untuk TikTok," jelasnya.