Cerita Kades di Tangerang Buat Program Umrah Gratis untuk Guru Ngaji: Dikumpulkan dari Gaji Sendiri Tiap Bulannya

Kades Kosambi Timur, Hasan Nurdin, memilih menolak sebagian keuntungan bulannya, yaitu Rp4 juta dan tunjangan kepala desa sekitar Rp3 jutaan. Yang didapatkan dari gaji tersebut untuk berangkatkan umrah guru ngaji di desanya secara bergantian.

Awalnya, pilihan ini terinspirasi dari pengalamannya sendiri saat melihat guru ngajinya di kampung halaman. Rasanya, mereka lebih layak untuk menginjakkan kaki di Mekah dan Madinah.

"Awalnya sederhana saja, tahun 2009 kami berangkat ke Tanah Suci. Saat berada di Mekah, kami teringat pada guru ngaji. Rasanya mereka jauh lebih layak untuk menginjakkan kaki di Mekah dan Madinah," kata Hasan.

Ia pun memutuskan untuk menggunakan dana sekitar Rp4 juta dan tunjangan kepala desa yang berjumlah sekitar Rp3 jutaan untuk membantu program umrah guru ngaji tersebut. Ia juga tidak ragu-ragu menolak mengambil uang tersebut, bahkan ia menyimpan uangnya di ATM-nya anak.

"Kami sudah sepakat sejak awal. Gaji saya Rp4 juta ditambah tunjangan kepala desa sekitar Rp3 jutaan. Semua itu saya tidak ambil, bahkan ATM-nya dipegang anak saya," ungkap Hasan.

Langkah ini bukan karena alasan politik atau pencitraan, tetapi murni demi keberkahan rezeki. Ia percaya bahwa dengan berbagi uang tersebut, ia dapat mendapatkan bala bakti Allah SWT dan memperoleh rezeki yang lebih.

"Insyaallah gaji itu halal 100 persen. Kalau kami mengambil uang dari yang lain, kami khawatir uangnya tidak barokah. Jadi lebih baik gaji ini saya salurkan untuk memberangkatkan umrah," tuturnya Hasan Nurdin.
 
Gak ngerti apa yang terjadi di Kades Kosambi Timur ini ๐Ÿค”. Mereka memutuskan untuk menolak dana bulanan yang lumayan besar, Rp4 juta dan tunjangan kepala desa sekitar Rp3 jutaan, buat memberangkat umrah guru ngaji di desanya. Mungkin ada yang salah dengan cara mereka berpikir ini ๐Ÿ˜. Mereka tidak ambil gaji tersebut, bahkan menyimpannya di ATM anaknya! ๐Ÿคฏ Sebenarnya, apa yang mereka maksud dengan 'berbagi rezeki' ini? Apakah mereka ingin meminta umur panjang dan sehat? ๐Ÿ˜‰
 
ini cerita yang bikin aku penasaran sih... kades kosambi timur itu memilih menolak gajinya dan tunjangan kepala desanya untuk diibaratkan ke umrah guru ngaji. rasanya kayaknya mereka benar-benar percaya bahwa dengan berbagi uang tersebut, rezekinya akan lebih barokah. tapi aku penasaran sih, kira-kira bagaimana caranya mereka bisa memutuskan untuk melakukan hal ini? apakah ada alasan lain selain demi keberkahan rezeki?
 
Bisa dibilang, keputusan Hasan Nurdin memang kaya petunjuk tentang bagaimana cara berpikir yang bijak. Mereka tidak membuat keputusan hanya karena harusnya dan apa yang diharapkan oleh orang lain, tapi lebih kepada apa yang benar-benar mereka butuhkan.

Kasus ini sebenarnya mengingatkan kita bahwa rezeki yang datang bisa sangat berbeda-beda. Tidak semua gaji atau keuntungan adalah hal yang harus dimiliki. Mereka menunjukkan bahwa dengan menggunakan sumber daya yang ada, kita bisa membuat pilihan yang benar untuk diri sendiri dan keluarga.

Bagus juga cara mereka memutuskan untuk tidak mengambil uang tersebut, bahkan menyimpannya di ATM anaknya sendiri! Itu adalah tanda bahwa mereka sangat percaya diri dalam keputusan mereka. Kita bisa belajar dari contoh ini untuk membuat pilihan yang lebih bijak dalam hidup kita sendiri.
 
Aku rasa gaji kakek kosambi itu agak berbeda dengan normal ya... aku suka cari makanan ringan di pasaran, kalau aku paham mereka punya Rp1 juta setiap bulannya sih, tapi aku pikir itu terlalu banyak! ๐Ÿคฃ Aku coba cari nasi goreng murah-murah, dan aku temukan yang Rp15 ribu per pack. Apa kamu suka makanan ringan? Aku suka banget...
 
aku rasa kader Hasan Nurdin benar-benar bijak banget๐Ÿค”. dia nggak hanya memikirkan dirinya sendiri, tapi juga tentang orang lain yang lebih butuh. aku pernah melihat dia mengajak teman-temannya untuk berbagi uang di masjid, dan hari itu mereka semua bisa makan siang dengan penuh. itu sudah bukti bahwa dia benar-benar tidak peduli dengan gajinya sendiri, tapi ingin membantu orang lain yang lebih butuh. aku sangat menghargai perilaku seperti itu! ๐Ÿ’–
 
Saya kira pilihan Hasan Nurdin itu sangat bagus banget! Dia jauh lebih bijak dari kita semua. Dia ngambil keputusan yang tidak mudah, tapi yang benar-benar memikirkan masa depan desanya. Saya rasa dia juga memiliki hati yang baik dan ingin berbagi dengan masyarakat di sekitarnya. Kalau saya bisa, saya juga ingin melakukan hal sama di masa depan! ๐Ÿคž๐Ÿ’–
 
Gak ngerti sih kenapa aja mau menolak biaya-biayanya, apa kena gini? Mereka nggak bisa hidup dengan Rp4 juta dan tunjangan kepala desa sekitar Rp3 jutaan ya, tapi aku pikir ini ngerasa nggak masuk akal. Nggak kayaknya aja ingin nyaman dan terbebas dari beban kehidupan sehari-hari. Aku tahu kalau gaji-gaji pemerintah sering bikin banyak kontroversi, tapi aku rasa ini ngerasa nggak ada alasan yang jelas untuk menolaknya ๐Ÿ˜
 
Makasih bro... aku rasa kalau Kades Kosambi Timur itu paling benar, dia tidak mau jadi kawan dengan uang yang di kasih kepadanya. Aku pikir itu bagus, tapi juga sedikit sedih karena aku yakin banyak orang lain yang akan senang menerima gaji tersebut. Tapi, aku juga paham kalau dia ingin menggunakan uangnya untuk hal yang lebih berarti, seperti membantu program umrah guru ngaji. Aku rasa itu adalah contoh baik dari cara kerja sosial yang sebenarnya. Kita harus menghargai keputusan orang tersebut dan tidak memaksa mereka untuk menerima uang yang di kasih kepadanya. ๐Ÿ™๐ŸŒŽ
 
Kisahnya sangat inspiratif, kayaknya pilihan Hasan Nurdin bukan hanya tentang kebijakan, tapi juga tentang hati dan niatnya sendiri. Dia memutuskan untuk berbagi uangnya dengan orang-orang yang lebih butuh, seperti guru ngaji di desanya. Semoga dia bisa mendapatkan rezeki yang lebih dan bala bakti Allah SWT ๐Ÿ™. Saya rasa ini bukti bahwa dengan hati yang baik, kita bisa mencapai kesuksesan yang sejati ๐Ÿ’–.
 
Gue pikir hal ini super keren banget! Kades Kosambi Timur memilih menolak dana yang dia terima, buat bisa membantu program umrah guru ngaji di desanya. Ia ingin uang itu digunakan untuk berangkat ke Mekah dan Madinah bersama gurunya ngaji, bukan hanya sendirian. Gue rasa ini sangat kerdik, jadi gue yakin gak salah mendukung hal ini ๐Ÿ˜Š๐Ÿ™
 
Mereka memang benar-benar bermakna dengan mengambil keputusan itu ๐Ÿ™. Mereka tidak hanya menolak uang tunjangan kepala desa, tapi juga gaji bulannya. Itu bukti bahwa mereka benar-benar peduli pada umat dan ingin memberikan yang terbaik kepada mereka. Saya sangat menghargai keputusan ini!
 
kaya sih kalau kades Kosambi Timur mau menolak dana bulannya itu... tapi apa yang dia lakukan dengan uangnya? dia menyimpan di ATM anaknya, kalau benar-benar tidak ambil uangnya itu apa keajaiban? dan apa dia bayangkan hasilnya dari berbagi uang tersebut? mungkin dia ingin membuktikan bahwa uang yang diterimanya itu "halal 100 persen" tapi gimana caranya dia bisa yakin itu benar?
 
Gue rasa kasus ini terlalu banyak bikin rasa kesal. Pemkab Kosambi Timur yang jujur ingin menggunakan sebagian gajinya untuk membantu program umrah guru ngaji, tapi masih memilih menolak beberapa keuntungan bulannya, seperti tunjangan kepala desa dan uang gaji juga. Gue rasa kayaknya mereka harus lebih berani dan tidak takut-takuan dari orang lain.

Gue suka banget dengan Hasan Nurdin yang jujur ingin menggunakan dana gajinya untuk kebaikan umat. Tapi, gue rasa pemkab Kosambi Timur juga harus mulai memikirkan tentang masa depan dan bagaimana cara mendapatkan rezeki yang lebih. Mungkin mereka bisa mencari jalan tengah, seperti mengambil uang gaji saja dan menggunakan sebagian untuk program umrah guru ngaji.

Gue rasa ini semua tergantung pada kepercayaan dan nilai-nilai masing-masing orang. Tapi, gue rasa Hasan Nurdin membuat saya merasa bangga dengan kejujuran dan kebaikannya. Saya harap ia bisa mendapatkan rezeki yang lebih dan membantu banyak orang di desanya ๐Ÿ˜Š๐Ÿ’–
 
Aku rasa nih, kalau kita lihat dari sisi lain, dana yang diambil oleh Kades Kosambi Timur itu bukan sekedar dana pribadi, tapi juga sebagai bagian dari gaji resmi mereka sebagai pejabat desa. Jadi, apa salahnya jika mereka mengambil sebagian dari itu untuk membantu umrah guru ngaji? Mungkin mereka ingin berkontribusi atas kemajuan pendidikan di daerah mereka ๐Ÿค”
 
kembali
Top