Catat, Pengendara Sengaja Tutup Pelat Nomor Hindari Tilang ETLE Bakal Tetap Ditilang di Jalan

Pengendara Kendaraan yang Sengaja Menutupi Pelat Nomor Menghindari Tilang ETLE Bakal Ditetapkan

Dalam upaya mengantisipasi pelanggaran kendaraan, pengendara yang sengaja menutupi pelat nomor kendaraannya untuk menghindari tilang elektronik (ETLE) akan tetap ditilang. Menurut Irjen Pol Agus Suryonugroho, Kepala Korps Lalu Lintas Nasional (Korlantas), polisi lalu lintas (polantas) masih memiliki alternatif hukuman yang efektif untuk menghadapi pelanggaran ini.

"Kita tidak bisa menangkap pelat kendaraan yang ditutup, tapi secara manual kita sudah ada. Kita juga memiliki ETLE handheld yang praktis dan tilang manual, walaupun hanya 5 persen," kata Agus Suryonugroho dalam rangka penegakan hukum di Jakarta.

Meskipun penggunaan ETLE telah dikembangkan untuk meningkatkan efisiensi penegakan hukum, Irjen Pol Agus tetap membenarkan bahwa polisi masih harus melindungi cara kerja manual sebagai alternatif. Ia menekankan bahwa penegakan hukum akan terus dijalankan tanpa memandang metode yang digunakan.

Kinerja ETLE selama ini diperdebatkan, namun Irjen Pol Agus tetap menyatakan bahwa polisi akan terus melakukan evaluasi untuk meningkatkan efektivitas penegakan hukum.
 
Gue rasa gini pentingnya penggunaan etle di Indonesia. Kalau kita tidak punya etle, maka polisi harus menggunakan metode lama seperti tilang manual atau bahkan lebih buruk lagi adalah tidak melakukan tilang sama sekali. Tapi gue juga rasa ada yang salah dengan cara ini, karena jadi korban hanya pengguna transportasi umum yang harus menghadapi kesalahan driver. Mungkin saja driver itu bukan hanya nanti punya masalah dengan hukuman tapi mungkin juga memiliki masalah lain yang tidak kita ketahui.

Selain itu, gue rasa perlu ada pendidikan terlebih dahulu tentang pentingnya memakai etle atau mengikuti aturan lalu lintas agar semua orang bisa memahami betapa pentingnya melakukan hal tersebut. Tapi secara umum, gue rasa pemerintah dan polisi sudah benar dalam menetapkan hukuman yang ketat bagi pengendara yang sengaja menutupi pelat nomor kendaraannya.
 
๐Ÿค” itu lagi-lagi sama kayak gini... siapa yang salah sebenarnya? kalau tidak ada kepatuhan, nggak ada etle-nya juga! tapi serius, perlu diingat bahwa kita harus saling menghormati dan mengerti. siapa tahu di masa depan kita bisa temukan solusi yang lebih baik... tapi jangan berpikir bahwa etle itu wajib dipakai aja... ๐Ÿคทโ€โ™‚๏ธ
 
Gak bisa diajak untuk menutupi pelat nomor kendaraan ya! Apalagi kalau itu bikin kerugian bagi masyarakat yang tidak punya uang untuk bayar beban denda. ETLE itu baik juga, tapi seharusnya ada jaminan bahwa polisi itu tidak bubar-bubar aja. Kalau pengendara gak mau dihukum, maka ETLE harus berfungsi dengan benar. Nggak bisa dipungut biaya tambahan lagi!
 
Aku rasa itu gampang banget sih untuk menutupi pelat nomor kendaraan, tapi masih banyak yang lupa buat ngisi pelatnya ๐Ÿ˜‚. Aku suka kalau polwan bisa menggunakan metode manual lagi, karena kayaknya lebih efektif daripada ETLE. Tapi aku juga pengen melihat bagaimana penegakan hukum ini bisa meningkatkan efisiensi dan keamanan di jalan. Semua itu penting buat kita Indonesia ๐Ÿ‡ฎ๐Ÿ‡ฉ.
 
Hmm, aku rasa perlu diingat lagi kesiapan kita saat menandang kendaraan yang salah lalu lintas ya... kalau kita sengaja tutup pelat nomor di sebab ETLE itu belum tentu bekerja dengan baik. tapi apa yang penting adalah kita harus bisa mengantikan metode manual, karena ETLE handheld itu bukan mustahil digunakan secara tidak tepat pula.
 
๐Ÿ”ฅ apa kaya gini? pengendara kayaknya punya opsi lain buat jangan di tilang, tapi malah menutup pelat nomor... makanya hukuman kayaknya harus lebih serius! ๐Ÿšจ ETLE itu masih nggak 100% efektif, tapi kalau polisi tetap melindungi cara kerja manual, apa artinya? ๐Ÿค”
 
Eh nih... kalau pengendara sengaja menutupi pelat nomor kendaranya, itu sama aja dengan mencoba menghindari tilang biasa kan? Maka dari itu, ETLE bakal lebih efisien dalam penegakan hukum. Saya pikir polisi harus lebih fokus pada meningkatkan kesadaran pengendara daripada mencari cara untuk menghindarinya.
 
Pengendara yang sengaja menutupi pelat nomor kendaraannya itu seperti melawan waktu ya๐Ÿ˜‚. Mereka memikirkan bahwa ETLE hanya sekedar teknologi, tapi benar-benar bisa membuat mereka "lepas" dari hukuman tilang. Saya rasa polisi dan pengendara harus berbicara lebih terbuka tentang bagaimana ETLE digunakan di lapangan. Tapi apa sih dengan alternatif manual lagi? Polisinya harusnya lebih efektif daripada itu ๐Ÿค”.
 
Saya pikir ini bisa diatasi dengan membuat pengendara tahu tentang risikonya kalau gak buka pelat nomornya ๐Ÿš—๐Ÿ’ธ. Maksudnya, polisi nggak bisa menangkap pelat yang dibawa, tapi bisa lihat siapa pengendarnya dari dokumen-dokumennya di dalam kendaraan ๐Ÿ“. Tapi, saya pikir ini bisa jadi cara untuk membuat pengendara lebih sadar dan tidak ngeremehkan tilang ETLE ๐Ÿ˜‚.
 
Gue pikir apa yang diusahin korlantas gak ada masalahnya kan? Orang tahu kalau ETLE udah ada, jadi kenapa sengaja menutupi pelat nomor? Gue pikir pengendara itu gak sabar dulu aja ๐Ÿคฃ. Tapi, sebenarnya korlantas udah bawa alternatif tilang manual, kayaknya sudah cukup ya ๐Ÿ™…โ€โ™‚๏ธ. Yang penting adalah polisi udah siap untuk melindungi cara kerja manual itu, jadi gak perlu khawatir. Gue juga penasaran dengan kinerja ETLE, apa benar-benar 5 persen efisien? Gue harap korlantas bisa melakukan evaluasi yang lebih baik lagi ๐Ÿ˜Š
 
Makanya gini lagi beli-beli teknologi... siapa yang bilang ETLE lebih efektif dari manual? Nah, sekarang kalau pengendara ingin 'ngelamun' tilang, kita harus terus melindungi cara kerja manualnya. Kalau kita terlalu bergantung pada teknologi, maka apa yang akan dilakukan ketika system ETLE kaput?

Saya ingat dulu masih bisa menggunakan manual saja, tapi sekarang harus menggunakan teknologi itu juga... siapa tahu nanti teknologi itu menjadi kotor, kemudian kita harus mulih ke manual. Dan ini terus berlanjut...
 
Aku pikir ini penting banget, harusnya semua orang tahu bahwa ETLE tidak boleh digunakan dengan tujuan untuk melanggar hukum. Kita harus ingat bahwa polisi lalu lintas ada untuk menjaga keselamatan jalan, bukan hanya sekedar untuk mengumpulkan dana. Aku setuju dengan Irjen Pol Agus yang mengatakan bahwa polisi masih perlu menggunakan cara kerja manual sebagai alternatif.
 
iya aji... kalau jadi pengguna etle sebelumnya mungkin udah tahu kalau ada pengendara yang sengaja menutupi pelat nomor mobil dan lalu terang-terangan oleh polisi, maka mereka akan di tilang dengan kebijakan ini... tapi kalau ETLE tidak efektif lagi, maka pasti harus ada alternatif ya... misalnya seperti sistem jaringan CCTV di seluruh kota yang bisa menangkap gambar pelat kendaraan yang sedang bergerak, sehingga pihak polisi bisa menangkap pelaku yang melakukan kesalahan parkir atau melakukan kesalahan lainya...
 
Aku pikir makasih kerja sama antara teknologi dan manual. ETLE itu pasti bantu untuk mempercepat proses tilang, tapi gak bisa menutupi kesalahan pengendara yang jujur. Maka dari itu, polisi harus juga tetap melindungi cara kerja manual agar tidak ada pelanggaran yang dilalai karena kurangnya pengetahuan atau kesalahan teknologi ๐Ÿค”.
 
Hei temen-temen, aku rasa ini kayaknya solusi yang harus kita buat dari dulu aja, yakinin ETLE bisa membuat pengendara lebih waspada dan tidak mencoba menutupi pelat nomor lagi ๐Ÿคฆโ€โ™‚๏ธ. Tapi, aku juga paham kalau polisi masih harus melindungi cara kerja manual, karena tidak semua kasus bisa diatasi dengan teknologi. Yang penting, kita harus terus meningkatkan efektivitas penegakan hukum dan membuat sistem yang lebih baik untuk masyarakat. Aku harap ini bisa menjadi awal dari perubahan yang positif, bukan hanya penambahan teknologi yang tidak berfungsinya ๐Ÿš—๐Ÿ’ป.
 
Saya pikir kalau ada pencegahan tilang ETLE yang baik, penggunaan ETLE handheld itu akan lebih efektif. Tapi, perlu diingat kalau polisi harus tetap bisa melindungi cara kerja manualnya. Sementara ini, saya masih ragu apakah kinerja ETLE benar-benar meningkat atau tidak.
 
Hahaha, ini masih jadi masalah... siapa yang tidak kenal dengan cara-cara konyol pengemudi untuk menghindari ETLE? Nah, sepertinya pihak kepolisian pun sudah setuju bahwa ETLE tidak akan bisa menangkap semua pelat kendaraan yang ditutup. Tapi apa yang penting adalah ada alternatif manual yang bisa digunakan, seperti tilang manual atau bahkan polantas yang melakukan pengecekan secara langsung.

Saya pikir ini bisa menjadi kesempatan untuk meningkatkan efektivitas penegakan hukum dan membuat sistem ETLE lebih baik lagi. Mungkin mereka bisa menambah fitur-fitur baru pada ETLE handheld sehingga bisa mendeteksi pelat yang ditutup dengan lebih efektif. Yang penting adalah pihak kepolisian terus melakukan evaluasi dan penyesuaian untuk meningkatkan kinerja penegakan hukum. ๐Ÿš—๐Ÿ’ก
 
Aku pikir ini salah pilihan... kalau mau melindungi cara kerja manual itu bagaimana lagi nanti kita bisa nggak terlambat? ETLE sudah ada sejak lama, tapi masih banyak yang tidak percaya dan ingin mencoba cara lain... aku rasa polisi harus lebih pintar dalam mengatasi masalah ini ๐Ÿ˜.
 
Wah keren banget aja sistem ETLE handheld yang polisi milikin! ๐Ÿคฃ Jadi bisa tilang orang yang bosen ngebawa pelat nomornya, dan gak perlu khusus nempel di mobil. Tapi, aku rasa kalau ini masih bisa jadi ide untuk penelitian, siapa tahu metode manual gini itu bisa jadi lebih efektif lagi kalau ditambahin teknologi lainnya... misalnya aja, sistem deteksi jarak dan waktu yang akurat, atau bahkan AI yang bisa membantu polisi mendeteksi pelanggaran. Kalau diadopsi ke ETLE handheld ini, aksi tilang gak akan pernah ketinggalan! ๐Ÿšจ๐Ÿ’ป
 
kembali
Top