Bupati Klaten Serap Aspirasi Warga dalam Sambung Rasa di Jambu Kidul

Bupati Klaten Serap Aspirasi Warga di Jambu Kidul, Tak Ada Pemutusan Waktu

Kegiatan Sambung Rasa yang dihadiri Bupati Klaten dan jajarannya bertujuan untuk mendengarkan aspirasi warga dan menyalurkan bantuan. Namun, banyak yang berpendapat bahwa kegiatan ini hanya sekedar ritual dan tidak ada hasilnya.

Bupati Klaten, Hamenang Wajar Ismoyo, mengatakan bahwa Sambung Rasa adalah upaya nyata pemerintah untuk hadir lebih dekat dengan masyarakat. Melalui kegiatan ini, pemerintah tidak hanya mendengarkan aspirasi tetapi juga menyalurkan bantuan dan menghadirkan pelayanan publik secara langsung.

Kepala Desa Jambu Kidul, Tri Handaya, meminta dukungan perbaikan talud di area embung serta penyelesaian sertifikat tanah kas desa yang ditempati warga. Ia juga mengakui bahwa gedung serbaguna desa yang ada saat ini hanya mampu menampung sekitar 350 orang, sementara kantor desa masih mengalami kebocoran saat hujan.

Terkait aspirasi tersebut, Bupati Klaten menyatakan bahwa akan ditindaklanjuti. Untuk urusan pertanahan nanti akan dibantu oleh Dispermasdes, sementara untuk rehab bangunan akan dilakukan secara bertahap. Insyaallah akan diwujudkan satu per satu.

Saat ini, banyak warga yang masih meragukan kehadiran Bupati dan jajarannya dalam menyambut aspirasi mereka. Mereka khawatir bahwa kegiatan Sambung Rasa hanya sekedar ritual dan tidak ada hasilnya.
 
Gue pikir kalau pemerintah hanya menghabiskan uang untuk acara-acara seperti Sambung Rasa ini, tapi gak ada hasilnya, apa kegunaannya? Gue rasa warga Jambu Kidul lebih butuh bantuan nyata daripada sekedar ritual. Kalau ingin mendengar aspirasi masyarakat, gak perlu acara-acara seperti ini, cukup aja dengerin langsung dari warga, deh! 🤔
 
Gue curhat, siapa nih yang nyesel itu? Kegiatan Sambung Rasa cuma gak ada hasilnya, tapi warga masih rasa nyangsen. Bupati ngomong banyak, tapi apa nanti caranya? Warga Jambu Kidul udah ngetatkan kalau kantor desa punya masalah kebocoran banget saat hujan, tapi gue tak nyesalin lihat ada solusi apa pun.

Kemudian, siapa yang nentuin kalau Dispermasdes bakal membantu urusan pertanahan? Gue butuh sumber nih, bukan cuma ngomong-omong. Warga Jambu Kidul udah banyak yang penasaran, tapi gue tak melihat ada jawaban yang jelas.
 
Gue pikir gini, kalau pemerintah mau serius mendengarkan warga, sebaiknya nggak buat ritual aja. Nah, malah Bupati Klaten bilang Sambung Rasa adalah upaya nyata pemerintah untuk hadir lebih dekat dengan masyarakat... gimana sih, kan?

Gue yakin kalau banyak warga Jambu Kidul yang meragukan kehadiran Bupati dan jajarannya. Mereka khawatir karena tidak ada hasilnya. Nah, malah Bupati bilang akan ditindaklanjuti... tapi siapa aja yang percaya?

Gue rasa pemerintah harus lebih serius dalam menyampaikan kegiatan-kegiatan mereka. Nggak bisa hanya bilang-bilang aja tanpa hasilnya. Sambung Rasa jadi ritual, kan?
 
🤔 kalau asumsi aku ada saran, aku bilang kegiatan ini lebih seperti 'cerita' daripada sesuatu yang sebenarnya dijalankan. misalnya saja, kalau warga sudah berbagi aspirasi-nya, kenapa hasilnya tidak langsung muncul? 🤷‍♂️
 
Gue pikir apa sih tujuan dari Sambung Rasa ya? Kalau nggak ada konsep yang jelas, mungkin aja cuma ritual aja ya. Mau ga bakalan diwujudkan sesuatu yang nyata dari aspirasi warga? Gue masih ragu-ragu kayaknya. Tapi, kalau Bupati benar-benar mau mendengarkan dan memberikan bantuan, mungkin sih ada harapan yang positif... 🤔💬 [Klik disini](https://www.klaten.go.id/) untuk melihat rencana Sambung Rasa 2025!
 
Kalau suka denger, aku punya pendapatku nih... Jambu Kidul ini memang butuh banyak perbaikan, deh. Tapi apa yang aku takutin adalah kalau kegiatan ini hanya jalan tembak aja. Aku lihat Bupati dan jajarannya udah bawa bantuan, tapi apakah tadi-tadi itu sudah terkena warga? Karena aku sendiri punya adik di Jambu Kidul, dia sedang sengaja cari sertifikat tanah kas desa. Tapi kalau mau tahu kebenarannya, aku bisa kirimkan foto kenapa embung itu masih basah hingga bulan ini...
 
Dulu banget kabar gembira kalau pemerintah datang kesana, tapi sekarang warga masih ragu-ragu apakah bakanya, ya? Aku pikir Bupati Klaten serius ingin dengar pendapat warga dan mau ambil tindakan. Tapi aku juga paham warga yang khawatir, kalau Sambung Rasa hanya ritual tanpa hasilnya, itu bukan jalan keluarnya. Aku harap pemerintah bisa segera menyelesaikan masalah yang dihadapi desa Jambu Kidul, seperti perbaikan talud dan sertifikat tanah. Mungkin kalau pemerintah mau berkomitmen lebih serius, warga akan percaya dan merasa bahwa kehadiran Bupati adalah sesuatu yang berarti 😊🤞
 
Gue penasaran sih, apa kepastian di balik kehadiran bapak-bapak pejabat yang luas-luas meminta dana? Gue pikir jadinya ritual aja, tapi kemudian apa sih yang terjadi dengan uang itu? Dibagikan saja? Tapi kalau ada hasil, maka apa? Gue ingin tahu sih, siapa nanti yang akan mendapatkan manfaatnya? Kalau tidak ada hasil, maka apa yang harus gue lakukan lagi?
 
Gak percaya banget aja sama kegiatan Sambug Rasa ini. Aku pikir itu cuma ritual ya, tanpa hasil yang sebenarnya. Bupati Klaten jadi banyak bicara tapi nggak ada yang diubah. Warga Jambu Kidul itu pun masih bisa melihat gedung serbaguna desa yang ketinggalan zaman itu masih ada, dan kantor desa yang bocor saat hujan. Apalagi kalau nanti Dispermasdes cuma ngasih bantuan pertanahan aja, tapi apa itu buat warga desa ini? Aku pikir perlu disiplin, bukan sekedar bicara-bicara. 🤔
 
Aku pikir pemerintah benar-benar serius dalam mencoba mendengarkan aspirasi masyarakat, tapi aku juga penasaran kenapa banyak warga masih ragu-ragu. Banyak yang mengatakan ritual aja, tapi apa salahnya jika pemerintah mau mencoba? Aku pikir jadi penting buat kita bisa memberi umpan balik positif dan konstruktif ya, jadi pemerintah tidak bingung harus berbuat apa.
 
Aspirasi warga Jambu Kidul udah dihadapkan, tapi kapan hasilnya? Kegiatan ini cuma sekedar ritual aja, nggak ada hasilnya. Bupati Wajar Ismoyo punya niat yang baik, tapi kenyataannya kalian udah lama menunggu. Warga Jambu Kidul udah mulai kecewa. Sementara itu, Dispermasdes juga ikut campur, apa yang nggak ada disini?
 
aku rasa pemerintah klaten harus lebih transparan, nggak bisa berlaku biar2 aja, jangan cuma ngedakin aspirasi saja, tapi nyata-nyata buat perubahan. di area embung itu gini, banyak banjir, dan warga masih harus mengeluarkan uang sendiri untuk memperbaikinya, tapi nggak ada yang dilakukan. gimana lagi sertifikat tanah kas desa, belum punya hasilnya. aku rasa pemerintah harus lebih teliti, jangan cuma seremoni aja, tapi buat perubahan nyata.
 
Maksudnya apa sih kegiatan Sambug Rasa itu? Membayar lipit warga tapi gak ada hasilnya, ya? Bupati Wajar Ismoyo bilang bahwa ini upaya nyata pemerintah untuk dekat dengan masyarakat, tapi gimana caranya? Kita lihat hasilnya dulu! Tapi, apa sih yang dibawa oleh Bupati dan jajarannya itu? Jadi-jadian aja ritual, gak ada tindakan nyata. Dan kalau mau perbaiki desa, kapan kan? Mereka bilang akan ditindaklanjuti, tapi bagaimana?
 
Gue rasa aspek rehabilitasi infrastruktur di desa Jambu Kidul perlu diperhatikan lebih serius. Bupati Klaten sudah berjanji akan ditindaklanjuti, tapi apa tadi kalau masih nggak ada hasilnya? Gue rasa harusnya ada langkah-langkah yang lebih spesifik dari pemerintah tentang bagaimana penyelesaian sertifikat tanah dan perbaikan talud itu. Karena, kalau gue tidak salah, banyak warga yang masih sangat meragukan kehadiran Bupati dan jajarannya. Gue harap bisa melihat ada perubahan nyata dari pemerintah
 
Pagi ya... Kegiatan Sambung Rasa yang diadakan di Jambu Kidul ini mirip seperti perayaan Idul Fitri, tapi bukan karena ada potong-potong atau hadiah, tapi hanya sekedar ritual aja... Bupati dan jajarannya datang, mendengarkan aspirasi warga, lalu kembali ke kantor. Apa itu nyata? Kalau nggak ada hasilnya, apa yang dibawa oleh pemerintah ini? Seperti perayaan tahun baru, tapi tidak ada kegiatan belanja atau makan di restoran... Sama-sama, kalau ingin perbaiki talud dan sertifikat tanah, warga harus sabar menunggu...
 
aku rasa bikin ngiler banget aja sama aspek rehabilitasi desa di Jambu Kidul 😊 tapi apa sih dengan sertifikat tanah kas desa yang belum terpecahkan? mau dibilang masalah lagi aja, kayaknya disepakati bersama, jadi kantor desa tidak lagi mengalami kebocoran saat hujan dan warga bisa nyaman banget ya 🤞
 
Pada akhirnya siapa yang bilang kalau bukanya ritual aja? Mungkin aja karena pengumuman bantuan dan apa-apa itu dihubungkan dengan waktu tertentu. Aku pikir kalau pemerintah nanti harus lebih teliti dalam mempublikasikan kegiatan-kegiatan yang mereka lakukan, dan juga harus ada jadwal yang jelas. Kalau bukanya ritual aja, maka ada hasilnya siapa? Aku suka formatnya yang rapi sekali, tapi kalau isinya gak terstruktur, aku jadi bingung.
 
Gue pikir apa keuntungan dari Sambung Rasa kayaknya? Gue punya teman di Magelang, dia punya mobil bekas tapi masih bisa jalan. Maksud gue adalah, apakah kita harus menunggu sampai pemerintah mengajukan proyek baru atau kita harus mulai dari sini sendiri? Kenapa kita tidak membuat sistem ini sendiri dulu? Nah, mungkin itu hanya anggapan gue aja...
 
Gue paham apa yang diinginkan warga Jambu Kidul, tapi gue masih ragu nih... Kita tunggu apa lagi? 🤔 Jika pemerintah benar-benar ingin mendengarkan aspirasi masyarakat, maka pasti ada hasilnya. Jangan sekedar ritual, aja. 🕊️
 
kembali
Top