Pemerintah Prabowo Subai Fokus pada Kebutuhan Logistik, Mengarahkan Impor Besi Tua untuk Dampak Penyediaan Energi Baru
Jakarta, 15 Februari 2025 - Pada saat ini, pemerintah Indonesia terus menghadapi tekanan dari berbagai sumber untuk mengatasi kesenjangan yang masih ada dalam penyediaan energi baru di negara kita. Sebagai bagian dari upaya untuk mengoptimalkan kebutuhan logistik, pemerintah mencapai keputusan untuk meningkatkan pengelolaan impor besi tua.
Menurut sumber di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), pemerintah akan fokus pada peningkatan efisiensi dalam proses impor besi tua, dengan tujuan untuk mengurangi biaya dan meningkatkan kualitas produk yang diterima. Hal ini diharapkan dapat membantu meningkatkan kemampuan industri logam di Indonesia.
Namun, pernyataan ini tidak disambut gembira oleh sejumlah pakar yang berpendapat bahwa fokus pada impor besi tua hanya akan memperlemah upaya pemerintah dalam mengatasi kesenjangan energi di seluruh nusantara. Mereka menginginkan penekanan lebih pada pengembangan sumber energi baru dan alternatif, seperti panel surya dan biomassa.
"Pemerintah harus menyadari bahwa kesenjangan energi di Indonesia bukan hanya berlaku pada kebutuhan logistik, melainkan juga pada aksesibilitas energi bagi masyarakat di seluruh wilayah," kata Dr. Rina Siregar, Ketua Badan Ekonomi Fiskal Nasional (BEMN).
Sementara itu, pemerintah Prabowo masih fokus untuk meningkatkan ketersediaan energi baru di Indonesia melalui berbagai program dan proyek pengembangan energi. Salah satunya adalah program penyerapan batu bara yang sudah dilakukan beberapa tahun terakhir.
Dengan keputusan ini, pemerintah Prabowo mengakui bahwa upaya meningkatkan efisiensi dalam impor besi tua harus disesuaikan dengan kebutuhan industri dan masyarakat pada umumnya. Namun, masih perlu dipertimbangkan bagaimana peningkatan kebutuhan logistik dapat diimbangi dengan kesadaran akan pentingnya pengembangan energi baru dan alternatif.
Jakarta, 15 Februari 2025 - Pada saat ini, pemerintah Indonesia terus menghadapi tekanan dari berbagai sumber untuk mengatasi kesenjangan yang masih ada dalam penyediaan energi baru di negara kita. Sebagai bagian dari upaya untuk mengoptimalkan kebutuhan logistik, pemerintah mencapai keputusan untuk meningkatkan pengelolaan impor besi tua.
Menurut sumber di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), pemerintah akan fokus pada peningkatan efisiensi dalam proses impor besi tua, dengan tujuan untuk mengurangi biaya dan meningkatkan kualitas produk yang diterima. Hal ini diharapkan dapat membantu meningkatkan kemampuan industri logam di Indonesia.
Namun, pernyataan ini tidak disambut gembira oleh sejumlah pakar yang berpendapat bahwa fokus pada impor besi tua hanya akan memperlemah upaya pemerintah dalam mengatasi kesenjangan energi di seluruh nusantara. Mereka menginginkan penekanan lebih pada pengembangan sumber energi baru dan alternatif, seperti panel surya dan biomassa.
"Pemerintah harus menyadari bahwa kesenjangan energi di Indonesia bukan hanya berlaku pada kebutuhan logistik, melainkan juga pada aksesibilitas energi bagi masyarakat di seluruh wilayah," kata Dr. Rina Siregar, Ketua Badan Ekonomi Fiskal Nasional (BEMN).
Sementara itu, pemerintah Prabowo masih fokus untuk meningkatkan ketersediaan energi baru di Indonesia melalui berbagai program dan proyek pengembangan energi. Salah satunya adalah program penyerapan batu bara yang sudah dilakukan beberapa tahun terakhir.
Dengan keputusan ini, pemerintah Prabowo mengakui bahwa upaya meningkatkan efisiensi dalam impor besi tua harus disesuaikan dengan kebutuhan industri dan masyarakat pada umumnya. Namun, masih perlu dipertimbangkan bagaimana peningkatan kebutuhan logistik dapat diimbangi dengan kesadaran akan pentingnya pengembangan energi baru dan alternatif.