Pertumbuhan kredit perbankan pada kuartal I 2026 diharapkan meningkat 0,5 persen dibanding rata-rata sebelumnya. Proyeksi ini didukung oleh momentum konsumsi yang meningkat selama ramadan dan lebaran, serta pergeseran fokus belanja pemerintah dari infrastruktur ke program yang berdampak langsung pada daya beli masyarakat.
"Ritel sales saat ini sudah mulai November, Desember, dan lebarannya agak dekat ya, Maret pertengahan," kata Banjaran Surya Indrastomo, ekonom Bank Syariah Indonesia. "Jadi, siklus untuk puncak konsumsi ini dalam 2 bulan ke depan."
Pada kuartal satu tahun depan, terdapat beberapa faktor yang mendukung likuiditas, seperti pola siklus keuangan pemerintahan yang baru dimulai sejak Januari dan adanya akumulasi likuiditas dari masyarakat yang menerima gaji dan tunjangan hari raya (THR).
Dunia usaha perlu menggenjot produksi untuk memanfaatkan sumber likuiditas tersebut. Jika pelaku usaha dapat merespons cepat, penyaluran kredit bisa mencatatkan pertumbuhan yang lebih baik dibanding kuartal satu biasanya.
Pergeseran belanja pemerintah diperkirakan akan mendorong permintaan kredit di sektor-sektor spesifik seperti pendidikan dan kesehatan. Sementara sektor konstruksi diperkirakan akan terdampak, meski masih akan tersokong oleh program-program terkait penguatan ekosistem pangan pemerintah.
Secara keseluruhan, Banjaran memproyeksikan pertumbuhan pembiayaan perbankan syariah pada 2026 akan mencapai 11,89 persen, meningkat dari proyeksi akhir 2025 sebesar 10,27 persen. Angka ini lebih tinggi dari proyeksi pertumbuhan kredit perbankan konvensional yang diperkirakan sebesar 10,15 persen.
"Ritel sales saat ini sudah mulai November, Desember, dan lebarannya agak dekat ya, Maret pertengahan," kata Banjaran Surya Indrastomo, ekonom Bank Syariah Indonesia. "Jadi, siklus untuk puncak konsumsi ini dalam 2 bulan ke depan."
Pada kuartal satu tahun depan, terdapat beberapa faktor yang mendukung likuiditas, seperti pola siklus keuangan pemerintahan yang baru dimulai sejak Januari dan adanya akumulasi likuiditas dari masyarakat yang menerima gaji dan tunjangan hari raya (THR).
Dunia usaha perlu menggenjot produksi untuk memanfaatkan sumber likuiditas tersebut. Jika pelaku usaha dapat merespons cepat, penyaluran kredit bisa mencatatkan pertumbuhan yang lebih baik dibanding kuartal satu biasanya.
Pergeseran belanja pemerintah diperkirakan akan mendorong permintaan kredit di sektor-sektor spesifik seperti pendidikan dan kesehatan. Sementara sektor konstruksi diperkirakan akan terdampak, meski masih akan tersokong oleh program-program terkait penguatan ekosistem pangan pemerintah.
Secara keseluruhan, Banjaran memproyeksikan pertumbuhan pembiayaan perbankan syariah pada 2026 akan mencapai 11,89 persen, meningkat dari proyeksi akhir 2025 sebesar 10,27 persen. Angka ini lebih tinggi dari proyeksi pertumbuhan kredit perbankan konvensional yang diperkirakan sebesar 10,15 persen.