Brand Lokal Dikurasi Buat Gantikan Thrifting di Senen-Gedebage

Kementerian UMKM siapkan 1.300 brand lokal untuk menggantikan pedagang pakaian bekas di Senen-Gedebage. Langkah ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pasar dan memberikan alternatif bagi pedagang yang ingin bertransisi ke bisnis yang lebih stabil.

Pemaksaan tidak dilakukan, melainkan fasilitasi yang diberikan kepada pedagang untuk memilih brand-brand lokal yang sesuai dengan model usaha mereka. Pemerintah bertindak sebagai mediator antara pedagang dan produsen lokal yang telah melalui seleksi.

Dengan demikian, transaksi bisnis to bisnis (B2B) langsung dapat dilakukan oleh pedagang dengan pemilik brand. Mereka bisa menjadi reseller atau distributor produk lokal. Pertemuan langsung antara kementerian dan perwakilan pedagang dari Senen-Gedebage telah diselenggarakan untuk membahas kelanjutan program ini.

Harapan Temmy Satya Permana, deputi bidang usaha kecil, adalah agar tidak terjadi penolakan dari para pedagang. Ia percaya bahwa dengan transisi yang stabil, pedagang dapat meningkatkan daya saing dan keuntungan mereka.

Kunci strategi ini adalah proses kurasi yang ketat untuk memilih brand-brand lokal yang cocok dengan model bisnis dan daya beli pasar di Senen-Gedebage. Jangan ada paksanan pada pedagang, melainkan pemahaman yang realistis tentang pangsa pasar mereka dan kebutuhan bisnisnya.
 
Aku rasa ini terlalu berat buat para pedagang nge-ekspos. Mereka harus bisa bertahan apa pun. Apalagi kalau ada brand lokal yang tidak sesuai dengan model usaha mereka. Aku khawatir pedagang akan kehilangan bisnis aslinya. Itu gampang banget untuk terjadi. Coba lihat aja kapan-kapan pedagang mau bertransisi ke bisnis baru.
 
ini gak jelas sih... kementerian mau paksa pedagang pakaian bekas untuk bergabung dengan brand lokal atau apa? kenapa gak bisa dibilang agen-agen yang mau jadi reseller produk lokal itu harus bebas untuk memilih diri sendiri? apa kunci strateginya cuma kurasi aja sih, tapi nggak ada konsultasi yang seimbang dengan kebutuhan dan sumber daya pedagang. juga, bagaimana kalau pedagang tidak mau bergabung? akan disita kan?
 
Gak sabar banget dengar kabar ini 😊. Pedagang-pedagang di Senen-Gedebage seharusnya mendapatkan kesempatan untuk bertahan usaha, bukan justru harus tutup. Kunci di sini adalah tidak paksa pedagang, tapi fasilitasi yang tepat agar mereka bisa bertransisi ke bisnis yang lebih stabil.

Saya harap pemerintah benar-benar memahami kebutuhan pasar di Senen-Gedebage dan brand-brand lokal yang ingin terlibat. Jangan sampai ada pedagang yang tutup usaha hanya karena tidak mau ikut dengan program ini. Kita ingin melihat pedagang-pedagang yang sebenarnya memiliki minat dan kemampuan untuk bertransisi ke bisnis yang lebih baik 💼.
 
ada kepastian kalau program ini berhasil nih 🤞. saya harap pedagang-pedagang di Senen-Gedebage tidak terlalu bingung dengan semua hal ya, karena ini bisa bikin mereka panik 😅. tapi kalau mereka bisa paham strategi yang tepat dan proses kurasi yang ketat, pasti akan lebih baik lagi 🤝. salah satu kunci dari program ini adalah kemampuan pemilihan brand-brand lokal yang sesuai dengan model usaha masing-masing. kalau tidak, bisa jadi pedagang tetap memilih untuk bertransisi ke bisnis lainnya, dan itu juga bisa menjadi hasil yang baik 📈.
 
Apa lagi ini? Kementerian UMKM mau buang pedagang pakaian bekas di Senen-Gedebage untuk jalan-jalan brand lokal 😂. Nah, mungkin sebenarnya cara yang tepat ya, karena kalau tidak ada alternatif bisnis yang stabil, toga pedagang ke bagai 'pamungkas' 🤣. Tapi apa sih kunci strategi ini? Jangan biarkan pedagang ke bagian 'bikin gokil', tapi biarkan mereka 'makan bakar' 🚀💸. Nah, jadi dengan demikian, kalau pedagang tidak mau bertransisi, toh pemerintah kan jadi mediator yang 'bergaya' 🤣.
 
Gue rasa ini salah strategi, sih... Pedagang pakaian bekas di Senen-Gedebage kayak gue ngamati, tidak mau bertransisi ke bisnis lokal sih, karena masih cemas akan kematangan model usaha mereka atau apa? Akan jadi masalah kalau pedagang-pedagang itu ikut tergabung sama Kementerian UMKM... Bayangkan juga kalau model usaha yang dipilih kayak aja konsumen mau beli, sih...
 
Gue pikir gak jarang gue liat toko-toko pakaian bekas di Senen-Gedebage. Mereka sering kali jauh dari teknologi. Tapi, sekarang kementerian UMKM mau bantu mereka dengan memilih brand lokal? Gue rasa ini agak ngaruh, pedagang harus tetap memiliki otonomi ya apa gue mau terus menjual pakaian bekas atau bukan. Kalau dihantam dengan paksaan sih, bisa jadi kaya gede gue, tapi kalau mau dipersilakan, gue rasa lebih suka.
 
aku pikir ini ide yang bagus banget! tapi aku khawatir kalau banyak lagi pedagang yang tidak bisa bertransisi ke bisnis lokal. aku harap pemerintah bisa memberikan dukungan yang cukup agar mereka bisa menyesuaikan diri dengan perubahan ini 😊. aku rasa penting juga kalau ada fasilitas seperti pelatihan dan bantuan keuangan untuk pedagang yang ingin bertransisi, sehingga mereka tidak merasa terjepit 🤔.
 
Gampang saja, kalau mau bertransisi, mereka harus mau beradaptasi dulu. Tapi, aku pikir ini adalah langkah yang bagus untuk menghadapi masalah terbengkalahan dari era digital. Kita harus ingat, banyak pedagang di Senen-Gedebage masih menggunakan cara lama. Mereka tidak terbiasa dengan online dan semua hal yang terkait dengan teknologi.

Aku berharap pemerintah bisa memberikan bantuan yang efektif untuk memperkenalkan mereka ke dunia digital. Dengan demikian, mereka bisa mengadaptasi diri sendiri dan meningkatkan kemampuan bisnis mereka. Jangan terlalu keras pada pedagang-pedagang ini, tapi lebih banyak memberikan peluang bagi mereka untuk berubah. 📈
 
kembali
Top