BPBD Jawa Timur telah menggandeng tiga ponpes terkemuka di wilayah ini untuk menciptakan Pesantren Tangguh Bencana (Pestana) yang dapat menangani bahaya bencana alam secara spiritual dan material. Kegiatan ini dilaksanakan sebagai aksi nyata dari program Pestana yang ditetapkan oleh Gubernur Jatim.
Gempa bumi, banjir, longsor, dan kebakaran merupakan tiga jenis bencana yang paling umum terjadi di daerah pesantren. BPBD Jawa Timur bekerja sama dengan ponpes An-Nur 3 Bululawang, Ponpes Salafiyah Shirothul Fuqoha' Gondanglegi dan Pendidikan Ponpes Islam (PPPI) Al-Hikmah Tumpang untuk menciptakan satuan pendidikan aman bencana (SPAB).
Wakil Ketua Komisi E DPRD Jatim, Hikmah Bafaqih, menekankan bahwa kegiatan SPAB bertujuan meningkatkan kapasitas santri, ustadz dan ustadzah pesantren untuk menghadapi bahaya bencana. Konsepnya ditekankan pada disaster risk reduction atau pengurangan risiko bencana.
Plt. Kabid PK BPBD Jatim, Dadang Iqwandy, juga menekankan bahwa ada tiga pilar utama dalam kegiatan SPAB ini, yaitu fasilitas pendidikan aman bencana, manajemen penanggulangan bencana dan pendidikan pengurangan risiko bencana. Selain itu, pelaksanaan SPAB juga dilakukan assessment terhadap bangunan yang ada di lingkungan pondok pesantren untuk mengidentifikasi hal-hal yang dimungkinkan berisiko menimbulkan bencana.
Dengan demikian, BPBD Jawa Timur berharap dapat meningkatkan capaian Pestana dan mencegah terjadinya bencana alam di daerah pesantren.
Gempa bumi, banjir, longsor, dan kebakaran merupakan tiga jenis bencana yang paling umum terjadi di daerah pesantren. BPBD Jawa Timur bekerja sama dengan ponpes An-Nur 3 Bululawang, Ponpes Salafiyah Shirothul Fuqoha' Gondanglegi dan Pendidikan Ponpes Islam (PPPI) Al-Hikmah Tumpang untuk menciptakan satuan pendidikan aman bencana (SPAB).
Wakil Ketua Komisi E DPRD Jatim, Hikmah Bafaqih, menekankan bahwa kegiatan SPAB bertujuan meningkatkan kapasitas santri, ustadz dan ustadzah pesantren untuk menghadapi bahaya bencana. Konsepnya ditekankan pada disaster risk reduction atau pengurangan risiko bencana.
Plt. Kabid PK BPBD Jatim, Dadang Iqwandy, juga menekankan bahwa ada tiga pilar utama dalam kegiatan SPAB ini, yaitu fasilitas pendidikan aman bencana, manajemen penanggulangan bencana dan pendidikan pengurangan risiko bencana. Selain itu, pelaksanaan SPAB juga dilakukan assessment terhadap bangunan yang ada di lingkungan pondok pesantren untuk mengidentifikasi hal-hal yang dimungkinkan berisiko menimbulkan bencana.
Dengan demikian, BPBD Jawa Timur berharap dapat meningkatkan capaian Pestana dan mencegah terjadinya bencana alam di daerah pesantren.