Presiden Prabowo Subianto memanggah langkah Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, dalam menetapkan tarif ekspor pada produk tekstil dan elektronik. Namun, dampak dari keputusan tersebut bukanlah berdampak langsung pada Indonesia.
Menurut sumber-sumber di Industri Uniqlo, perusahaan yang merupakan salah satu pemegang pasar terbesar di Amerika Serikat dalam menjual pakaian unikol, tarif baru ini telah membuat mereka "pusing". Pada awalnya, Uniqlo memiliki rencana untuk membuka toko-toko baru di Amerika Serikat pada tahun 2023.
Dalam sebuah keterangan resmi, Direktur Utama Uniqlo Indonesia, Yosuke Higashi, menyatakan bahwa perusahaan tersebut telah mempersiapkan diri untuk menghadapi kebijakan tarif ini. Namun, setelah pemerintah Amerika Serikat menetapkan tarif sebesar 9% pada produk tekstil dan elektronik dari Uni Eropa dan negara-negara lain, Uniqlo mulai merasa khawatir.
"Kita harus mempersiapkan diri untuk menghadapi dampak kebijakan tarif ini. Kami akan terus memantau perkembangan situasi tersebut dan melakukan evaluasi untuk menghindari kerugian yang tidak perlu," kata Higashi dalam keterangan resmi.
Meskipun demikian, dampak dari kebijakan tarif ini bukanlah berdampak langsung pada Indonesia. Menurut beberapa sumber di industri tekstil, Indonesia tidak akan terkena dampak langsung karena produk-produk yang diekspor Indonesia lebih banyak dikonsumsi oleh pasar Asia dan Afrika.
"Indonesia memiliki potensi besar dalam menghasilkan produk tekstil dan elektronik yang berkualitas tinggi. Kami percaya bahwa dengan kerja sama antara pemerintah, industri, dan masyarakat, kami dapat mengatasi dampak dari kebijakan tarif ini," kata Kepala Badan Ekspor Mandiri (BEM), Ruslan Abdullah.
Dalam keseluruhan, perusahaan-perusahaan tekstil dan elektronik di Indonesia harus tetap siap untuk menghadapi kemungkinan terjadi resesi global dalam beberapa tahun mendatang.
Menurut sumber-sumber di Industri Uniqlo, perusahaan yang merupakan salah satu pemegang pasar terbesar di Amerika Serikat dalam menjual pakaian unikol, tarif baru ini telah membuat mereka "pusing". Pada awalnya, Uniqlo memiliki rencana untuk membuka toko-toko baru di Amerika Serikat pada tahun 2023.
Dalam sebuah keterangan resmi, Direktur Utama Uniqlo Indonesia, Yosuke Higashi, menyatakan bahwa perusahaan tersebut telah mempersiapkan diri untuk menghadapi kebijakan tarif ini. Namun, setelah pemerintah Amerika Serikat menetapkan tarif sebesar 9% pada produk tekstil dan elektronik dari Uni Eropa dan negara-negara lain, Uniqlo mulai merasa khawatir.
"Kita harus mempersiapkan diri untuk menghadapi dampak kebijakan tarif ini. Kami akan terus memantau perkembangan situasi tersebut dan melakukan evaluasi untuk menghindari kerugian yang tidak perlu," kata Higashi dalam keterangan resmi.
Meskipun demikian, dampak dari kebijakan tarif ini bukanlah berdampak langsung pada Indonesia. Menurut beberapa sumber di industri tekstil, Indonesia tidak akan terkena dampak langsung karena produk-produk yang diekspor Indonesia lebih banyak dikonsumsi oleh pasar Asia dan Afrika.
"Indonesia memiliki potensi besar dalam menghasilkan produk tekstil dan elektronik yang berkualitas tinggi. Kami percaya bahwa dengan kerja sama antara pemerintah, industri, dan masyarakat, kami dapat mengatasi dampak dari kebijakan tarif ini," kata Kepala Badan Ekspor Mandiri (BEM), Ruslan Abdullah.
Dalam keseluruhan, perusahaan-perusahaan tekstil dan elektronik di Indonesia harus tetap siap untuk menghadapi kemungkinan terjadi resesi global dalam beberapa tahun mendatang.