Informasi menyesatkan tentang narkotika yang mengatakan bahwa narkotika dapat meningkatkan tenaga kerja, ternyata hanya beredar di kalangan pekerja di daerah Pasaman Barat. Diketahui oleh Badan Narkotika Nasional Kabupaten (BNNK) Pasaman Barat, Sumatera Barat, bahwa informasi tersebut salah dan menyesatkan.
Menurut Kepala BNNK Pasaman Barat, Rangga Noverio, narkotika justru merusak tubuh dan otak, serta dapat menyebabkan gangguan jiwa. Hal ini tidak hanya berdampak pada individu yang mengonsumsinya, tetapi juga terhadap keluarga dan masyarakat.
Penyebab tingginya penyalahgunaan narkotika di Pasaman Barat adalah adanya informasi keliru dari bandar narkoba kepada pekerja tentang kelebihan narkotika. Hal ini diperparah dengan potensi sumber daya alam Pasaman Barat yang kaya, sehingga banyak tenaga kerja di sektor seperti perkebunan kelapa sawit, nelayan, pertambangan, dan pekerjaan kasar lainnya.
Masyarakat Pasaman Barat juga merupakan daerah dengan masyarakat yang majemuk, terdiri dari berbagai etnis. Hal ini membuat mereka lebih terbuka terhadap perkembangan baru, termasuk informasi menyesatkan tentang narkotika.
Untuk mengatasi masalah ini, BNNK Pasaman Barat meningkatkan pembinaan, pemberdayaan, dan sosialisasi bahaya narkotika di tengah masyarakat. Mereka juga membentuk relawan anti narkotika dan menjalankan program ketahanan keluarga di nagari (desa) bersih narkoba.
Dalam hal penindakan, BNNK bekerjasama dengan BNN Provinsi Sumatera Barat untuk mengurangi penyalahgunaan narkotika. Baru-baru ini, terjadi penangkapan di tiga wilayah yaitu Pasaman Barat, Agam, dan Pasaman dengan barang bukti berupa 800 kilogram ganja kering.
Menurut Rangga Noverio, informasi menyesatkan tentang narkotika harus ditekan agar tidak beredar di kalangan masyarakat. Oleh karena itu, BNNK Pasaman Barat akan terus melakukan upaya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dan mengatasi masalah penyalahgunaan narkotika di daerah ini.
Menurut Kepala BNNK Pasaman Barat, Rangga Noverio, narkotika justru merusak tubuh dan otak, serta dapat menyebabkan gangguan jiwa. Hal ini tidak hanya berdampak pada individu yang mengonsumsinya, tetapi juga terhadap keluarga dan masyarakat.
Penyebab tingginya penyalahgunaan narkotika di Pasaman Barat adalah adanya informasi keliru dari bandar narkoba kepada pekerja tentang kelebihan narkotika. Hal ini diperparah dengan potensi sumber daya alam Pasaman Barat yang kaya, sehingga banyak tenaga kerja di sektor seperti perkebunan kelapa sawit, nelayan, pertambangan, dan pekerjaan kasar lainnya.
Masyarakat Pasaman Barat juga merupakan daerah dengan masyarakat yang majemuk, terdiri dari berbagai etnis. Hal ini membuat mereka lebih terbuka terhadap perkembangan baru, termasuk informasi menyesatkan tentang narkotika.
Untuk mengatasi masalah ini, BNNK Pasaman Barat meningkatkan pembinaan, pemberdayaan, dan sosialisasi bahaya narkotika di tengah masyarakat. Mereka juga membentuk relawan anti narkotika dan menjalankan program ketahanan keluarga di nagari (desa) bersih narkoba.
Dalam hal penindakan, BNNK bekerjasama dengan BNN Provinsi Sumatera Barat untuk mengurangi penyalahgunaan narkotika. Baru-baru ini, terjadi penangkapan di tiga wilayah yaitu Pasaman Barat, Agam, dan Pasaman dengan barang bukti berupa 800 kilogram ganja kering.
Menurut Rangga Noverio, informasi menyesatkan tentang narkotika harus ditekan agar tidak beredar di kalangan masyarakat. Oleh karena itu, BNNK Pasaman Barat akan terus melakukan upaya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dan mengatasi masalah penyalahgunaan narkotika di daerah ini.