Bank Indonesia bakal meluncurkan instrumen operasi moneter baru yang terkait dengan mata uang Yuan Tiongkok dan Yen Jepang. Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, Destry Damayanti, menyatakan bahwa penerbitan instrumen ini bertujuan untuk meningkatkan stabilitas nilai tukar rupiah dan memperdalam pasar valas di dalam negeri.
Menurut Destry, Bank Indonesia akan membuka instrumen operasi moneter dengan menggunakan mata uang Yuan atau Renminbi China (RMB) serta Yen Jepang. Keanekadian, penerbitan instrumen ini didorong oleh permintaan masyarakat terhadap dua mata uang tersebut yang meningkat akibat kerja sama efektif antara Tiongkok dan Jepang dengan Indonesia melalui penggunaan mata uang lokal.
Dengan demikian, Bank Indonesia berharap transaksi valas dapat meningkat, seperti transaksi Indonesia-RMB yang telah menunjukkan peningkatan. Namun, Destry juga menyatakan bahwa perbankan masih menghadapi kesulitan dalam mendapatkan pasokan mata uang Yuan dan Yen di pasar lokal.
Untuk mengatasi hal tersebut, Bank Indonesia akan meluncurkan instrumen baru dengan menggunakan mata uang RMB yang dapat digunakan secara langsung di pasar. Dengan demikian, Bank Indonesia berharap transaksi valas dapat lebih mudah dan stabil, serta meningkatkan kekuatan mata uang rupiah dalam perdagangan internasional.
Menurut Destry, Bank Indonesia akan membuka instrumen operasi moneter dengan menggunakan mata uang Yuan atau Renminbi China (RMB) serta Yen Jepang. Keanekadian, penerbitan instrumen ini didorong oleh permintaan masyarakat terhadap dua mata uang tersebut yang meningkat akibat kerja sama efektif antara Tiongkok dan Jepang dengan Indonesia melalui penggunaan mata uang lokal.
Dengan demikian, Bank Indonesia berharap transaksi valas dapat meningkat, seperti transaksi Indonesia-RMB yang telah menunjukkan peningkatan. Namun, Destry juga menyatakan bahwa perbankan masih menghadapi kesulitan dalam mendapatkan pasokan mata uang Yuan dan Yen di pasar lokal.
Untuk mengatasi hal tersebut, Bank Indonesia akan meluncurkan instrumen baru dengan menggunakan mata uang RMB yang dapat digunakan secara langsung di pasar. Dengan demikian, Bank Indonesia berharap transaksi valas dapat lebih mudah dan stabil, serta meningkatkan kekuatan mata uang rupiah dalam perdagangan internasional.