Selama 8 hari, program Makan Bergizi Gratis (MBG) menghadapi keracunan massal yang menargetkan lebih dari 100 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di seluruh Indonesia. Keracunan tersebut menyebabkan 80 ribu siswa sekolah dan para guru terkena dampak, hingga beberapa kali harus digantung ke daftar pengguna.
Kepala Badan Gizi Nasional, Dadan Hindayana, mengatakan bahwa BGN telah menutup 106 unit SPPG karena tidak memenuhi standar operasional. Pihaknya juga melibatkan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI dalam menerima data kasus keracunan MBG yang akan dapat dinikmati oleh masyarakat secara langsung di situs web resmi BGN.
Pada awalnya, program ini dirancang untuk 82,9 juta anak sekolah dan keluarga kecil yang memerlukan perawatan gizi. Namun, hal ini tergantung pada kondisi gangguan sistem pengiriman makanan, seperti gangguan udara.
Menurut data BGN, kasus keracunan MBG saat ini telah menargetkan 8 ribu kasus, yang merupakan persentase kecil dari total porsi makanan yang sudah dibagikan.
Kepala Badan Gizi Nasional, Dadan Hindayana, mengatakan bahwa BGN telah menutup 106 unit SPPG karena tidak memenuhi standar operasional. Pihaknya juga melibatkan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI dalam menerima data kasus keracunan MBG yang akan dapat dinikmati oleh masyarakat secara langsung di situs web resmi BGN.
Pada awalnya, program ini dirancang untuk 82,9 juta anak sekolah dan keluarga kecil yang memerlukan perawatan gizi. Namun, hal ini tergantung pada kondisi gangguan sistem pengiriman makanan, seperti gangguan udara.
Menurut data BGN, kasus keracunan MBG saat ini telah menargetkan 8 ribu kasus, yang merupakan persentase kecil dari total porsi makanan yang sudah dibagikan.