Venezuela Membangun Pasukan Baru untuk Menghadapi Amerika Serikat
Presiden Nicolas Maduro mengumumkan bahwa Venezuela telah melantik sekitar 5.600 tentara baru dalam upacara pelantikan di Fuerte Tiuna, kompleks militer terbesar di Caracas, sebagai tanggapan atas peningkatan tekanan militer dari Amerika Serikat.
Presiden Maduro menegaskan bahwa langkah AS merupakan upaya untuk menggulingkan pemerintahannya dan merebut cadangan minyak Venezuela. Dia juga menekankan bahwa Venezuela tidak akan membiarkan invasi oleh kekuatan imperialis.
Sementara itu, Kolonel Gabriel Alejandro Rendon Vilchez, kepala pasukan militer Venezuela, menegaskan bahwa mereka siap menghadapi setiap upaya AS untuk menggulingkan pemerintah Maduro. Dia juga menekankan bahwa pasukan Venezuela memiliki kemampuan untuk melindungi negara dari ancaman luar.
Venezuela telah mendapat dukungan terbuka dari dua kekuatan besar dunia, China dan Rusia, terhadap Presiden Nicolas Maduro. Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi juga menyatakan sikap mendukung Venezuela, mengkritik AS atas "pendekatan intimidatif" terhadap Caracas.
Sementara itu, Amerika Serikat telah melancarkan serangan mematikan terhadap sedikitnya 22 kapal, menewaskan 83 orang. AS juga menuduh Presiden Maduro terlibat dalam "Kartel Matahari," yang bulan lalu ditetapkan sebagai organisasi teroris.
Dalam konteks ini, ada kemungkinan bahwa Venezuela akan meningkatkan kekuatan militernya untuk menghadapi tekanan dari Amerika Serikat. Namun, apakah langkah ini dapat membantu pemerintah Maduro dalam menghadapi ancaman AS masih menjadi pertanyaan.
Presiden Nicolas Maduro mengumumkan bahwa Venezuela telah melantik sekitar 5.600 tentara baru dalam upacara pelantikan di Fuerte Tiuna, kompleks militer terbesar di Caracas, sebagai tanggapan atas peningkatan tekanan militer dari Amerika Serikat.
Presiden Maduro menegaskan bahwa langkah AS merupakan upaya untuk menggulingkan pemerintahannya dan merebut cadangan minyak Venezuela. Dia juga menekankan bahwa Venezuela tidak akan membiarkan invasi oleh kekuatan imperialis.
Sementara itu, Kolonel Gabriel Alejandro Rendon Vilchez, kepala pasukan militer Venezuela, menegaskan bahwa mereka siap menghadapi setiap upaya AS untuk menggulingkan pemerintah Maduro. Dia juga menekankan bahwa pasukan Venezuela memiliki kemampuan untuk melindungi negara dari ancaman luar.
Venezuela telah mendapat dukungan terbuka dari dua kekuatan besar dunia, China dan Rusia, terhadap Presiden Nicolas Maduro. Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi juga menyatakan sikap mendukung Venezuela, mengkritik AS atas "pendekatan intimidatif" terhadap Caracas.
Sementara itu, Amerika Serikat telah melancarkan serangan mematikan terhadap sedikitnya 22 kapal, menewaskan 83 orang. AS juga menuduh Presiden Maduro terlibat dalam "Kartel Matahari," yang bulan lalu ditetapkan sebagai organisasi teroris.
Dalam konteks ini, ada kemungkinan bahwa Venezuela akan meningkatkan kekuatan militernya untuk menghadapi tekanan dari Amerika Serikat. Namun, apakah langkah ini dapat membantu pemerintah Maduro dalam menghadapi ancaman AS masih menjadi pertanyaan.