Berapa Anggaran dan Budget MBG per Porsi? Ini Aturannya

Anggaran program Makan Bergizi Gratis (MBG) per porsi tiap harinya, mengapa biaya bahan baku dan operasional dihitung menggunakan "At Cost" dengan harga pasar setempat? Menurut Keputusan Kepala Badan Gizi Nasional RI Nomor 244 Tahun 2025, program kegiatan MBG ini dilaksanakan menggunakan dana APBN Tahun Anggaran 2025 dengan mata anggaran sebagai bantuan pemerintah. Kemudian, alokasinya adalah berupa paket bantuan MBG yang dialokasikan melalui DIPA BGN TA 2025 dengan besaran bantuan rata-rata sebesar Rp15.000 per hari untuk setiap penerima manfaat.
 
Kalo mau ngerti kalau program Makan Bergizi Gratis ini bagus atau tidak, biaya bahan bakunya harus dihitung jelas aja. Mengapa menggunakan harga pasar setempat aja? Kalau benar-benar ingin membantu masyarakat, biaya tersebut harus dihitung sesuai dengan jumlah konsumsi yang diharapkan, bukan berdasarkan pasar. Nah, kalau dihitung itu lewat harga pasar, maka program ini bisa terus berjalan tanpa masalah. Misalnya, biaya bahan bakunya Rp5000 per porsi, tapi dianggap harganya Rp2000 karena pasar, itu artinya program ini kehilangan banyak uang. Saya rasa biar program ini lancar, biayanya harus jelas dan sesuai dengan konsumsi yang diharapkan, bukan berdasarkan harga pasar.
 
Maksudnya, kalau mau memberi makanan bergizi gratis nanti harus bayar aja biaya bahan2nya? Apa sih itu logika? Kalo ini program bantuan, bukan jual beli kan? Misalnya aku punya anak kecil, aku already capek dengan harga makanan yang mahal di pasar. Nanti biar dia bisa mendapatkan makanan bergizi gratis, harus bayar apa lagi biaya bahan2nya? Makasih pemerintah sudah buat program ini, tapi rasanya ada kesalahpahaman ya?
 
Bisa kayaknya program Makan Bergizi Gratis ini lebih efisien kalau dihitung biaya bahan baku dan operasional dengan harga pasar, gampang banget ngerasa rugi kalau kalo dihitung "At Cost". Saya rasa ada kesalahan di dalam nomor keputusan itu. Kalau mau maksimalin program ini, biar kala kerja sama dengan lembaga swasta atau apa aja yang bisa bikin keuntungan dan biayanya bisa masuk ke dana APBN. Saya rasa itu bisa bikin keberlanjutan program ini jadi lebih baik.
 
Aku pikir kalau biaya bahan baku dan operasional dihitung menggunakan "At Cost" itu bikin bingung, apa artinya pemerintah tahu biaya yang sebenarnya? Kita lihat harga pasar setempat di daerah kami bisa berbeda-beda, tergantung dengan sumbernya. Misalnya kalau toko bahan makanan itu mau membantu program MBG, tentu harga yang ditawarkan akan lebih murah dari pasaran 😊. Aku rasa harus ada transparansi lagi, jangan cuma dulu-tahu aja biaya sebenarnya, tapi juga harus ada konfirmasi dari sumbernya dan kemudian biaya itu disesuaikan dengan harga pasar setempat. Kita harus jujur dengan diri sendiri dan masyarakat, biar bisa yakin program MBG ini benar-benar membantu masyarakat yang membutuhkannya 🤔
 
Pernah pikir, apa salahnya jika program Makan Bergizi Gratis kita ini diawasi lebih ketat? Kita tahu program ini dibuat untuk membantu orang miskin, tapi bagaimana caranya diimplementasikan kalau kita belum tentu paham kebutuhan yang ada di lapangan. "At Cost" itu kan tidak masuk akal, jadi kira-kira berapa biaya bahan bakunya? Kalau paket bantuan hanya Rp15.000 per hari, itu gimana caranya nanti jika diimplementasikan secara nyata? Mungkin perlu ada evaluasi terlebih dahulu untuk mengetahui kebutuhan sebenarnya yang dimaksudkan dengan program ini 💡
 
ini cerita mbg apa aja? biaya bahan bakunya kapan aja dihitung? apa sih yang dibicarakan di keputusan itu, kalau pakai harga pasar sama dengan at cost, gak adanya rugi atau laba sih? seharusnya biayanya ada diatas pasar untuk bisa menambahin dana bGN, tapi berapa aspek operational dan bahan bakunya nanti dihitung? diharapkan kebijakan ini bisa maksimal menguntungkan program MBG di masa depan 🤔
 
mbg program ini gak jelas sih, makanan gratis itu sih untuk kesehati, tapi apa tujuannya keluarga diharuskan menerima Rp15k saja? biaya bahan bakunya gak masuk akal sih, kalau sebenarnya biayanya lebih mahal, maka kenapa ada "At Cost" sih? 🤔
 
Aku paham nggak sih kenapa biaya dihitung apa-apa, tapi aku pikir salah satu pilihan yang lebih baik adalah menggunakan harga pasar pasar biasa. Aku rasa "At Cost" ini terlalu banyak membantu keuntungan badan-badan yang bekerja sama dengannya, aku khawatir program MBG ini jadi hanya membantu mereka aja, bukan orang yang benar-benar membutuhkannya 🤔.
 
Aku pikir biaya "At Cost" memang salah. Apa artinya aku harus membayar harga pasar yang tinggi itu? Biar nanti aku bisa makan dengan lebih murah, kayaknya gak ada artinya nih. Dan lagi, jika program ini benar-benar gratis, kenapa ada paket bantuan yang ditetapkan? Aku pikir sebaiknya biaya operasional dan bahan bakunya ditambahkan ke dalam biaya penerima manfaat, jadi siapa yang mengurus MBG nih yang harus membayarnya.
 
Aku pikir aku harus bertanya, apa sih maksudnya kalau biaya bahan baku dan operasional dihitung dengan harga pasar setempat? Kalau itu artinya, program Makan Bergizi Gratis ini akan kehilangan banyak biaya jika dihitung dengan benar. Aku bayangkan, kalau aku membuka rumah makan sederhana, aku tidak bisa mengatur harga sesuai dengan pasar karena biayanya sudah termasuk bahan baku dan operasional yang mahal. Tapi kayaknya ini program penting banget untuk anak-anak miskin yang perlu makan bergizi gratis harian. Aku rasa ada cara lain untuk mengurangi biaya, seperti mencari supplier dengan harga lebih murah atau mencari donasi dari organisasi-organisasi yang mau membantu. Aku juga berharap pemerintah bisa memberikan informasi yang lebih jelas tentang bagaimana program ini dijalankan dan siapa saja yang mendapatkan bantuan.
 
Wow, aku pikir ini cara yang tidak biasa banget nggak? Menghitung biaya bahan baku dan operasional menggunakan harga pasar setempat kayaknya bisa jadi tidak adem sih. Mau diapa bahan baku mahal atau keterbatasan stok? Kenapa gak menghitungnya normal aja seperti halnya kegiatan lainnya?
 
Aku kira kalau biaya operasional dan bahan bakunya dihitung lebih realistis jika pakai "Pass On Cost" gini, kan? Kalau "At Cost" kayaknya sama aja dengan mengalokasikan uang yang baru saja diterima dari APBN ya... Kita lihat banyak program ini yang selalu berjalan lancar tapi di baliknya ada perbedaan yang besar antara biaya operasional dan apa aja yang dibawa ke wajah masyarakat.
 
Saya pikir ini kalau program Makan Bergizi Gratis (MBG) itu jadi lebih efisien banget, karena biaya bahan baku dan operasional dihitung dengan harga pasar setempat... Makanya kalau kita hitung dengan harga jual pasaran aja, kita bakal kehilangan banyak dana ya. Saya rasa pemerintah RI itu udh berusaha keras untuk membantu masyarakat, tapi kayaknya kita perlu cari cara agar program ini bisa lebih efisien dan efektif. Kita juga harus mempertimbangkan kalau ada program lain yang bisa membantu makanan bergizi gratis...
 
Aku jadi curiga, apa sih tujuan program ini? Mau buat semua orang Indonesia bisa makan bergizi gratis ya? Tapi biayanya begitu mahal... aku rasa harus dihitung cost per serve ya, kalo dihitung at-cost, biar kita tahu bagaimana efisiennya aja. Dan apa sih maksud dengar "mata anggaran" seperti itu? Maksudnya gak ada kelebihan untuk siapa-siapa? Aku rasa perlu dibicarakan kembali deh...
 
Kira-kira aja apa arti kalau program Makan Bergizi Gratis dihitung menggunakan "At Cost" nih? Makanya kalau harga bahan-bahan dan operasional sudah terjangkau, berarti biaya itu sama aja dengan apa yang dibayar oleh pemerintah. Jadi, gimana kalau kalau ada yang mau bikin program MBG ini lebih efisien atau murah? Mungkin bisa cari jaminan dari supplier atau aja kontrak dengan pabrik untuk mendapatkan harga terbaik? Tapi siapa tahu, program ini udah ada sejak lama, mungkin ada alasan yang lebih baik di balik keputusan itu... 🤔
 
aku pikir biaya itu terlalu rendah banget, kayaknya ada potensi penipuan 🤑. kalau benar-benar mau membantu masyarakat, giliran kita harus memastikan bahwa program ini tidak hanya memberi keuntungan pada pihak yang salah. di mana nanti sumber daya itu? aku rasa perlu ada ketepatan lebih besar dalam pengelolaan anggaran ini 🤔.
 
kembali
Top